Memadamkan Atau Membakar?

kel2016Dalam suatu penglihatan, John Bunyan melihat seorang pria menyiramkan air ke api yang menyala-nyala, tapi anehnya, api itu tidak padam-padam.  Karena penasaran, John mencaritahu mengapa api itu tidak padam tetapi tetap menyala bahkan terkadang membesar.  Ternyata, di sisi lain dari api itu, ada seseorang yang sedang bersembunyi dan sesekali menyiramkan bensin ke api itu sehingga menyala terus. 

Demikian halnya dengan gosip, fitnah atau rumor.  Gosip itu tidak akan pernah padam selama ada orang yang terus “membakarnya”, meskipun yang lain berusaha untuk memadamkan.  Tidak ada gosip yang diam, gosip selalu sibuk. Dari mulut yang satu ke telinga yang lain, lalu mulut yang sekawan dengan telinga itu menceritakan ke telinga yang lain, dan begitu seterusnya.

Seorang sejarawan Roma, Tacitus, berkata kepada seseorang yang bijak: “Kamu adalah raja dari mulutmu, tetapi saya adalah raja dari telinga saya.”  Apa artinya?  Kita adalah penguasa dari mulut dan penguasa dari telinga kita.  Kita dapat memilih perkataan yang baik atau jahat, yang membangun atau menjatuhkan.  Kita juga dapat memilih informasi berita apa yang mau kita dengar, apakah informasi yang baik atau jahat, yang membangun atau menjatuhkan.

Banyak orang tidak dapat menguasai mulutnya sehingga perkataannya hanyalah gosip dan fitnah serta menjatuhkan. Banyak pula yang tidak dapat menguasai telinganya sehingga yang didengarnya hanyalah berita buruk, gosip dan fitnah kepada sesama.

Ada sebuah legenda yang mengilustrasikan tentang gosip dan fitnah yang berhubungan dengan dewa Hindu.  Dikisahkan bahwa dewa itu memanah dengan anak panah semua orang yang hidup.  Anak panah itu melesat dan membunuh semua orang yang ada, tapi kemudian setelah semua orang mati, anak panah ini masih terus mencari sasaran tembaknya.  Karena tidak menemukan calon korban lain, maka anak panah ini melesat kembali kepada dewa itu dan hendak menyasar dan membunuh dewa itu sendiri.  Selama sisa hidupnya, sang dewa terus menerus lari dari kejaran anak panah yang hendak membunuhnya.

Orang yang menyebar gosip dan fitnah akan memakan sendiri akibat dari perkataannya.  Apa yang ia tabur akan ia tuai kembali.  Apa yang keluar dari mulutnya menyerang orang lain, akan kembali menyerang dirinya sendiri.

Itulah sebabnya firman Tuhan berkata: “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Keluaran 20:16) dan “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu.” (Imamat 19:16).
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. (Efesus 4:31)

Firman Tuhan mengajar kita untuk menegur secara empat mata bila ada saudara kita seiman yang melakukan kesalahan.  Membicarakan kejelekan sesama kita kepada orang lain adalah tidak baik.  Berita-berita di televisi cenderung memuat info yang negatif dan buruk karena itulah yang disukai orang menurut salah seorang produser acara berita di Australia, hal ini juga terjadi di Indonesia. Berita negatif lebih tinggi ratingnya daripada berita yang baik.  Bahkan terkadang media justru menyebarkan gosip dan fitnah tentang orang lain.  Semua hal itu haruslah kita hindari agar kita memiliki hati dan pikiran yang baik dan murni.

Amsal 25:9b-10 berkata: “tetapi jangan buka rahasia orang lain, supaya jangan orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau, dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang.”
“Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.” (Amsal 15:2)

Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4)

Leave a Reply