Nats Alkitab:
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)
Seorang senator yang terpandang dan disegani karena hikmat, pengetahuan dan kebijaksanaannya, ditanyai tentang darimana ia dapat memperoleh semuanya itu tanpa melalui pendidikan di universitas. “Dimanakah dia belajar selama ini?” Demikian pertanyaan banyak orang.
Jawabannya sangat sederhana dan “to the point”. Ia berkata: “Sejak umur 18 tahun, saya menetapkan hati untuk meluangkan waktu saya selama 2 jam sehari untuk membaca buku-buku yang baik dan bermanfaat, majalah, puisi, dan Alkitab.”
Lalu ia melanjutkan, “cobalah apa yang saya lakukan dan kamu akan menjadi orang yang berpendidikan.”
Alkitab bukanlah buku yang biasa tetapi sebuah “buku ajaib” yang berisi hikmat dan pengetahuan yang dari Allah. Bila kita tekun membacanya maka pikiran dan hati kita akan dipenuhi dengan hikmat sorgawi.
Bila kita membaca Alkitab setiap hari selama kurang lebih 15 menit saja maka dalam setahun kita dapat menyelesaikan pembacaan seluruh isi Alkitab.
Bila saudara rindu untuk memiliki hikmat, pengetahuan dan kebijaksanaan dalam kehidupan ini, bacalah Alkitab setiap hari dan renungkanlah itu siang dan malam. Tuhan memberkati.
Tutsy Roll
Nats Alkitab:
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. (Efesus 3:20)
Suatu ketika, dalam peperangan melawan musuh, pasukan Amerika telah mulai kehabisan amunisi dan bila terus dalam keadaan itu mereka tidak dapat melawan musuh. Para pasukan juga telah menderita kelelahan karena kehabisan makanan. Namun, di garis depan melawan musuh, amunisilah yang utama diperlukan.
Sang komandan menghubungi pusat komando dan meminta agar dikirimkan “Tutsy Roll”, yang sebenarnya adalah sebuah kode yang berarti meminta pasokan amunisi dan persenjataan untuk pasukan.
Beberapa waktu kemudian, pesawat-pesawat terbang di atas mereka dan menjatuhkan “Tutsy Roll” yang diminta. Para pasukan mengambil dan membuka paket-paket “Tutsy Roll” tersebut namun setelah terbuka mereka semua kaget dan heran karena yang dikirimkan bukanlah amunisi dan persenjataan melainkan permen coklat Tutsy Roll. Bagaimana bisa pusat komando tidak memahami kode yang telah disepakati bersama itu?
Daripada mubazir, permen coklat itu dibagi-bagi kepada para pasukan, dan karena mereka juga memang lelah dan lapar, mereka memakan permen coklat itu dengan lahap hingga mereka memiliki energi baru bagi tubuh mereka. Dalam keadaan kenyang karena Tutsy Roll, mereka maju menyerang dan berhasil mengalahkan musuh.
Kisah diatas mempunyai makna yang mirip dengan perjalanan hidup kita dalam Tuhan. Kadangkala kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi yang Dia berikan berbeda dari yang kita minta. Sebenarnya perbedaan ini terjadi bukan karena Allah tidak mengerti permintaan kita, tetapi justru Allah maha mengetahui dan lebih mengerti apa yang kita butuhkan. Itu sebabnya, terkadang yang Tuhan berikan berbeda dari permohonan doa kita, berbeda dari harapan kita. Terkadang nampaknya Tuhan memberikan melampaui harapan kita, namun terkadang Tuhan memberikan tidak seperti yang kita harapkan, tapi jawabannya pasti jauh lebih banyak yang dari kita minta dan doakan. “Jauh lebih banyak” mengandung makna yang begitu dalam. Percayalah bahwa di dalam semua jawaban-Nya, ada maksud dan tujuan Allah yang baik dan sempurna bagi kita.
Bersyukurlah untuk setiap jawaban doa, bersyukurlah untuk setiap pemberian-Nya, karena semuanya itu pasti yang terbaik bagi kita. Amin.
Siap Sedia Selalu
Nats Alkitab:
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Tuhan memberikan berbagai karunia pelayanan dalam jemaat. Semua karunia tersebut haruslah dipakai untuk membangun diri sendiri dan jemaat. Pelayanan yang benar adalah pelayanan yang meninggikan dan memuliakan nama Tuhan serta membangun sesama.
Kita dapat melihat bagaimana karunia-karunia tersebut dipakai dalam kegiatan ibadah di gereja. Ada yang memimpin pujian, ada yang memberi kesaksian disertai perkataan hikmat, ada yang berkhotbah dengan pengajaran yang alkitabiah dan kuasa serta ada yang berdoa dengan penuh roh. Kesemuanya itu dipakai bersama untuk kemuliaan nama Tuhan.
Semasa kecil, saya sering mendengar adanya prinsip “5 Siap” di gereja yang berlaku untuk segenap pelayan dan jemaat Tuhan. “5 Siap” yang dimaksud adalah : Siap Berkhotbah, Siap Memimpin Pujian, Siap Bersaksi, Siap Berdoa dan yang terakhir adalah Siap Untuk Tidak Diberi Tugas.
Dari keseluruhan “5 Siap” ini, ada makna yang mendalam dari bagian siap yang terakhir. Banyak orang yang tidak mau ditunjuk untuk berdoa, bersaksi, memimpin pujian dan bahkan berkhotbah, karena tidak siap. Tapi ada juga orang-orang yang tidak siap untuk tidak diberi tugas pelayanan. Jadi, kalau tidak diberi tugas pelayanan maka akan merasa kesal atau kecewa.
Pernah ada kejadian dimana seorang pemain musik gereja marah kepada pemusik lainnya karena bukan dia yang diberi tugas bermain musik hari itu. Karena marah, ia menunjukkan sikap bermusuhan kepada pemain musik yang melayani. Hal ini janganlah terjadi dalam kehidupan pelayanan kita. Dari nats ayat di atas kita memahami bahwa semua pelayanan itu untuk memuliakan nama Tuhan, bukan diri sendiri.
Kita harus siap sedia melayani Tuhan dan juga siap untuk duduk mendengar. Seperti Maria yang mengambil bagian terbaik, ia duduk di dekat kaki Yesus dan mendengar firman-Nya. Marta memang melakukan hal yang baik, yaitu menyiapkan makanan, ia melayani, namun yang terbaik adalah berdiam diri di kaki Tuhan. (Lukas 10:38-42)
Bila kita tidak diberi tugas pelayanan di gereja atau di tempat pelayanan lainnya, maka ingatlah bahwa semua pelayanan itu untuk kemuliaan Tuhan dan ingatlah akan Maria yang telah memilih yang terbaik yakni berdiam dan mendengarkan firman Tuhan.
Penduduk Suriah Mencari Yesus
Nats Alkitab:
Kabar tentang Yesus itu tersebar di seluruh negeri Siria, sehingga banyak orang datang kepada-Nya. Mereka membawa orang-orang yang menderita segala macam penyakit dan kesusahan. Orang-orang yang kemasukan roh jahat, yang sakit ayan, dan yang lumpuh, semuanya disembuhkan oleh Yesus. (Matius 4:24)
Dalam pelayanan-Nya yang penuh mujizat, Tuhan Yesus selalu dicari orang yang datang dari berbagai tempat. Kehadiran Yesus mengandung arti yang sangat besar bagi setiap orang.
Dalam nats di atas, kita dapat membaca betapa kabar berita tentang Yesus mencapai ke seluruh negeri Siria dan orang-orang dari sana datang mencari Yesus lalu mereka membawa semua orang yang mengalami masalah baik itu sakit penyakit, kerasukan setan maupun yang mengalami kesusahan dan mereka semua disembuhkan Tuhan Yesus.
Sekarang ini daerah Siria atau Suriah sedang mengalami gejolak perang, yakni perang antara pemberontak dengan pemerintah, dan juga perang antara pemerintah dengan ISIS. Kekacauan yang terjadi di Suriah saat ini telah memberatkan kehidupan para penduduk sipil, orang lanjut usia, wanita dan anak-anak. Bahkan semakin kacau dengan kehadiran ISIS yang mengklaim sebagai sebuah negara baru.
Kita prihatin dengan keadaan Suriah saat ini, namun bila kita membaca nats di atas, kita mengerti bahwa dahulu Suriah pernah mengalami lawatan Tuhan. Maka hal itu tidak mustahil kembali terjadi saat ini.
Penduduk Suriah memerlukan Tuhan Yesus. Mereka sudah letih dan berbeban berat secara fisik, jiwa dan roh. Mereka perlu Tuhan Yesus.
Marilah kita berdoa agar terjadi lawatan Tuhan buat semua orang di Suriah, bahkan termasuk kelompok ISIS kita doakan agar mereka dilawat Tuhan dan Roh Kudus bekerja di dalam hati mereka sehingga mereka datang kepada Tuhan Yesus.
Berdoalah juga untuk Irak dan negara-negara di sekitarnya. Berdoalah untuk Timur Tengah agar lawatan Tuhan secara besar-besaran terjadi lagi sehingga terjadi bukan hanya gelombang kebangunan rohani yang besar tetapi tsunami kebangunan rohani di seluruh tanah Arab. Karena mereka juga dikasihi Tuhan.
Mari berdoa, berdoa dan berdoa untuk bangsa-bangsa di Timur Tengah!
Ibu Yang Rindu Anaknya
Nats Alkitab:
“Hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 19:19)
Seorang ibu yang baik akan memelihara dan menjaga anaknya sejak lahir hingga dewasa. Keterikatan antara ibu dengan anaknya akan sangat kuat karena pertama, anaknya itu adalah darah dagingnya sendiri dan kedua, karena jalinan batin yang bertumbuh semakin kuat dari sang ibu kepada anaknya. Hal ini menyebabkan seorang ibu akan selalu merasa anaknya masih harus dilayani meskipun sudah dewasa dan berkeluarga. Umumnya ibu mempunyai kerinduan untuk dekat dengan anaknya. Hal ini juga berlaku untuk sebagian besar ayah.
Suatu kali saya berkesempatan ikut pelayanan di sebuah panti werdha atau panti jompo. Selesai acara, saya melihat seorang ibu penghuni panti jompo itu yang berdiri dengan gelisah di dekat pintu masuk panti.
Saya sempat berbincang dengannya dan mendapat informasi dari petugas panti bahwa ibu ini beberapa kali mencoba untuk lari dari panti karena alasan ingin bertemu dengan anaknya.
Tidak seperti penghuni panti lainnya, ibu ini sebenarnya masih dapat dikatakan sehat karena dapat berjalan tanpa tongkat dan beraktivitas secara normal. Tapi mengapa anaknya memasukkan sang ibu ke panti werdha belum dapat diketahui penyebabnya. Padahal menitipkan ibunya ke panti perlu biaya cukup besar yang harus dibayarkan olehnya setiap bulan.
Namun, yang pasti, secara alamiah, seorang ibu pastilah ingin dekat dengan anaknya meskipun ia sudah sangat tua dan tidak dapat berjalan. Keinginan seorang ibu untuk dekat dengan anaknya seharusnya diresponi dengan sikap menghormati, melayani, dan mengasihi oleh anak kepada ibunya maupun ayahnya.
Sedari kecil kita sudah dibesarkan oleh ibu kita, dilayani dengan baik, dibesarkan dengan penuh pengorbanan, tanpa menuntut apa-apa, baiklah di masa tua mereka kita membalas kebaikan ibu kita dengan melayani dan mengasihinya. Kasih Kristus akan memampukan kita untuk melayani dan mengasihi orangtua kita di masa tua mereka. Jangan biarkan mereka sendirian dalam kesepian, namun berikanlah waktu dan perhatian kita buat mereka.
Hormatilah ayah dan ibu kita. Inilah perintah Tuhan untuk kita lakukan bagi mereka yang telah menyayangi kita. Amin.
Tahan Uji
Nats Alkitab:
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Timotius 4:7)
Pasukan Khusus SAS (Special Air Service) merupakan salah satu unit dari tentara Britania Raya, yang telah menjadi model populer bagi pasukan khusus berbagai negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh kualitas dan ketahanan dari prajurit SAS yang begitu luar biasa dalam berbagai hal.
Dari seluruh kandidat yang melamar untuk bergabung, hanya 10% yang berhasil lolos, karena beratnya latihan dan tantangan yang harus ditempuh oleh setiap calon prajurit dalam proses perekrutan. Banyak dari calon prajurit yang mati pada saat proses seleksi karena beratnya ujian yang dihadapi.
Beberapa ujian yang harus ditempuh oleh seorang calon prajurit SAS diantaranya adalah uji ketahanan fisik, dimana mereka harus mampu bertahan di tengah cuaca dingin yang ekstrim. Selain itu, mereka harus menghadapi ujian bertahan hidup, ujian mental, ujian keberanian, ujian perang, ujian terjun ekstrim dan berbagai ujian sulit lainnya.
Salah satu hal yang menarik adalah ujian menghadapi ancaman. Jika mereka tertangkap oleh musuh, mereka tidak boleh membuka rahasia meskipun diancam untuk dibunuh dan mereka harus siap mati demi tugas.
Alkitab menyebut kita sebagai prajurit Kristus, dan dalam kehidupan ini, kita pun menghadapi berbagai ujian iman. Ada 5 macam ujian ketahanan iman yang Tuhan ijinkan bagi kita prajurit-Nya yaitu, ujian penderitaan, ujian ancaman, ujian kemustahilan, ujian godaan, dan ujian waktu.
Alkitab memberikan contoh teladan dari pribadi-pribadi yang layak kita ikuti. Ayub bertahan dalam iman meskipun menderita. Sadrakh, Mesakh dan Abednego bertahan dalam iman meskipun diancam dibakar hidup-hidup. Musa bertahan dalam iman meskipun begitu banyak kemustahilan dalam perjalanan memimpin bangsa Israel. Yusuf bertahan dalam iman meskipun godaan hawa nafsu begitu masif. Dan rasul Paulus bertahan dalam iman hingga akhir hayatnya, sehingga ia berkata: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Saudara yang dikasihi Tuhan, marilah kita menjadi prajurit Kristus yang memiliki iman sejati dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
(Dari Renungan Harian Nilai Kehidupan, “Ujian Pasukan SAS”, oleh : Ps. Billy Tambahani)
Belajar Mencukupkan Diri
Nats Alkitab:
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (Filipi 4:11)
Seorang pemuda bernama Faisol dari Sumenep, Madura, Jawa Timur, belajar ilmu hipnotis selama 15 tahun untuk dipakai melakukan kejahatan. Ia memperdayai penjaga toko emas dan mengambil 6 kg emas batangan. Selanjutnya, ia menjual satu batang emas dan kemudian dipakai untuk membeli mobil baru dan memenuhi kebutuhan lainnya. Namun, Faisol tak bisa lama menikmati hasil curiannya. Ia akhirnya ditangkap oleh polisi dan diancam hukuman penjara maksimal selama 7 tahun.
Banyak orang yang ingin belajar hipnotis karena terdorong niat melakukan kejahatan terhadap orang lain. Faisol adalah salah satunya. Ia belajar selama 15 tahun hanya untuk mencuri dan kemudian dihukum.
Bila kita merenungkan kisah Faisol, kita dapat memperoleh suatu pelajaran berharga, betapa ia telah menyia-nyiakan waktu yang begitu lama yakni 15 tahun hanya untuk memenuhi keinginan-keinginannya saja. Padahal, ia dapat belajar banyak hal yang dapat menjadi bekal masa depannya. Asalkan ada kemauan pasti ada jalan. Seringkali masalahnya bukan karena tidak bisa, tetapi karena tidak mau.
Keinginan duniawi dapat menyebabkan seseorang terpicu untuk melakukan kejahatan. Hati yang tidak pernah merasa puas akan terus menuntut untuk dipenuhi. Itu sebabnya, ketika menemui “jalan buntu”, maka “jalan pintas” lah yang diambil, padahal jalan itu menuju kebinasaan.
Ayat firman Tuhan hari ini berisi sesuatu yang sangat berharga bagi kita. Disebutkan di dalam ayat ini: “aku telah belajar mencukupkan diri di dalam segala keadaan.” Rasul Paulus dalam kehidupannya melakukan pelayanan yang penuh komitmen kepada Tuhan, namun bukan tanpa rintangan dan halangan, tetapi penuh pergumulan dan ujian yang harus ia hadapi. Rasul Paulus mengalami saat-saat kekurangan, dan saat-saat penderitaan. Akan tetapi, hal yang luar biasa dari Paulus adalah ia belajar mencukupkan diri di dalam segala keadaan.
Dalam Alkitab terjemahan “New International”, ayat ini berbunyi demikian: “Aku telah belajar untuk merasa puas.” Rahasia kepuasan hati adalah menyadari bahwa dalam keadaan yang sekarang ini, Allah telah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk tetap berkemenangan di dalam Kristus (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hal. 1984). Kita tidak akan pernah merasa puas selama kita tidak pernah mencapai kesadaran ini. Kita perlu selalu bersandar kepada Yesus Kristus dan menantikan pertolongan-Nya. Kita harus belajar taat dan setia dalam berbagai keadaan, serta belajar untuk selalu mengucap syukur dalam keadaan apapun.
Secara manusiawi, terkadang penderitaan atau kesulitan itu membuat diri kita terasa tidak mampu menghadapi, tetapi disinilah letak dan kunci kemenangan orang percaya, bila mau belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan: Tuhan akan memberikan kemampuan untuk menghadapi semua. Dalam ayat yang ke-13 disebutkan: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia, yang memberi kekuatan kepadaku.”
Saudara akan tetap kuat, saudara akan mampu, saudara akan meraih kemenangan bila saudara belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan, karena Tuhan Yesus memberikan kemampuan bagi saudara dan bagi kita semuanya yang mau belajar mencukupkan diri. Haleluya!
Perlindungan Bapa
Nats Alkitab:
Aku akan melindungi dan memberkatimu. (Kejadian 26:3a – Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini)
Menjadi seorang ayah dari empat orang anak membuat saya semakin mengerti bagaimana sebenarnya hati Bapa Sorgawi terhadap anak-anak-Nya yang ada di dalam dunia ini.
Kerinduan hati seorang ayah adalah agar anaknya dapat hidup selalu berbahagia, berkecukupan dan tidak kekurangan serta berada dalam keadaan yang aman.
Konsep tentang Allah Bapa yang mengasihi merupakan konsep yang Alkitabiah dan benar. Sebagian orang berpendapat bahwa Allah menghendaki umat-Nya hidup dalam penderitaan. Hal ini tidaklah sesuai dengan kebenaran firman Allah. Sifat Allah yang maha kasih tak dapat membiarkan ciptaan-Nya itu dalam kesusahan.
Fakta adanya penderitaan yang dialami umat Tuhan seharusnya tidak mengubah konsep pemikiran kita tentang Allah Bapa yang maha baik. Tentu ada maksud dan rencana Allah dalam semua yang terjadi dalam kehidupan kita.
Kehadiran Tuhan Yesus memberi gambaran tentang sifat dan kehendak Allah bagi manusia. Ia membebaskan yang terbelenggu oleh setan, menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang sudah mati, mengampuni orang berdosa, memberikan kesempatan dan kemurahan untuk bertobat, memberikan kabar baik kepada yang miskin dan menderita, memperhatikan kebutuhan jasmani manusia (memberi makanan kepada 5000 orang dan 4000 orang), dan selalu menunjukkan belas kasihan. Betapa Allah Bapa mengasihi kita tercermin dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus.
Nats Alkitab di atas berbicara tentang janji Allah kepada Abraham dan keturunannya. Tuhan berjanji untuk melindungi dan memberkati Abraham. Janji ini telah sampai kepada kita oleh karya Tuhan Yesus Kristus di atas salib. Sebab kita ini adalah keturunan-keturunan Abraham, bukan secara daging tetapi karena perjanjian. Kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus telah menjadi anak-anak Perjanjian yang mewarisi Janji Allah Bapa kepada Abraham.
Inilah Bapa Sorgawi kita yang maha baik, yang berkata: “Aku akan melindungi dan memberkatimu.”
Kita semua dilindungi dan diberkati oleh Bapa sorgawi. Amin. Syukur kepada Tuhan.
Perubahan Menuju Kesempurnaan
Nats Alkitab:
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (2 Korintus 4:16)
Ayat diatas menyebutkan tentang perubahan yang dialami oleh tubuh jasmani (lahiriah) dan tubuh rohani (batiniah). Perubahan yang terjadi pada kedua objek tersebut berbeda. Pada yang lahiriah terjadi kemerosotan, yakni tubuh jasmani makin tua makin lemah, tambah kisut dan keriput namun sebaliknya pada yang batiniah justru terjadi pembaharuan, semakin lama semakin indah dan cemerlang di dalam Tuhan.
Perubahan pada batiniah seseorang dapat dilihat dari cara berpikir, sikap dan tindakannya dalam kehidupan. Semakin hari ia memiliki kecenderungan untuk semakin menyenangkan hati Tuhan yaitu hidup sesuai dengan kehendak-Nya yang baik dan sempurna.
Sebuah tulisan dari seseorang ingin saya bagikan disini bertema “Lain Dulu Lain Sekarang”, yang isinya sebagai berikut:
LAIN DULU LAIN SEKARANG= PERUBAHAN HIDUPKU
Dulu aku kagum pada manusia yang cerdas, kaya, berhasil dalam karir, hebat dalam dunianya. Sekarang aku memilih lebih kagum pada orang yang hebat di mata Tuhan sekalipun penampilannya biasa dan bersahaja.
Dulu aku berpikir membahagiakan orang tua kalau aku berhasil dengan duniaku. Ternyata yang membuat mereka bahagia adalah sikap perhatian tingkah laku dan sapaanku kepada mereka.
Dulu aku marah kalau harga diriku dijatuhkan atau orang lain berlaku kasar menggunjing dan menyakitiku. Sekarang aku memilih untuk bersyukur karena akan ada kasih dari mereka kalau aku mampu bersabar dan memaafkan mereka.
Dulu aku mengejar dunia dan menumpuk harta sebisaku. Sekarang aku memilih untuk bersyukur dengan apa yang kupunyai dan memikirkan bagaimana aku bisa melakukan lebih banyak kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain.
Dulu aku fokus pada rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku melihat teman-teman dan saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-Nya.
Sekarang pusat pikiran dan rencana-rencanaku pada mempersiapkan diri agar aku siap jika suatu saat aku dipanggil oleh-Nya.
Tidak ada yang menjamin aku bisa menghirup nafas besok.
Kalau hari ini dan besok aku masih bisa hidup itu semata-mata anugerah Tuhan. Mari Kita SALING Mengasihi dan CINTA DAMAI. (Anonim)
Tulisan diatas mengingatkan tentang apa sebenarnya fokus hidup kita yang utama, yaitu berfokus kepada Tuhan Yesus Kristus.
Marilah kita dalam hidup ini memperhatikan yang kekal. Roh Kudus akan memampukan kita dan membaharui batiniah kita dari sehari ke sehari asalkan kita mau tunduk dan berserah kepada pimpinan-Nya. Amin.
Tuhan Peduli Kebutuhan Manusia
Nats Alkitab:
Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: “Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (1 Raja-raja 19:5-8)
Sungguh merupakan suatu hal yang sangat mencengangkan, ketika kita membaca nats Alkitab di atas. Mengapa? Sebab bayangan serta konsep pemikiran tentang Allah yang hanya peduli dengan kehidupan rohani sungguh terbantahkan. Rupanya, Allah tidak hanya peduli kepada rohani kita, tetapi Dia juga peduli kepada jasmani kita. Allah yang mencipta kita sangat mengerti bahwa tubuh jasmani kita ini membutuhkan asupan makanan untuk energi tubuh.
Elia dalam kelelahannya berbaring dan tidur di bawah pohon arar. Rencana Allah bagi Elia waktu itu adalah agar ia pergi ke gunung Horeb. Namun, nabi Elia sangat kelelahan setelah berjalan seharian di padang gurun untuk menghindari kejaran Izebel yang hendak membunuhnya.
Tuhan mengirimkan seorang malaikat untuk melayani Elia dengan memberikan makanan dan minuman yang diperlukan tubuhnya. Dan setelah makan dan minum, Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya menuju ke gunung Horeb.
Saudara yang dikasihi Tuhan, dari pembacaan ayat di atas, kita dapat mengerti bahwa Allah sangat peduli dengan kebutuhan tubuh jasmani kita. Kita perlu makanan dan minuman supaya jasmani ini tetap hidup, dan Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan itu. Beberapa hal dapat kita pelajari dari kisah ini adalah:
1. Tuhan sangat mengerti dan mempedulikan kebutuhan kita.
Di padang gurun, Tuhan menyediakan makanan buat Elia, hambanya itu. Padang gurun berarti keadaan dan situasi yang sulit sebab udaranya panas dan tidak ada air, hanya beberapa titik sumber air yang ada dan mencarinya sangat sulit. Dalam hidup kita sekarang ini, kita dapat menaruh percaya kepada Tuhan yang mengasihi kita. Dia peduli kepada kita. Di tengah situasi sulit yang melanda kehidupan kita, percayalah bahwa penyediaan dari Allah itu akan nyata sebab Dia tidak akan membiarkan ciptaan-Nya menderita kelaparan dan kesusahan.
2. Jika Allah begitu peduli kepada jasmani kita, maka seharusnya kita juga menjaga tubuh jasmani kita untuk mengerjakan tugas pelayanan.
Seringkali sebagai orang beriman, kita mengabaikan kebutuhan tubuh jasmani ini. Kita tidak makan, menahan lapar, padahal ada makanan, dengan asumsi kehidupan yang rohani itu lebih mengutamakan makanan rohani. Hal ini tidak benar, sebab Tuhan Yesus sendiri pun peduli dengan 5000 orang yang belum makan sehingga Ia memberi mereka makanan. Kadangkala, karena terlalu sibuk bekerja di kantor, sibuk sekolah, atau sibuk ini dan itu, kita lupa bahwa belum makan, dan kita mengabaikan kebutuhan tubuh jasmani ini, dengan menunda makan karena harus menyelesaikan sesuatu pekerjaan. Akibatnya tubuh jasmani ini menjadi lemah dan rentan dengan berbagai penyakit. Mari kita belajar untuk menghargai tubuh jasmani kita, sebagaimana Allah sendiri peduli dan memperhatikan kebutuhan jasmani ciptaan-Nya.
3. Mujizat Tuhan nyata di tengah pergumulan umat-Nya.
Dalam masa-masa sulit, kita dapat dengan teguh beriman dan berharap kepada Tuhan yang maha kuasa. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, segala sesuatu dapat Ia lakukan. Pertolongan dari Tuhan itu tidak pernah terlambat dan selalu tepat waktu.
4. Umur ada di tangan Tuhan.
Meskipun Elia dapat dikatakan tinggal menunggu ajal di padang gurun, sebab sudah kekurangan cairan akibat kepanasan dan juga kelaparan, tapi Tuhan tidak menghendaki dan tidak merencanakan kematian Elia di tempat itu. Umur kita ada di tangan Allah dan Dia yang berdaulat atas seluruh kehidupan kita. Namun, janganlah dengan sengaja membiarkan diri dekat dengan maut atau bahkan berencana untuk membunuh diri. Nabi Elia putus asa dan hendak membiarkan dirinya mati, tapi perhatikan! Hal ini bertentangan dengan kehendak Allah. Jangan biarkan keputusasaan itu menguasai pikiran kita. Jangan putus asa menghadapi kesulitan hidup, tapi majulah dan jalanilah kehidupan ini dengan kekuatan dari Allah. Tuhan dan para malaikat sedang memandang kita, pertolongan dari Sorga siap untuk didatangkan bagi kita yang terus berharap kepada-Nya. Jangan putus asa, ada Tuhan yang mengasihi kita.
Tuhan Yesus memberkati.