Nats Alkitab:
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (Yakobus 1:19)
Dalam suatu perjalanan menuju sebuah gereja dimana saya akan menyampaikan khotbah tentang emosi negatif, saya melihat seorang bapak yang mengendarai motor bersama anaknya tepat di depan kendaraan saya. Bapak ini memakai kaos warna putih dengan tulisan yang dapat mengundang respon negatif.
Tulisan di kaosnya berisi hinaan kepada pendukung tim sepakbola yang bermarkas di Jakarta. Hinaan itu cukup ‘luarbiasa’, menyamakan pendukung tim itu dengan anjing, monyet, babi dan tempat sampah. Tidak heran pendukung kedua tim sepakbola ini seringkali tawuran bahkan rusuh dalam setiap pertemuan pertandingan akibat saling hina, saling memaki dan membenci satu sama lain, padahal masalahnya hanya sepele yaitu urusan sepakbola.
Jika kita mengalami hinaan dari orang lain bagaimanakah respon kita? Apakah kita marah dan membalas? Marah memang reaksi yang spontan dan wajar, namun bagi setiap orang yang hidup di dalam Kristus, respon kita haruslah berbeda. Tuhan Yesus berkata agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan, mendoakan orang yang menganiaya kita dan memberkati orang yang mengutuk kita.
Nats Alkitab di atas berbicara tentang bagaimana seharusnya kita meresponi sesuatu. Hendaklah kita lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah. Artinya adalah bahwa kita harus menahan emosi kita.
Salah satu buah Roh adalah kesabaran, dan lawan dari kesabaran adalah amarah (Galatia 5:19-21). Amarah kita tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah (Yak. 1:20). Dengan kata lain, amarah merupakan dosa.
Apakah saudara mengalami hinaan, ejekan, fitnah, atau aniaya? Sabarlah dan bersedialah untuk mengampuni sebagaimana Kristus telah memberikan teladan kasih, kesabaran dan pengampunan.