Anak Muda Yang Telah Mati Dan Ibunya Berjumpa Yesus

The-widow-of-NainKemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!”
Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”  Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.  Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.”  Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.  (Lukas 7:11-17)
Kisah dalam Lukas 7:11-17 ini mengajar kita bahwa:
1.  Tuhan Yesus memiliki belas kasihan yang besar pada umat manusia.
Pelayanan Yesus di dunia diwarnai dengan berbagai perbuatan ajaib dan mujizat yang luar biasa. Apa yang menggerakkan Tuhan Yesus dalam melakukan mujizat adalah belas kasihan kepada orang-orang.  Belas kasihan merupakan motor utama yang menggerakkan pelayanan-Nya.  Dalam melayani Tuhan, kita harus memiliki belas kasihan semacam ini yaitu kerinduan untuk menolong orang lain, hati yang dipenuhi dengan kasih kepada sesama.
Dalam kisah di atas, Tuhan Yesus berjumpa dengan suatu rombongan yang hendak menguburkan mayat seorang anak laki-laki. Ibunya adalah seorang janda.  Dikatakan dalam ayat tersebut bahwa hati Yesus tergerak oleh belas kasihan.  Belas kasihan Yesus menunjukkan bahwa Allah mengasihi dan peduli kepada semua orang dan khususnya dalam kisah ini adalah kepada para janda atau mereka yang sebatang kara hidup di dunia dan dalam penderitaan.  Mazmur 68 ayat 6 menyebutkan bahwa Allah adalah Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda.  Mereka berada dalam perlindungan dan pemeliharaan Allah secara khusus.
Allah secara khusus memberikan perintah kepada umat-Nya untuk memelihara anak-anak yatim dan para janda melalui persembahan persepuluhan dan kepedulian orang-orang kaya dari umat Allah.  (Ul. 14:28-29; 24:19-21; 26:12-13).  Sebagai balasan bagi orang-orang yang peduli dan berbagi, Allah menjanjikan berkat dalam kehidupan mereka.  Allah menentang orang-orang yang mengambil keuntungan dari para janda dan anak yatim (Kel. 22:22-24; Ul. 24:17).  Perlu kita ketahui dan sadari bahwa para janda dan anak yatim adalah penerima kasih dan belas kasihan Allah yang lembut.
Gereja mula-mula mengutamakan pemeliharaan para janda, juga termasuk orang-orang yang miskin. Salah satu segi dari ibadah yang murni menurut firman Tuhan adalah memelihara janda dan para yatim dalam kesusahan mereka.
2. Tuhan Yesus berkuasa memberikan kehidupan
Selain belas kasihan, dari kisah tentang Tuhan Yesus di atas, kita memahami bahwa Tuhan Yesus memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati.  Kuasa ini merupakan kuasa yang dimiliki oleh Allah untuk memberikan kehidupan atau nafas hidup.  Mujizat dan tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan merupakan peneguhan akan kemesiasan, dan kebenaran firman yang Ia sampaikan, juga menjadi tanda dan peneguhan bahwa inilah pribadi yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan manusia.  Pribadi yang datangnya dari atas yaitu sorga, bukan dari bumi, sebab Ia datang oleh kuasa pekerjaan Roh Kudus.
Tidak perlu kata-kata yang panjang, Tuhan Yesus hanya berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”. Dan seketika itu juga bangkitlah anak itu dari kematiannya.   Anak ini mulai berkata-kata dan kemudian berkumpul lagi dengan ibunya dalam keadaan hidup dan sehat.
Kuasa Yesus Kristus tidak terbatas pada penyakit tertentu atau masalah tertentu.  Ia dapat melakukan segala sesuatu sebab tidak ada yang mustahil bagi-Nya.  Kita dapat menyadari dari kisah ini bahwa mujizat dapat terjadi bukan saja karena iman orang yang sakit, tetapi mujizat itu dapat terjadi oleh karena satu perkara dalam hati Allah yaitu Belas Kasihan.  Itulah sebabnya, doa kita kepada Allah agar Allah senantiasa mencurahkan belas kasihan-Nya yang besar dan memberikan perkenanan-Nya bagi kita agar kita dapat senantiasa hidup dalam berkat dan perlindungan Allah.
Iman itu penting, kita semua harus beriman pada Tuhan, tetapi terlebih penting lagi adalah Belas Kasihan dari Bapa Sorgawi.  Kita hidup karena kasih karunia-Nya, itu termasuk belas kasihan Allah bagi kita, sehingga Ia memberi kita kasih karunia yang besar, anugerah keselamatan yang kekal. Kalau Allah sudah tidak punya belas kasihan lagi pada kita, maka sia-sialah iman kita. Tapi syukur kepada Allah karena Ia berbelas kasihan dan memberi kasih karunia.
Apa makna kisah ini dalam kehidupan kita?
1. Jangan kita berputus asa karena ada Tuhan yang selalu berbelas kasihan kepada kita, anak-anak-Nya. Dalam kesendirian kita dapat selalu berharap kepada Tuhan yang memberikan berkat, pemeliharaan dan perlindungan. Dalam kesusahan dan penderitaan, kita dapat tetap memiliki sukacita oleh karena penghiburan dan kekuatan dari Tuhan.
2. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.  Meskipun sekarang sudah masuk tahun 2014, sudah jaman yang modern, dan nampaknya begitu jauh dari masa kehidupan Tuhan Yesus di dunia, namun mujizat masih terjadi sampai hari ini.  Semua masalah dan persoalan, sakit penyakit, dan penderitaan, dapat kita bawa ke dalam tangan Tuhan, mohon belas kasihan-Nya agar mujizat terjadi dalam kehidupan kita.  Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8).  Ia ada menyertai kita, firman-Nya dan mujizat-Nya masih relevan sampai hari ini dan sampai akhir jaman, karena Ia menyertai kita sampai kesudahan segala sesuatu.
Berharap dan bersandar selalu pada Tuhan Yesus, hidup kita akan selalu dipenuhi dengan damai dan berkat sorgawi.
 

Membangun Bahtera Iman

noah-ark-evelyn-patrickNabi Yeremia adalah seorang nabi yang dalam melaksanakan panggilan pelayanannya mengalami penolakan sehingga nampak seolah-olah pelayanannya tidak ada hasil.  Selama 40 tahun dia berseru dan menyampaikan suara Tuhan namun tidak ada yang mau mendengarkan.  Akibatnya bangsa Israel yang tidak mau mendengar itu dibawa ke pembuangan menuju Babel.

Sama halnya dengan Yeremia, demikian pula yang terjadi dengan Nuh, jauh sebelum nabi Yeremia lahir. Nuh, bukan saja membangun bahtera yang diperintahkan Allah, tetapi Alkitab menyebutkan bahwa Nuh adalah seorang pemberita kebenaran (2 Pet.2:5).  Berarti, selama pengerjaan bahtera itu hingga hari dimana pintu bahtera ditutup saat hujan deras melanda bumi, selama itulah Nuh  menyuarakan suara kebenaran yaitu firman Tuhan yang menyerukan agar semua manusia bertobat dari kehidupannya yang jahat. Berapa lamakah Nuh menjadi pemberita kebenaran, menyampaikan suara Tuhan, dan menyerukan pertobatan? 100 tahun lamanya.  Alkitab mencatat bahwa Nuh diperintahkan membangun bahtera pada umur 500 tahun, dan pekerjaan itu selesai di usianya yang ke 600 tahun. Ada selang waktu yang begitu panjang, dimana Nuh  berseru-seru, berkhotbah, menyampaikan suara Tuhan, yakni 100 tahun, tapi tidak ada satupun yang mau bertobat, kecuali 7 orang yaitu istrinya, 3 anaknya laki-laki, dan 3 menantunya perempuan. Yang selamat hanya Nuh dan keluarganya. Nuh sepertinya tidak berhasil, namun ia telah berhasil membangun bahtera dan menyelamatkan keluarganya.

Berapa tahun yang sudah kita jalani dalam mengerjakan pelayanan panggilan Tuhan? Berapa lama sudah kita berkhotbah, berseru tentang Tuhan dan firman-Nya? Apakah sudah lama tapi masih belum ada hasil?  Nampaknya hanya berteriak di hadapan kursi-kursi kosong? Seolah berseru di hadapan lapangan besar yang hampa? Apakah pelayananmu terasa sia-sia dan tidak berhasil?  Ingatlah Yeremia dan Nuh, yang terutama bukanlah bagaimana hasilnya, tetapi bagaimana kesetiaan dan kesabaran mereka dalam menjalankan panggilan Allah dalam hidup mereka.

Seperti Nuh yang berhasil membangun bahtera keselamatan itu, demikianlah bagi mereka yang setia dan sabar dalam melaksanakan panggilan Allah, meskipun secara lahiriah nampaknya tidak ada hasil, namun kalau tetap sabar dan setia pada panggilan Allah, dengan menyerukan suara firman Tuhan dan kabar Injil yang menyelamatkan, maka “bahtera iman” itu akan selesai pada akhirnya, dan keselamatan menjadi bagian yang terindah bagi para hamba-Nya yang sabar dan setia.

Sabarlah dan setialah, ada mahkota kehidupan menanti di penghujung jalan.

 

Kedagingan vs Roh

spiritvsfleshOrang yang sudah dilahirkan baru, yaitu yang percaya kepada penebusan dalam Yesus Kristus, telah menjadi ciptaan yang baru. Namun, bukan berarti tidak lagi lepas dari godaan dosa sebab masih hidup di dalam tubuh jasmani yang rentan terhadap godaan dosa. Firman Tuhan mengajar kita bahwa selama hidup kita di dunia ini, perjuangan melawan kedagingan itu akan terus ada, dan kita harus melawan dan mematikan segala keinginan daging itu.  Keinginan daging bertentangan dengan keinginan Roh.  Kita diberikan kuasa untuk melawan segala keinginan dan hawa nafsu daging, yang disertai secara bersamaan dengan itu ialah kerelaan untuk tunduk kepada kehendak Roh Kudus.
Galatia 5:16-26 mencatat gaya hidup orang yang dipimpin oleh tabiat berdosa dan gaya hidup orang percaya yang dipenuhi Roh dan tunduk kepada Roh Kudus. Perbuatan tabiat berdosa dan kedagingan itu (Galatia 5:19-21) adalah:
1. Percabulan (Yunani: porneia) yaitu kelakuan dan hubungan seksual amoral, termasuk menyenangi gambar, film, atau bacaan porno.
2. Kecemaran (Yun. akatharsia) yaitu dosa-dosa seksual, perbuatan yang jahat dan kotor, termasuk pikiran dan keinginan hati.
3. Hawa nafsu (Yun. aselgeia) yaitu sensualitas, mengikuti hawa nafsu dan keinginan sedemikian rupa sehingga tidak lagi merasa malu dan tidak sopan.
4. Penyembahan Berhala (Yun. eidololatria) yaitu menyembah roh-roh, orang atau patung berhala; kepercayaan pada seseorang, lembaga atau benda yang dianggap berkuasa setara dengan atau lebih daripada Allah dan firman-Nya.
5. Sihir (Yun. pharmakeia) yaitu ilmu sihir, spiritisme, sihir hitam, sihir putih, menyembah setan-setan dan penggunaan obat bius untuk memperoleh pengalaman-pengalaman “rohani”.  (Kel. 7:11; Kel. 7:22; Kel. 8:18; Wahyu 9:21; 18:23)
6. Perseteruan (Yun. echthra) yaitu maksud dan perbuatan bermusuhan yang hebat; kebencian atau permusuhan yang sangat.
7. Perselisihan (Yun. eris) yaitu bertengkar, antagonisme, perebutan keunggulan.
8. Iri hati (Yun. zelos) yaitu benci, marah, cemburu akan keberhasilan orang lain.
9. Geram (Yun. thumos) yaitu kemarahan meledak yang berkobar-kobar dengan kata-kata atau tindakan yang keras.
10. Ambisi yang mementingkan diri sendiri (Yun. eritheia) yaitu mencari kekuasaan.
11. Pertikaian (Yun. dichostasia) yaitu memperkenalkan ajaran yang memecah belah yang tidak sesuai dengan Firman Allah.
12. Roh pemecah (Yun. hairesis) yaitu pemisahan jemaat ke dalam berbagai kelompok tertutup yang menghancurkan persatuan gereja.
13. Kedengkian (Yun. phthonos) yaitu perasaan tidak suka, bercampur benci, terhadap orang lain yang memiliki sesuatu yang kita inginkan.
14. Kemabukan (Yun. methe) yaitu merusak penguasaan mental atau fisik dengan minuman keras, narkoba dan semacamnya.
15. Pesta pora (Yun. komos) yaitu berpesta dan bersukaria secara berlebihan, suasana pesta dengan minuman keras, obat bius, seks bebas atau yang semacam itu yang penuh hawa nafsu dosa
Teguran firman Tuhan atas perbuatan tabiat berdosa di atas sangat keras yaitu : setiap orang yang mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan tersebut di atas tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Gal. 5:21).
Buah-buah Roh. 
Bertentangan dengan gaya hidup tabiat berdosa adalah gaya hidup yang dipimpin Roh yang disebut buah Roh.  Gaya hidup ini dihasilkan anak-anak Tuhan saat mereka mengizinkan Roh Kudus menuntun dan menguasai hidupnya sedemikian rupa sehingga kuasa dosa dibinasakan, khususnya perbuatan tabiat berdosa, dan hidup dalam persekutuan dengan Allah.
Buah Roh (Galatia 5:22-23) meliputi:
1. Kasih (Yun. agape) yaitu kasih yang tanpa syarat yang tidak terbatas oleh apapun, memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa alasan pamrih.
2. Sukacita (Yun. chara) yaitu perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus.
3. Damai sejahtera (Yun. eirene) yaitu ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan pengetahuan bahwa semua beres diantara orang percaya dengan Bapanya yang di sorga.
4. Kesabaran (Yun. makrothumia) yaitu ketabahan, panjang sabar, tidak mudah marah atau putus asa.
5. Kemurahan (Yun. chrestotes) yaitu tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan orang lain.
6. Kebaikan (Yun. agathosune) yaitu bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan.
7. Kesetiaan (Yun. pistis) yaitu kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran.
8. Kelemahlembutan (Yun. prautes) yaitu pengekangan yang berpadu dengan kekuatan dan keberanian; menggambarkan seorang yang bisa tegas pada saat diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila diperlukan.
9. Penguasaan diri (Yun. egkrateia) yaitu menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan juga kesucian hidup.
Setiap orang percaya harus hidup menurut kehendak Roh Kudus supaya selalu berbuah Roh dalam kehidupannya.
(Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan)
“Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:4-6)

Sebuah Mimpi Yang Mencerahkan

allthingsgoodSuatu kali, seorang pria yang sudah lanjut usia bermimpi tentang masa lalunya yang tidak bahagia.  Dia melihat di hadapannya ada daftar panjang dari hal-hal yang salah dalam kehidupannya, keputusan dan tindakan yang salah, dan berbagai peristiwa menyedihkan serta pergumulan dan penderitaan hidupnya, yang telah membuatnya begitu sedih dan malu terhadap dirinya.
Dalam mimpinya itu, ia memegang sebuah penghapus di tangannya dan dengan penghapus itu ia dapat menghilangkan semua hal yang menyedihkan dan tidak ia inginkan dalam biografi hidupnya.  Namun, ia begitu terkejut ketika ia melihat bahwa ada begitu banyak sifat dan karakter baik yang bagaikan emas bersinar dalam kehidupannya yang muncul melalui berbagai peristiwa menyedihkan dan mengecewakan, pergumulan dan penderitaan hidupnya. Jika ia menghapus hal-hal atau peristiwa yang ia tidak sukai maka secara otomatis karakter dan sikap yang baik dan mulia yang muncul sesudahnya akan terhapus juga.
Pada saat itulah pria tua ini menyadari bahwa perkara-perkara yang nampaknya tidak baik, tidak enak, tidak disukai, penuh pergumulan dan penderitaan dalam hidupnya telah membawanya kepada perubahan sikap dan karakter yang mulia.  Penderitaan telah membuatnya muncul seperti emas.  
Itulah sebabnya jika kita sedang mengalami berbagai peristiwa yang mengecewakan, menyedihkan dan berbagai tantangan dan pergumulan hidup, sadarilah bahwa kita sedang dibentuk menjadi batu mulia di dinding kehidupan rohani agar kita semakin hari menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Di dalam penderitaannya yang begitu luar biasa, Ayub berkata: “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10) 
Rasul Paulus yang mengalami berbagai tantangan dan penganiayaan, kekurangan dan berbagai kesusahan dalam pelayanan berkata: “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (2 Korintus 4:17)
Marilah kita sadari bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)

Tuhan Yesus memberkati.

 

Kisah Kasih Ayah dan Anaknya

fatherson
“Mereka menceritakan kepadanya: “Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh Mesir.” Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.  Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu.  Kata Yakub: “Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati.”  (Kejadian 45:26-28)
Terpisahnya Yusuf dari ayahnya, Yakub, menyebabkan ayahnya sangat berduka selama dua puluh tahun lebih.  Ia mengira Yusuf telah mati dimakan binatang buas sebagaimana dikatakan oleh anak-anaknya yang lain, kakak-kakak Yusuf, dan sejak saat itu Yakub sangat bersedih hati karena kehilangan anaknya.  Ada ikatan kasih antara Yakub, sang ayah dengan Yusuf, sang anak, dan demikian pula sebaliknya.  Selama berada di Mesir, karena dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya, Yusuf selalu merasa rindu kepada ayahnya. Tentu, ia akan merindukan ibunya juga, namun ibunya, Rachel, telah meninggal dunia.  Selain rindu kepada sang ayah, Yusuf pun ternyata rindu kepada saudara-saudaranya.
Kisah kehidupan Yusuf, yang mengalami penolakan dalam keluarga, khususnya oleh saudara-saudaranya yang lain, kemudian pengembaraannya di negeri asing, dan kemuliaan yang ia terima sebagai pemimpin di Mesir, serta berkumpulnya ia kembali dengan ayahnya dan saudara-saudaranya merupakan kisah kasih yang kuat antara ayah dan anak.
Yakub senantiasa mengasihi dan memikirkan Yusuf, ia bersedih tatkala Yusuf diberitakan mati diterkam binatang buas, namun semangatnya kembali bangkit ketika ia mengetahui bahwa Yusuf masih hidup.  Tindakannya untuk segera bertemu Yusuf merupakan tindakan spontan seorang ayah yang mengasihi dan merindukan anaknya.
Bagaimana dengan kita? Apakah sebagai seorang ayah kita memiliki kerinduan dan kasih seperti Yakub mengasihi Yusuf anaknya itu?  Banyak orangtua khususnya ayah yang tidak mempedulikan apa yang terjadi dengan anaknya.  Banyak yang bahkan melupakan bahwa ia punya anak.  Para ayah seringkali lebih menyukai menghabiskan waktu di pekerjaan dan pergi bersama teman-teman.  Tidak jarang, alasan yang dipakai ayah juga adalah karena sibuk dalam pelayanan.
Sementara itu, sang anak berteriak dalam hatinya, merindukan kehadiran ayah dalam hari-harinya.  Ia tidak butuh yang lain sebutuh kehadiran seorang ayah di sisinya.
Survey membuktikan bahwa anak-anak yang mendapatkan pendampingan dan kasih dari ayahnya akan menjadi anak-anak yang lebih kuat dalam menghadapi kehidupan.  Oleh karena itu, para ayah, jangan lupakan anak-anak.  Firman Tuhan berkata: “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” (Maleakhi 4:6), ayat ini menyadarkan kita betapa kerinduan hati Allah adalah pulihnya hubungan dalam keluarga khususnya antara ayah dengan anak-anak.”
Menjadi ayah adalah sebuah anugerah yang tak terhitung nilainya. Banyak yang ingin menjadi ayah namun belum diberikan kesempatan.  Marilah kita yang sudah menjadi ayah, mulai saat ini membangkitkan kembali semangat dan kasih kepada anak-anak melalui perhatian dan kepedulian serta bimbingan yang kita berikan bagi mereka agar mereka bertumbuh kuat secara roh dan jiwa dan tidak akan hanyut dalam arus godaan pergaulan dunia yang menyesatkan.

Tujuan Melayani TUHAN

Ada satu hal yang sangat menarik untuk kita ketahui bersama, saat saya menerima kedatangan seorang hamba Tuhan dari sebuah desa di daerah Jawa Tengah.  Hamba Tuhan ini adalah seorang pendeta yang sudah melayani puluhan tahun, dan telah melalui berbagai pergumulan dalam kehidupan pelayanan, mengalami pasang surut dan suka duka namun semuanya membuatnya lebih sadar bahwa Tuhan selalu baik baginya.
Mencermati dan merenungkan berbagai fenomena pelayanan gerejawi di kota-kota besar saat ini, tingkat persaingan dalam pelayanan yang semestinya tidak ada karena kesatuan tubuh Kristus, maka ada beberapa hal yang perlu introspeksi dan kesadaran kita semua sebagai hamba Tuhan:
1. Tujuan Pelayanan Kepada Tuhan bukanlah untuk mengumpulkan orang sebanyak-banyaknya melainkan untuk memperkenalkan Kristus kepada sebanyak mungkin orang agar mereka mengenal Dia dan hidup di dalam Dia.
2.  Fokus pelayanan bukanlah agar terjadi kultus individu dan penghormatan kepada diri sendiri atau seseorang.  Fokus pelayanan kita adalah Yesus Kristus, agar setiap orang memandang kepada-Nya dan memuliakan Dia dengan takut dan hormat.
3. Pelayanan yang tidak terfokus pada Kristus akan menghasilkan jemaat yang kurang dalam hal kualitas iman, karena demi terkumpulnya banyak orang, banyak gereja telah memasukkan berbagai “entertainment” dalam aktifitas pelayanan untuk menarik dan memuaskan jiwa yang tidak mencapai kedalaman roh.  Kualitas yang bagaikan “kulit kacang yang kosong”, hanya lahiriahnya yang bagus dan dalamnya hampa, mental “ikut-ikutan” yang tidak kokoh saat datang badai ujian, yang hanya ingin memuaskan telinga sesuai keinginan hatinya.
4. Semua orang, baik pelayan Tuhan maupun jemaat, yang mana semuanya adalah anak-anak Tuhan, wajib hidup sebagaimana Kristus hidup. (1 Yoh. 2:6) Fokus kita adalah Kristus, Kristus dan Kristus, tidak ada yang lain. Kasih kepada dunia, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup akan menjauhkan kita dari Bapa sorgawi, dan menyebabkan hilangnya kasih kepada Bapa. Keterikatan duniawi harus dilepaskan, meskipun kita hidup di bumi, bekerja di bumi namun kita tidak boleh hidup secara duniawi melainkan fokus kepada Kristus.
Bagaimana dengan kehidupan pelayanan saudara? Apakah sedang bersama-sama membangun kerajaan Allah sesuai agenda-Nya ataukah sedang membangun kerajaan sendiri?
Jangan sampai terjadi, sebagaimana sudah diingatkan oleh seorang hamba Tuhan dari Korea Selatan, yang dibawa Tuhan ke neraka, dan disana ia menyadari keduniawiannya meski ia ada dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, melayani sebagai gembala gereja yang besar dengan jemaat ribuan, lalu ia diberi kesempatan untuk hidup kembali dan bertobat, sebab selama ini ia mempunyai banyak mobil mewah dan rumah mewah juga barang-barang lainnya yang mewah serta gedung gereja yang megah dan mewah, tapi sayangnya Yesus Kristus berada di luar pintu kehidupannya.
Jangan sampai terjadi, pada saat terakhir Tuhan berkata: “Aku tidak mengenal engkau, enyahlah daripadaku kalian semua pembuat kejahatan!”
Mari kita kembali kepada kesederhanaan Kristus yang telah memanggil kita untuk melayani Dia dengan penuh ketulusan dan segenap hati.

Setia Dengan Sekolah Minggu

sundayschool
Seorang anak muda masuk ke Baptist College di Springfield, Missouri. Sebagaimana rata-rata anak seumurannya, dia belum begitu stabil dalam hal emosi dan begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.  Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Pada tahun pertama kuliahnya disitu, ia mengalami sesuatu yang mengubah kehidupannya.  Suatu kali, ia datang ke Gereja Baptis di High Street dan menanyakan apakah ia boleh mengajar Sekolah Minggu.  Lalu kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajar di sekolah minggu dengan jumlah anak hanya satu orang yang berumur sebelas tahun, dan juga diberikan sebuah buku ajar sekolah minggu untuk kelas umur sebelas tahun.
Selama kurang lebih empat minggu ia mengajar anak tersebut dan kemudian anak itu membawa satu orang temannya.  Sekarang sudah ada dua orang anak.  Tapi melihat jumlah anak yang diajarnya hanya dua orang, ia mulai tawar hati dan merasa putus asa.  Lalu ia mendatangi pemimpin gereja dan mengatakan bahwa ia menyerah dan tidak akan melanjutkan lagi pelayanan sekolah minggu disitu.
Bapak pemimpin gereja itu berkata, “sejak awal sebenarnya saya tidak mau memberikan ijin untukmu mengajar sekolah minggu di tempat ini, karena menurut penilaian pertama saya tentang engkau, kelihatannya kamu tidak serius dan tidak bisa berkomitmen. Saya tidak yakin kamu akan berhasil dalam pelayanan ini, tapi meskipun saya merasakan hal tersebut, saya tetap memberikan kamu kesempatan untuk mengajar disini. Namun, sekarang terbukti benar bahwa kamu memang tidak layak untuk berada disini, jadi silahkan kembalikan buku pengajaran sekolah minggu itu.”
Saat mendengar perkataan pemimpin gereja, anak muda ini menjadi tersinggung dan marah dan berkata ia tidak akan mengembalikan buku ajar itu dan meminta agar diberi waktu untuk ia dapat berdoa dan minta tuntunan dari Tuhan mengenai perkara ini.
Anak muda ini kembali ke asrama kampus dan mulai berdoa.  Ia meminta izin kepada dekan jurusannya agar ia dapat memakai ruang kosong di lantai 3. Dan setiap hari mulai jam 12.30 hingga jam 5 sore, ia berdoa disitu.  Tuhan membuatnya hancur hati dan menyadari kegagalannya dalam hal kesetiaan melayani sebuah kelas sekolah minggu yang kecil, yang hanya terdiri dari dua orang anak.  Saat-saat berdoa itu, ia disadarkan bahwa apabila ia tidak setia terhadap perkara-perkara kecil, maka Tuhan tidak akan memberkati dengan perkara-perkara yang besar.  Anak muda ini pun berdoa untuk anak sekolah minggu yang dilayaninya, dan juga berdoa untuk keluarga dari anak itu, lalu ia berdoa pula untuk anak yang baru masuk ke sekolah minggu beserta keluarganya. Selanjutnya ia berdoa untuk dirinya sendiri dan kebutuhannya, serta memohon Tuhan menuntunnya ke jalan yang benar.
Ia mulai lagi semangat untuk melayani sekolah minggu dan berkomitmen untuk setia meskipun jumlah anak yang dia layani hanya dua orang.  Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, tidak terasa waktu berjalan dan tidak terduga olehnya, Tuhan menambahkan jumlah anak-anak yang ikut sekolah minggu di kelasnya.
Setiap hari Sabtu, anak muda ini pergi ke taman-taman bermain dan ke lapangan-lapangan kosong, mencari anak-anak seumuran sebelas tahun untuk diajaknya ikut ke sekolah minggu. Pada tahun itu juga, kelas sekolah minggu yang dilayaninya telah berisi 55 orang anak usia sebelas tahun,dan semuanya itu ia sadari karena pertolongan Tuhan semata.
Melalui pelayanan sekolah minggu ini, banyak anak-anak yang diselamatkan dan juga orangtua mereka serta teman-teman mereka, semua disebabkan oleh kesetiaan dan komitmen yang tinggi dari seorang anak muda yang mau melayani Tuhan.
(Diterjemahkan dari Signs of Times, “You are worthless”)
 
 

Pertanyaan Yang Tak Terjawab

image
Seorang penginjil memulai khotbahnya, memandang kepada jemaat dan berkata dengan begitu tenang namun tegas, “Saudara-saudaraku, saya mempunyai satu pertanyaan. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Anda pun tidak bisa menjawabnya. Jika malaikat dari surga ada disini, dia pun tidak bisa menjawabnya. Dan bila setan neraka ada disini, dia juga tidak dapat menjawabnya.”
Semua orang dalam tempat itu berfokus mendengarkan sang pengkhotbah yang melanjutkan perkataannya, “Pertanyaan tersebut adalah ini: “Bagaimanakah caranya kita dapat luput dari kebinasaan kekal, bila kita menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang begitu besar, yang disediakan Allah bagi kita di dalam Yesus Kristus?” (Ibrani 2:3)
Pertanyaan itu memang tidak akan bisa terjawab oleh siapapun. Apakah ada cara lain agar kita memperoleh keselamatan? Memang “banyak jalan menuju Roma”, namun di luar Yesus Kristus tidak ada keselamatan. Anugerah keselamatan yang begitu besar sudah tersedia bagimu dan bagiku, terimalah dan jangan tunda besok, karena hari ini Allah telah berkenan menyampaikan panggilan-Nya buat saudara.
Bila engkau mendengar suara-Nya pada hari ini, janganlah keraskan hatimu, percayalah kepada Tuhan Yesus, Sang Juruselamat Agung, dan engkau akan diselamatkan.

Merokok, Miras, dan Narkoba

Dimanakah ayat yang menyebutkan tentang larangan merokok, minum minuman keras, dan pemakaian narkotika serta obat-obatan?
Sebelum jawaban atas pertanyaan ini diberikan, perlu kita sadari bahwa orang-orang yang hidupnya berjalan dalam kedagingan seringkali mencari alasan pembenaran agar tetap dapat hidup dalam kedagingan.  Orang yang hidup dengan hati nuraninya yang bersih akan berkata: “apa manfaatnya dari merokok, minuman keras dan narkoba?”, sedangkan orang  yang hidup dengan mengabaikan hati nuraninya akan berkata: “apa salahnya merokok, minuman keras dan narkoba?”
Ayat Alkitab tentang Minuman Keras:
akibatmiras1. Larangan untuk membuat minuman keras dan meminumnya
Yesaya 5:22 “Celakalah mereka yang menjadi jago minum dan juara dalam mencampur minuman keras.”
Ayat ini secara jelas menyebutkan tentang dua orang yang berkaitan dengan minuman keras, yang satu jago minum atau tukang mabuk dan yang kedua jago mencampur atau membuat minuman keras.
Yang dimaksud dengan minuman keras adalah minuman yang difermentasi dan oleh karenanya mengandung kadar alkohol di dalamnya yang cukup tinggi, sehingga dapat memabukkan. Intinya adalah segala minuman yang memabukkan.
Ayat ini telah banyak kali terbukti dengan banyaknya korban dari minuman keras apalagi yang dicampur-campur.  Di berbagai kota di Indonesia, banyak anak-anak muda yang meninggal dunia akibat meminum minuman keras yang dicampur dengan berbagai macam cairan lainnya. Minuman keras atau beralkohol memiliki dampat yang buruk bagi kesehatan,  merusak otak dan menghilangkan kesadaran.
1 Korintus 6:10 menyebutkan bahwa pemabuk tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.  Mengapa? sebab seorang pemabuk hidupnya dipimpin oleh kedagingannya bukan oleh Roh, sedangkan Tuhan Yesus jelas berkata bahwa seorang tidak akan masuk kerajaan Allah bila tidak dilahirkan oleh air dan roh yang mengandung arti bahwa hanya orang-orang yang hidupnya dipimpin oleh roh yang akan masuk kerajaan Allah.  Orang yang dilahirkan dari Roh adalah orang-orang yang menerima dan percaya kepada Yesus Kristus, sang Firman yang telah menjadi manusia, dan hidup dipimpin Roh Kudus. (Yohanes 1:12)
Akibat dari minum-minuman keras tercatat dalam Amsal 23: 29-35
Siapa mengaduh? Siapa mengeluh? Siapa bertengkar? Siapa berkeluh kesah? Siapa mendapat cidera tanpa sebab? Siapa merah matanya? Yakni mereka yang duduk dengan anggur sampai jauh malam, mereka yang datang mengecap anggur campuran.
Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak.
Lalu matamu akan melihat hal-hal yang aneh, dan hatimu mengucapkan kata-kata yang kacau.
Engkau seperti orang di tengah ombak laut, seperti orang di atas tiang kapal.
Engkau akan berkata: “Orang memukul aku, tetapi aku tidak merasa sakit. Orang memalu aku, tetapi tidak kurasa. Bilakah aku siuman? Aku akan mencari anggur lagi.”
Efesus 5:18  berkata: “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.  Apapun jenis minuman kerasnya apakah dari anggur, atau bahan lainnya dilarang Tuhan.
narkoba22. Larangan Untuk Pemakaian Narkoba
Pemakaian obat-obatan tertentu dibolehkan dalam kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit tertentu pada pasien penderita penyakit yang tidak tertahankan namun dalam dosis yang diawasi dan dikendalikan oleh dokter dan sementara. Pemakaian narkoba yang secara sembarangan tidak dibolehkan dan sangat dilarang karena dapat mematikan.  Efek dari narkoba jelas salah satunya adalah memabukkan.  Ayat yang spesifik menyebutkan tentang narkoba dalam Alkitab memang tidak ada, namun walaupun tidak tertulis, Alkitab mencatat frasa “mabuk yang bukan karena anggur dan mabuk yang bukan karena arak” (Yesaya 29:9), selain itu banyak ayat Alkitab yang menyebutkan tentang larangan untuk mabuk, dan relevansinya pada hari ini berlaku untuk narkoba dan segala obat-obatan yang menghilangkan kesadaran.
1 Korintus 6:10 kembali teraplikasi bagi para pemakai narkoba karena sama halnya dengan pemabuk, maka tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Perhatikan firman Tuhan!
akibatrokok3. Larangan Merokok
Merokok secara spesifik tidak disebutkan juga dalam Alkitab, namun hati nurani kita yang dipimpin Roh Kudus akan menolak sikap dan tabiat merokok karena merokok itu sangat tidak baik dan juga menyebabkan keterikatan dan sulit untuk dilepaskan.
1 Korintus 6:19 berkata: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Ibrani 10:22 berkata: “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”
Pentingnya memakai hati nurani yang murni dalam menentukan apakah merokok itu salah atau tidak.
Dimana ayatnya? sekali lagi kalau mau mencari ayat Alkitab dengan jelas ada kata dilarang merokok memang tidak ada, tapi hati nurani kita yang murni akan berkata bahwa merokok itu tidak baik dan harus kita hindari.  Kalau masih ingin mencari ayatnya silahkan pergi ke spbu atau pompa bensin, disana ada “ayat” tertulis: DILARANG MEROKOK!”, dan di kotak rokok ada “ayat”: “Merokok Membunuhmu.”
Bila ada orang yang mengatakan kepada anda mengenai efek negatif dari makan mie instan secara terus menerus, maka anda mau mendengarkan dan mulai mengurangi makan mie instan bahkan tidak makan sama sekali, karena efek buruk terhadap organ-organ pencernaan.  Terhadap hal itu saudara mempercayai dan mentaati, namun bila doktermu berkata bahwa merokok itu bisa menyebabkan kanker paru-paru, penyakit jantung, gangguan janin, dan berbagai macam penyakit parah lainnya, anda hanya berkata, “ah itu gak akan terjadi pada saya”, lalu anda merokok terus dan terus, bahkan tidak menguranginya sama sekali, dan dengan bangga berkata, “saya lebih sehat daripada orang lain yang tidak merokok.”  Maka hal ini menjelaskan bahwa hati nurani saudara telah menjadi tumpul.
Bila saudara sedang membakar sampah dan asapnya menyebar kemana-mana lalu didekat saudara ada anak kecil, dia adalah anak anda dan disitu juga ada istri anda, dan di dalam rumah ada orangtua saudara, lalu saudara cepat-cepat berkata kepada anakmu, “Nak, ayo cepat masuk ke dalam rumah karena asapnya mengganggu kesehatan”, juga istrimu engkau cepat-cepat suruh masuk rumah, dan engkau menutup pintu-pintu dan jendela-jendela agar asap dari pembakaran sampah tidak masuk ke dalam rumah dan tidak mengganggu pernafasan dan kesehatan keluargamu, dan terhadap dirimu sendiri engkau berusaha untuk tidak menghirup asap itu dengan memakai penutup atau masker, atas hal yang demikian saudara patut diacungi jempol. Namun, sangat mengherankan apabila saudara dengan sangat santainya merokok di dalam rumah dimana anak-anak dan istri serta orangtuamu ada di dalamnya, dan engkau menganggap asap rokokmu tidak akan membahayakan mereka, padahal asap rokok sangat berbahaya bagi orang lain disekitar saudara dan bagi saudara juga.
Jangan hidup dalam kedagingan tapi hiduplah dipimpin oleh Roh Kudus, agar kehidupan kita berkenan dan layak di hadapan Tuhan.
Masih ada kesempatan dan harapan untuk terbebas dari ikatan rokok, miras dan narkoba. Yang pertama adalah tindakan pertobatan, mengakui keberadaan saudara yang penuh dosa dan menyadari bahwa saudara butuh pertolongan Tuhan.  Mintalah bantuan doa dan dukungan dari hamba Tuhan dan saudara-saudara seiman agar saudara terlepas.  Jangan malu, rasa malu menghalangi anda memperoleh kebebasan dari keterikatan ini.  Roh Kudus akan menolong dengan kuasa-Nya yang akan membebaskan dan membuat saudara hidup dalam kemenangan. Tidak ada yang mustahil, Tuhan Yesus sanggup menolong saudara. Haleluya.
 
 

Melangkah Dalam Iman

faithMempercayai Allah berarti penyerahan diri dan kebergantungan sepenuhnya kepada Dia.
Segala pemikiran pribadi harus dikesampingkan untuk berjalan di dalam iman.
Teknologi masa kini, ilmu kedokteran, dan pengetahuan serta uang seringkali menghambat untuk percaya sepenuhnya.
Rasa takut, kekuatiran, kebimbangan, kesombongan, keserakahan melanda hati karena ketiadaan fokus kepada Kristus.

Ia menjamin hari ini, esok dan seterusnya ada dalam tangan-Nya, Ia pula berjanji akan menyertai sampai kesudahan segala masa.

“Imanmu telah menyelamatkan engkau!”,
“Yang percaya akan melihat kemuliaan Allah!”,
“orang benar akan hidup oleh iman”,
demikian sabda-Nya.

Berjalanlah dengan kepekaan yang semakin tajam akan suara-Nya
Dengarlah Dia berbisik, suara-Nya begitu lembut 
Dengarlah suara-Nya dan berjalanlah dalam ketaatan

Meski melalui penderitaan
Meski mengalami tantangan
Setia dan patuh hanya kepada-Nya

Jalannya adalah jalan yang penuh bahagia,
Bersama Dia, selalu damai dan sukacita.