Nats Alkitab:
“Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” (Lukas 2:12)
Sejak saya tinggal di Manado saat berumur 12 tahun, saya merasa bahwa Natal itu identik dengan sinterklas, padahal sebelumnya, saat orangtua bertugas di kota lain, tidak ada fenomena “sinterklas” yang membawa hadiah buat anak-anak.
Namun sekarang, rasa heran yang sangat muncul dalam hati karena mendengar bahwa fenomena pawai sinterklas di kota yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Kristen, ternyata terus ada dan bahkan semakin subur.
Keheranan ini didasarkan pada pemikiran bahwa seharusnya orang-orang yang percaya dan mengerti arti Natal yang sebenarnya, tidak akan mengotori dan membiarkan berbagai macam atribut yang bukan makna natal sebenarnya mewarnai perayaan Natal.
Yang makin mengherankan adalah mengapa para pendeta, pastor ataupun gembala serta rohaniwan di Manado mengijinkan setiap tahun adanya “sinterklas-sinterklas” ini yang berkeliling ke kampung-kampung, desa dan kota bahkan di gereja-gereja sambil membawa hadiah untuk anak-anak. Bukankah hal ini sudah melenceng jauh dari iman yang benar?
Alasan apapun jangan ditoleransi untuk melestarikan budaya semacam ini. Tidak ada sinterklas, tidak ada rusa-rusa kutub yang terbang, tidak ada pit hitam, tidak ada kurcaci, semuanya itu adalah cerita dongeng yang tidak ada hubungannya dengan Natal.
Natal bukan sinterklas. Natal adalah Yesus yang telah lahir bagi semua umat manusia.
Mari kita sadari tentang makna Natal yang benar.
Natal adalah kelahiran Yesus Kristus. Allah menjadi manusia karena kasihNya kepada kita semua.
Amin!