Rancangan manusia terbatas waktunya, akan tetapi rancangan Allah mencapai kekekalan.
Manusia membuat rencana untuk berbagai hal di dunia ini, akan tetapi Allah membuat rencana untuk manusia baik dalam hidupnya yang sekarang ini maupun kehidupan selanjutnya dalam kerajaan-Nya.
Manusia cenderung merancang perkara-perkara yang berkaitan dengan keadaan lahiriah, akan tetapi Allah merancangkan perkara yang lebih tinggi sifatnya yaitu rohaniah.
Kegagalan bukanlah untuk ditangisi tetapi harus disyukuri sebab kegagalan itu seringkali adalah intervensi sorga agar kita tidak melenceng dari rancangan Allah.
Keberhasilan jangan membuat kita pongah dalam kesombongan, sebab keberhasilan itu adalah karena Allah, bukan karena kita. Keberhasilan harus membuat kita lebih mencari kehendak Allah dan mengerti rancangan-Nya bagi kita.
Rasa putus asa dan kekecewaan bukanlah sikap yang baik dalam meresponi berbagai situasi sulit, karena itu berarti bahwa kita tidak percaya sepenuhnya akan Allah yang berotoritas dengan rencana-Nya.
Menyadari akan adanya rancangan baik dari Allah, yang jauh lebih mulia itu, akan membuat hati kita bersyukur dan damai tanpa rasa takut dan kuatir akan hari esok.
Berjalan dalam iman kepada Allah merupakan respon yang benar dari seorang pribadi yang berjalan bersama Allah, di dalam firman-Nya dan seturut dengan rancangan-Nya.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”
( Yesaya 55:8-9 )