Merawat Tanpa Membeda-bedakan

Di sebuah rumah sakit, seorang bapak tua yang menjadi pasien sedang dirawat di kamar kelas 3.
Dari beberapa orang perawat yang merawat bapak ini, ada satu perawat yang membuatnya kagum karena pelayanannya yang sangat baik kepada semua pasien yang ada di ruangan itu. Dengan senyum yang ramah dan kata-kata yang halus dan sopan, ia memberikan perawatan yang dibutuhkan.
Bapak tua ini bertanya apakah ia melakukan perawatan dan pelayanan yang sama baiknya untuk pasien kelas VIP, kelas 1, 2 dan 3. Sang perawat berkata: “Bapak, sudah menjadi tugas saya untuk melayani dan merawat pasien dengan sebaik-baiknya tanpa membeda-bedakan. Saya diberikan gaji untuk melayani semua pasien, baik kelas VIP maupun kelas di bawahnya. Semua pasien berhak mendapatkan pelayanan dan perawatan yang terbaik, entah dia kaya atau miskin. Melayani pasien merupakan pelayanan saya kepada Tuhan, maka dari itu saya selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.”
Sikap perawat ini berbeda dengan kebanyakan perawat lainnya. Bila menghadapi pasien VIP maka biasanya perawat akan bersikap lebih baik, padahal gajinya tetap sama saja tidak mengalami kenaikan karena melayani pasien VIP. Berbeda bila melayani pasien kelas lebih rendah, perawat akan bersikap seadanya bahkan terkadang merendahkan dan melecehkan pasien, padahal gajinya yang diterimanya tetap sama, tidak berkurang.
Bagaimana dengan kita? Apakah dalam posisi kita sebagai seorang pelayan Tuhan, pegawai atau profesi apapun, kita bersikap membeda-bedakan atau tidak?
Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak membeda-bedakan orang.
Firman Tuhan dalam Yakobus 2:1 demikian: “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.”
Dan Yakobus 2:8-9  berkata:
Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik.
Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Mari melayani dan mengasihi sesama tanpa memandang muka. Amin.

Leave a Reply