Kepuasan Hati

Nats Alkitab:
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. (Pengkhotbah 5:10)
Seorang penjual makanan berbincang dengan saya tatkala saya sedang menunggu anak-anak keluar sekolah.
Ia mengatakan tentang ketidakpuasan manusia terhadap kondisi kehidupan yang dijalani. Setiap orang cenderung ingin menjadi lebih baik dalam ekonomi dan berbagai aspek kehidupannya. Dan perasaan tidak puas muncul terhadap keadaan yang sedang dijalani.
Ketidakpuasan ini membuat seseorang terus mengejar keinginannya dan mengupayakan untuk memenuhi apa yang ia impikan. 
Meskipun hanya seorang penjual makanan tapi ia mempunyai suatu pemikiran yang bijaksana terhadap kondisi kehidupannya saat ini. Ada sebuah kalimat yang diucapkannya yang sangat menggugah hati saya yaitu: “Hanya orang mati yang tidak mencari kepuasan, karena sudah mati.”
Pernyataan ini adalah benar adanya. Orang yang sudah mati tidak akan lagi mencari kepuasan dunia sebab ia sudah mati.
Itulah sebabnya rasul Paulus berkata bahwa hidupku ini bukannya aku lagi. Mengapa? Sebab Paulus yang dulu telah mati dan kehidupannya kini berfokus kepada Kristus. Bahkan ia berkata bahwa segala sesuatu yang dulu adalah sampah, dan sekarang ia telah memiliki harta yang sangat berharga di dalam Yesus Kristus.  Kepuasan Paulus terletak pada Kristus.
Kepada sang penjual makanan saya katakan agar bersabar dan bersyukur atas apa yang ada dan ia pun mengiyakannya.
Nats Alkitab di atas mengungkapkan keadaan tidak puas terus menerus apabila manusia mencintai uang dan kekayaan. Pencarian dan bertambahnya uang dan harta tidak akan dapat memenuhi kepuasan batin manusia.
Kepuasan hati kita hanya akan terpenuhi oleh Tuhan Yesus Kristus di dalam hati yang selalu haus dan lapar akan kebenaran.

Leave a Reply