Kedatangan-Nya ke dunia merupakan bukti kerendahan hati-Nya
Kematian-Nya menjadi bukti akan kasih-Nya
Kebangkitan-Nya adalah bukti kuasa-Nya
Kenaikan-Nya ke surga merupakan bukti kemenangan-Nya.
Yesus Kristus telah melakukan semuanya untuk kita agar kita dapat hidup dalam kemenangan.
Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.”
Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(Efesus 4:8-10)
Yang Harus Dihindari Orang Kaya
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 6:17
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
Banyak tokoh Alkitab yang kaya, tapi banyak juga yang biasa saja namun berkecukupan. Menjadi kaya bukan sesuatu yang haram, tetapi sikap orang kaya lah yang seringkali salah.
Dalam nats Alkitab di atas, ada dua hal yang diperingatkan dengan keras oleh rasul Paulus terhadap orang kaya, dan kedua hal tersebut harus menjadi area sifat dan sikap yang perlu diketahui dan dihindari dengan sungguh-sungguh oleh orang-orang kaya.
Kalau saudara kaya secara harta materi, maka perhatikan baik-baik dua hal berikut ini:
1. Jangan Sombong
Kekayaan dengan mudah dapat membuat orang menjadi lupa diri dan tinggi hati. Banyak orang yang ketika miskin sikapnya merendah terhadap orang lain. Tapi setelah menjadi kaya, sombongnya bukan main. Seolah-olah seluruh dunia harus memperhatikan dirinya. Maka tidak heran, banyak orang kaya yang menjadi penindas sesamanya karena sifat sombong itu. Dalam pikiran, ia sombong, merasa dirinya lebih dari yang lain, merasa lebih hebat, lebih berhasil, dan sebagainya, bahkan merasa bahwa ia kaya bukan karena siapa-siapa selain karena kemampuan dan kecakapan dirinya. Orang kaya demikian lupa bahwa semua yang ia peroleh dari Tuhan dan semua harta itu tidaklah kekal melainkan hanya sementara saja.
Dalam perkataan, sungguh nyata kesombongannya. Melecehkan orang yang miskin, merendahkan orang lain melalui perkataan-perkataan, gampang emosi bila kurang diperhatikan apalagi di tempat umum, misalnya di restoran, sang pelayan salah sedikit, maka orang kaya yang sombong berkata: “kamu gak tau siapa saya?”. Atau di pesawat, marah-marah kepada pilot dan pramugari hanya karena hal-hal sepele. Ingatlah, kesombongan adalah sesuatu yang jahat di mata Tuhan dan karena hal itu saudara akan direndahkan oleh Tuhan dan manusia.
Dalam perbuatan, orang kaya yang sombong merasa semua bisa dia beli. Menyerobot tanah orang lain, dan membayar pengacara untuk membela kejahatannya, membayar penegak hukum, untuk melegitimasi pelanggarannya. Macam-macam perbuatan yang nampak dari kesombongan orang kaya. Hati-hatilah, firman Tuhan sudah memperingatkan agar jangan sombong, jangan tinggi hati!
2. Jangan berharap kepada harta.
Orang kaya harus waspada dengan jebakan harta. Makin banyak harta, akan membuat seseorang makin berharap kepada hartanya melebihi dari pengharapan kepada Tuhan. Orang kaya akan merasa aman karena merasa harta kekayaannya bisa membantunya bahkan menyelamatkannya. Orang kaya cenderung merasa aman bila sakit karena kalau sakit ia berpikir bisa membayar dokter dan rumah sakit yang terbaik, untuk kesembuhannya, berapapun harganya ia sanggup membayar. Orang kaya yang sombong berkata: “orang miskin gak bisa hidup lama karena gak punya uang kalau sakit keras”. Ia pikir kesembuhan ditentukan oleh uang dan harta. Ia lupa bahwa Tuhan lah yang berkuasa atas segala sesuatu. Inilah orang kaya yang bodoh seperti yang dikatakan Tuhan Yesus. Orang kaya yang merasa bahwa dirinya aman dan selamat karena banyaknya harta.
Setelah mengetahui kedua hal yang harus dihindari itu, apa yang harus dilakukan orang kaya?
Berharap kepada Tuhan!
Dalam segala hal, semua orang, baik miskin maupun kaya, harus berharap kepada Tuhan. Kekayaan atau mamon sering membuat orang lupa berharap kepada Tuhan. “Seandainya saya punya uang banyak….saya bisa ini dan itu,” pikiran macam ini membuat kita terbatas. Berharaplah kepada Tuhan, bukan pada uang, harta atau mamon. Tuhan Yesus berkata: ” Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24).
Perhatikan dalam ayat pertama di atas bahwa Tuhan itu KAYA! Kita harus mengerti akan hal ini, Tuhanlah yang kaya, dan kekayaan kita adalah karena Tuhan. Semua orang beriman harus ingat akan perkara ini. Jangan menjadi lemah iman dan jangan kuatir soal-soal penghidupan karena Tuhan kita Kaya, haleluya!
Dan ada yang luar biasa dalam ayat tersebut yaitu “Tuhan memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati“.
Perhatikan kata yang digaris bawah: MENIKMATI. Inilah yang banyak orang lupakan, sebab obsesi kebanyakan orang adalah memiliki banyak harta, tapi setelah memiliki mereka justru tidak menikmati.
Banyak orang kaya yang memiliki villa di daerah pegunungan, tapi mereka tidak menikmatinya. Yang menikmati villa justru orang lain, yang menyewa villa dan sang penjaga villa bersama keluarganya. Ada orang kaya punya mobil supermewah, tapi yang lebih menikmatinya adalah sopir pribadinya.
Memiliki boleh tapi jangan lupa bahwa yang utama adalah menikmati pemberian Tuhan dengan rasa syukur. Menikmati hidup dan segala pemberian Tuhan adalah lebih baik daripada memiliki semua tapi hati tidak pernah puas.
Biarlah firman Tuhan selalu kita pegang dan praktekkan dalam kehidupan kita, agar kita terhindar dari dosa dan kejahatan dan agar kita berbahagia selalu dalam hidup ini bersama Tuhan Yesus juruselamat kita. Amin.
Menolak Kekecewaan
Seorang anak yang bertempat tinggal dekat sebuah danau, membuat sebuah perahu-perahuan kecil dengan layarnya lalu melayarkannya di atas air danau itu.
Sore itu angin bertiup agak keras. Layar perahu itu segera terbuka, tapi perahu itu kemudian terbalik dan tenggelam ke dalam danau.
Untuk sesaat, anak itu kelihatan tenang-tenang saja, lalu ia berkata, “Ah, angin itu baik sekali untuk menerbangkan layang-layang”, kemudian ia berlari ke rumahnya mengambil layang-layang dan menerbangkannya.
Sikap anak itu baik untuk dicontoh. Jika anda menemui kegagalan dengan apa yang telah anda usahakan, keadaan yang telah membuat anda gagal itu mungkin dapat dijadikan suatu kesukaan jika dibuat dengan cara yang lain. Jangan langsung duduk dan kesal setelah melihat “perahu anda tenggelam”. Angin yang sama yang telah membalikkan perahu itu dapat menerbangkan “layangan anda lebih tinggi dari yang anda harapkan.”
“Jangan kecewa dengan kehidupan yang terasa gagal, tapi bersyukurlah selalu kepada Tuhan atas apapun yang terjadi, karena ada sesuatu yang baik dibalik itu semua.”
Bagaimana Mengatasi Stress
Dalam hidup ini, ada situasi dan masalah yang bisa membuat seseorang menjadi stress. Kita semua tidak luput dari stress, hanya tingkat stress tiap orang berbeda-beda, ada yang ringan dan ada yang berat.
Pemazmur, Raja Daud yang terkenal sebagai seorang pemimpin besar, tidak luput dari stress. Tetapi, Daud tahu bagaimana cara mengatasi stress tersebut dengan benar.
Dalam Mazmur 43:5 tertulis: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Dari ayat ini kita dapat mengetahui bahwa ada dua ciri orang mengalami stress yaitu:
1) jiwanya tertekan, dan
2) gelisah
Stress akan menyerang 3 area seorang manusia: roh, jiwa dan tubuhnya.
Secara roh, orang yang stress akan mengalami kemunduran rohani, hubungan pribadi dan persekutuan dengan Tuhan menjadi renggang. Padahal Tuhan tidak pernah jauh dari dirinya, melainkan sebaliknya.
Secara jiwa, pikiran, perasaan dan kehendak orang yang stress mengalami gangguan.
Secara jasmani, tubuh fisik akan mudah diserang berbagai penyakit dan kelemahan tubuh.
Lalu bagaimana cara mengatasi stress itu?
Dari ayat diatas kita melihat apa yang dilakukan raja Daud:
1. Berharap kepada Tuhan
Jangan berharap pertolongan dari manusia, jangan menaruh harapan pada harta, jangan berharap pertolongan di luar Tuhan. Karena pertolongan sejati datang dari Tuhan, maka kita harus berharap kepada Dia. Secara praktis dalam kehidupan kita, hal yang dapat kita lakukan sebagai wujud pengharapan kepada Tuhan adalah: berdoa kepada Tuhan mohon pertolongan-Nya, koreksi diri pribadi dan mohon pengampunan atas kesalahan dan dosa, membaca Alkitab dan merenungkan firman Allah, mengikuti kegiatan ibadah, mengampuni orang lain, mencaritahu kehendak Tuhan dan menantikan pertolongan-Nya.
Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:7 berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
2. Bersyukur kepada Tuhan
Biasanya saat stress, sulit untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Yang keluar dari mulut justru sungutan, makian atau umpatan. Firman Tuhan mengajar kita untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal. Dalam 1 Tesalonika 5:18 tertulis: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Jangan kuatir tentang apapun juga, Tuhan Yesus berkata: ” Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Matius 6:27)
Dalam segala persoalan selalu ada jalan keluar. Ada jalan bagi orang-orang yang senantiasa sabar, beriman dan mengandalkan Tuhan. Ada kuasa Tuhan Yesus yang sanggup menolong.
Minuman Anggur Bagaimana Yang Dipakai Dalam Perjamuan Kudus?
Dalam satu bulan umumnya setiap gereja mengadakan perjamuan kudus sebanyak satu kali. Perjamuan Kudus merupakan sebuah sakramen yang kudus untuk memperingati akan kematian Tuhan Yesus Kristus dan merupakan persekutuan umat dengan kematian dan kebangkitan-Nya serta mengandung arti akan pembebasan dari segala dosa, kematian dan penghukuman kekal.
Dalam sakramen ini ada roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus. Saat didoakan maka umat mengimani bahwa roti yang dimakan bukan lagi lambang tubuh Kristus melainkan benar-benar adalah tubuh Kristus, demikian pula minuman anggur yang diminum bukan lagi lambang melainkan benar-benar adalah darah Kristus.
Saat ini ada banyak macam minuman anggur yang dipakai dalam perjamuan kudus. Umumnya adalah minuman anggur yang difermentasi dan mengandung alkohol sekitar 2 hingga 3 persen. Tapi, perlu kita pertanyakan minuman anggur yang bagaimana yang diminum Tuhan Yesus bersama murid-murid pada perjamuan paskah terakhir?
Berdasarkan survey sejarah Alkitab dan tradisi kebiasaan bangsa Israel pada masa itu, maka dapat disimpulkan bahwa minuman anggur yang diminum oleh Tuhan Yesus dan para murid adalah minuman anggur yang manis yang merupakan sari buah anggur dan tidak difermentasi sehingga tidak mengandung alkohol.
Berikut ini beberapa alasan bahwa yang diminum Yesus dan para murid adalah sari buah anggur yang tidak difermentasi:
1. Perjamuan Kudus ditetapkan ketika Yesus dan para murid-Nya sedang makan Paskah. Hukum paskah di Kel. 12:14-20 melarang adanya ragi atau zat fermentasi apa pun, selama pekan Paskah. Dalam Perjanjian Lama, segala sesuatu yang mengandung fermentasi apapun dilarang Tuhan (Kel. 12:19; 13:7). Tuhan telah memberikan hukum-hukum ini oleh sebab fermentasi melambangkan kebejatan dan dosa (bandingkan Matius 16:6,12; 1 Kor. 5:7-8). Yesus, Anak Allah, menggenapi setiap tuntutan hukum Taurat (Mat. 5:17), maka Ia pasti telah menaati hukum Allah untuk perayaan Paskah dan tidak menggunakan anggur yang difermentasi.
2. Penggunaan anggur yang tidak difermentasi sudah biasa dalam masa Perjanjian Baru. Bangsa Israel memproses anggur menjadi sari buah anggur yang tidak difermentasi dan mereka tahu cara mempertahankan rasa minuman anggur tersebut tetap manis sepanjang tahun.
3. Ketiga penulis kitab-kitab Injil yang pertama menggunakan frase “hasil pokok anggur” (Mat. 26:29; Mrk. 14:25, Luk. 22:18) yang menunjuk kepada anggur yang tidak difermentasi. Hasil pokok anggur merupakan minuman sari buah anggur yang mengandung kira-kira 20 persen kadar gula dan tidak beralkohol.
Setelah mengetahui kebenaran ini, maka kita perlu mempraktekkannya dalam acara sakramen dan ibadah perjamuan kudus yaitu dengan memakai minuman anggur yang tidak difermentasi dan tidak beralkohol. Ada banyak gereja yang memakai sirop anggur yang manis dan ini lebih cocok dipakai daripada menggunakan minuman anggur beralkohol.
Unless It Got Inside
All the water in the world,
However hard it tried,
Could never sink a ship
Unless it got inside.
All the evil in the world,
The wickedness and sin,
Can never sink the soul’s craft
Unless it got inside
– Selected –
Semua air yang ada di bumi ini,
Betapapun kerasnya mencoba,
Tidak akan pernah bisa menenggelamkan kapal
Kecuali kapal itu yang masuk ke dalamnya.
Semua setan yang ada di dunia,
Serta semua kejahatan dan dosa,
Tidak dapat menenggelamkan jiwa seseorang,
Kecuali orang itu yang masuk ke dalamnya.
Tuhan Yesus mengajar kita berdoa: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” atau dalam bahasa lain “Jauhkanlah kami dari pencobaan”, pencobaan itu sudah dijauhkan oleh Tuhan, tetapi bila kita sendiri yang datang dan masuk ke dalam pencobaan, maka itu bukanlah kesalahan Tuhan, melainkan kesalahan diri sendiri. Sebab manusia dicobai oleh keinginannya sendiri, dan ia sendiri jatuh ke dalamnya, sehingga menyebabkannya berdosa kepada Tuhan.
Marilah kita berdoa, agar Tuhan menguduskan setiap keinginan hati kita agar hati kita bersih dari segala keinginan hawa nafsu duniawi dan agar hati kita hanya dipenuhi dengan pikiran dan keinginan yang berkenan kepada Tuhan.
Saatnya Menyendiri Bersama Tuhan
Setelah menjalani kegiatan sepanjang hari baiklah kita mengambil waktu untuk menyendiri bersama Tuhan.
Dalam Matius 14:23 tertulis: “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.”
Dalam kapasitasnya sebagai manusia 100%, Yesus mengambil waktu untuk menyendiri dan berdoa. Meskipun Ia adalah juga Allah 100% namun Yesus berkomunikasi dengan Bapa dalam suasana kesendirian.
Ada makna yang baik yang dapat kita ambil sebagai suatu pelajaran dan praktek rohani dalam kehidupan kita dari kisah menyendirinya Tuhan Yesus.
Ada 3 makna kita menyendiri bersama Tuhan:
1. Waktu untuk introspeksi dan minta pengampunan
Dalam aktivitas kita sepanjang hari, ada banyak perkataan kita yang keluar dari mulut, dan kemungkinan besar ada banyak kesalahan di dalamnya sebab Amsal sendiri berkata bahwa di dalam banyak perkataan ada banyak kesalahan. Dan ini perlu kita introspeksi dan mohon ampun dari Tuhan serta menjadi pembelajaran agar kita dapat lebih menguasai mulut dalam berkata-kata.
Sepanjang hari, kita bertemu dengan orang-orang lain, dan mungkin saja ada hal-hal yang perlu kita renungkan apakah kita sudah berbuat yang baik dan benar kepada sesama kita. Mungkin ada kesalahpahaman, emosi dan ketersinggungan yang tanpa sadar dilakukan ataupun dengan sadar dilakukan. Ini perlu kita introspeksi dan doakan serta mohon pengampunan Tuhan dan minta bimbingan Roh Kudus.
Kita tidak luput dari kesalahan, meskipun sudah berusaha hidup benar, secara tidak sengaja kita bisa salah dan lalai sehingga berdosa dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Untuk itu, kita perlu meminta ampun dari Tuhan serta introspeksi diri dan minta pimpinan Tuhan agar tidak melakukan lagi kesalahan yang sama. Tuhan Yesus mengajarkan dalam doa “Bapa kami” agar kita memohon pengampunan dosa setiap hari dan juga mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.
2. Waktu untuk bersyukur kepada Tuhan
Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik. Sepanjang hari, kita dapat melakukan berbagai aktivitas kegiatan, diberi kesehatan dan kekuatan oleh Tuhan, diberi kepandaian, hikmat, pimpinan, dan dianugerahkan berbagai berkat, semuanya patut kita syukuri kepada Tuhan.
Kalaupun ada yang mengalami pergumulan dan sakit penyakit, kekurangan, dan berbagai masalah, tetap naikkan pengucapan syukur kepada Tuhan. Karena orang yang dapat bersyukur dalam segala perkara, membuat dirinya kuat dalam menghadapi segala sesuatu.
3. Waktu untuk mencaritahu kehendak Tuhan
Kita membutuhkan kuasa dan pertolongan Tuhan dalam hidup ini. Seringkali kita menghadapi berbagai macam pilihan yang harus diambil keputusan. Tanpa melibatkan Tuhan kita akan salah jalan dan tersesat. Pemikiran kita seringkali dipengaruhi oleh berbagai macam hal, pendapat orang, emosi jiwa, hawa nafsu, atau keserakahan. Oleh karena itu, kita membutuhkan suara Tuhan dan mengerti kehendak Tuhan yang terbaik dalam kehidupan kita.
Marilah kita mengambil waktu untuk menyendiri bersama Tuhan Yesus. Untuk bersyukur, introspeksi dan mohon pengampunan serta mendengar suara Tuhan.
Mengapa Tertipu Investasi ?
Berulang kali terjadi penipuan investasi emas yang korbannya ratusan bahkan ribuan orang dengan nilai trilyunan rupiah. Dan bukan saja investasi emas, tapi investasi uang dan barang banyak juga memakan korban para nasabah yang sudah bermimpi jadi kaya.
Mengapa bisa selalu ada yang tertipu padahal kejadiannya berulang kali diinformasikan di media massa televisi dan koran? Apakah masyarakat terlalu bodoh atau pelaku terlalu pintar? Hanya satu penyebab utamanya yaitu keserakahan.
Firman Tuhan berkata: “Jangan Serakah!” (1 Tim.3:8). Kalau sifat serakah masih ada, maka mudah sekali untuk tertipu berbagai tawaran investasi.
Perhatikanlah beberapa ciri investasi yang berpotensi menipu saudara:
1. Menawarkan bunga yang besar
Walaupun secara resmi bunga di bank swasta dan pemerintah rendah misalnya hanya sekitar 6% per tahun, investasi bodong dengan berani menawarkan bunga besar per bulan misalnya 5%, atau 10% per bulan bahkan ada juga yang 25% per bulan.
2. Menyuruh untuk mencari nasabah lain dengan janji akan mendapatkan keuntungan dari masuknya nasabah baru.
Umumnya, investasi bodong akan mendorong nasabahnya untuk mencari nasabah baru dengan iming-iming akan mendapat bonus cukup besar. Nasabah yang tidak sadar sedang ditipu, akan menawarkannya kepada orang-orang dekatnya, saudaranya, orangtuanya, kakak atau adiknya, teman-teman di komunitasnya apakah di komplek rumah, tetangga dan lain-lain. Bila anda ditawari dengan cara seperti ini waspadalah dan berikan pengertian kepada orang yang menawarkan bahwa ia sedang tertipu investasi bodong.
3. Menimbulkan keinginan untuk terus menambah jumlah tabungan agar mendapat bunga makin besar.
Investasi bodong akan rajin membayarkan bunga per bulan kepada para nasabah awalnya dengan maksud agar mereka terlihat jujur dan investasinya dinilai dapat dipercaya. Akibatnya, orang yang sudah menjadi nasabah ingin menambah jumlah tabungannya agar mendapat bunga lebih besar lagi. Ada yang meminjam dengan jaminan sertifikat untuk menambah tabungannya sebab ada selisih bunga lebih besar. Ada yang menjual sawah dan lain sebagainya. Padahal mereka tidak sadar sedang tertipu.
Berhati-hatilah dengan sifat keserakahan. Jangan serakah!, demikian firman Tuhan. Karena serakah itu dosa.
Berserahlah kepada Tuhan dan mintalah diberikan roh yang taat dan bersyukur dengan segala sesuatu, minta kesabaran dan kemurahan hati. Bekerjalah dan sabarlah, investasikan pada yang benar.
Daripada berinvestasi di dunia lebih baik berinvestasi di sorga.
Tuhan Yesus mengatakan: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)
Apakah Melayani Tuhan Harus Jadi Gembala?
Melayani Tuhan tidak harus selalu menjadi seorang gembala sidang jemaat. Mengapa? karena panggilan Tuhan terhadap setiap orang itu berbeda-beda. Ada 2 macam panggilan Allah bagi kita, yaitu:
1. Panggilan Umum
Secara universal Allah memanggil setiap manusia untuk datang kepada-Nya. Allah berkehendak agar manusia mengenal Dia dan beriman kepada-Nya. Pada mulanya Tuhan memakai Adam untuk memperkenalkan kehendak Allah kepada Hawa. Selanjutnya Allah memakai Nuh untuk memperkenalkan Allah kepada orang-orang pada masanya. Lalu, Allah memakai Abraham untuk memperkenalkan diri-Nya. Kemudian, Allah memakai bangsa Israel agar bangsa-bangsa lain mengenal dan menyembah Allah, dan terakhir Allah memperkenalkan diri-Nya dalam pribadi Yesus Kristus agar dunia mengenal dan menyembah Allah. Panggilan umum ini merupakan panggilan keselamatan supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan memperoleh kehidupan dan keselamatan kekal. Dalam surat 2 Timotius 1:9 tertulis: “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri”.
Dengan demikian, kita mengerti bahwa setiap orang dipanggil untuk mengenal Dia dan untuk percaya kepada-Nya, namun tidak semua yang meresponi panggilan ini.
2. Panggilan Khusus
Yang dimaksud dengan panggilan khusus adalah panggilan terhadap orang-orang percaya untuk melakukan suatu tugas pelayanan, yang berhubungan dengan karunia yang diberikan Allah bagi dirinya secara spesifik. 1 Korintus 7:7 menuliskan : “….setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.” Jadi, ada karunia berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Hanya saja seringkali banyak orang yang tidak mengerti apa karunia khusus Allah bagi dirinya. Untuk itulah perlu kita bertanya kepada Tuhan: “Apa yang menjadi karunia saya?” Jawaban atas pertanyaan ini, dapat kita peroleh baik melalui pewahyuan atau hikmat dari Tuhan, maupun melalui pengecekan dan pengujian karunia secara pribadi dengan bantuan seorang pembimbing rohani.
Alkitab menyebutkan adanya tugas pelayanan sebagai rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar (Efesus 4:11), dan selain itu ada macam-macam karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang menurut kehendak Tuhan yang dipakai dalam pelayanan. Karunia itu diantaranya adalah: karunia untuk bernubuat, karunia untuk memimpin, karunia untuk memberi, karunia kemurahan, karunia hikmat, dan karunia kesembuhan serta mujizat. (baca: Roma 12 dan 1 Korintus 12).
Jadi, dengan demikian sudah menjadi jelas bahwa melayani Tuhan tidak harus menjadi gembala jemaat. Sebenarnya tiap-tiap orang harus dapat menggembalakan dirinya sendiri dan keluarganya. Itulah tugas penggembalaan utama dari tiap-tiap orang. Jangan sampai keluarga terbengkalai, sebab keluarga merupakan prioritas pertama dalam pelayanan. Tuhan mempercayakan keluarga kepada kita untuk kita berikan teladan, bimbingan, pengayoman dan kasih dalam terang firman Tuhan.
Jikalau Tuhan menghendaki saudara menjadi seorang usahawan, maka jadilah usahawan yang cinta Tuhan dan memuliakan nama Tuhan. Jika Tuhan menghendaki saudara menjadi seorang karyawan atau profesional, pns, dokter, atau apapun, jadilah pribadi yang giat dan juga cinta akan Tuhan serta memuliakan nama Tuhan di tempat kerja. Kalau Tuhan memanggil untuk melayani secara penuh, maka lakukanlah itu juga dengan setia sesuai dengan panggilan Tuhan.
Tujuan dari semua yang kita lakukan adalah agar nama Tuhan dimuliakan dan setiap karunia yang Tuhan berikan bertujuan untuk pelayanan kepada sesama dan kepada Tuhan agar semua orang mengenal Dia dan menyembah Tuhan. Tuhan Yesus memberkati !
Pelajaran Dari Hachi
Seluruh isi Alkitab berbicara tentang kasih dan kesetiaan Tuhan kepada manusia ciptaan-Nya. Meskipun berulang kali manusia jatuh ke dalam dosa, melakukan pelanggaran, bahkan menjauhi Tuhan, namun kasih dan kesetiaan Tuhan tidak pernah surut dan lenyap, tetapi justru malah dikatakan bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berkesudahan. Mazmur 89:2 berkata: “Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.” Dan oleh kasih setia-Nya juga, maka Allah sendiri datang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya dari penghukuman dan kebinasaan kekal.
Suatu kali, oleh kemurahan Tuhan, saya berangkat ke Jepang bersama rombongan untuk melakukan studi banding disana. Kami berkunjung ke beberapa tempat seperti Tokyo, Nagoya, Gifu dan lain-lain, juga memperoleh kesempatan bertemu dan berbincang dengan pihak kementerian perindustrian dan perdagangan Jepang. Selain melihat dan mempelajari proses dying dan finishing tekstil di beberapa pabrik, kami juga berkesempatan untuk jalan-jalan walaupun tidak terlalu banyak waktu untuk hal itu.
Salah satu teman, yaitu abang PA (Pendalaman Alkitab) saya dulu di kampus, bekerja di salah satu kota di Jepang dan mengajak untuk bertemu. Pertemuan pertama terjadi di dekat East 21, dan saya diajak makan makanan yang asing bagi lidah saya, maklum lidah indonesia senang dengan makanan yang matang dan banyak bumbu. Sedangkan di Jepang banyak makanan yang setengah matang bahkan mentah, selain itu memang cara pengolahannya berbeda sebab perbedaan budaya dan tradisi dalam kuliner.
Pertemuan kedua, disepakati di sebuah tempat di distrik Shibuya. Tempat yang termasuk padat dan ramai dikunjungi orang dan dipenuhi juga oleh banyak kalangan muda Tokyo yang sekedar nongkrong dan menunjukkan jati diri serta komunitas mereka. Kami bertemu di “makudona” atau McDonald, karena begitulah orang Jepang menyebut nama restoran ini. Setelah bertemu, kami pergi ke stasiun kereta dan hendak menuju ke Yokohama. Namun, saat sedang berjalan kaki, abang PA saya berhenti dan mengajak untuk berfoto di sebuah patung berbentuk anjing. Rupanya, inilah patung anjing yang terkenal bernama Hachi, yang bahkan difilmkan oleh Hollywood.
Hachi adalah seekor anjing yang setia menantikan kedatangan tuannya di stasiun kereta Shibuya, pada saat pulang kerja sore hari. Setiap pagi, Hachi akan mengantarkan tuannya ke stasiun dan menjemputnya pada sore hari. Demikianlah kebiasaannya bertahun-tahun. Namun suatu hari, tuannya meninggal saat berada di tempat kerjanya dan sudah pasti tidak akan muncul lagi pada sore harinya. Hachi yang tidak tahu bahwa tuannya sudah mati, terus saja menunggu setiap sore dan bahkan pada akhirnya ia tinggal di dekat stasiun untuk menunggu kedatangan tuannya. Sampai akhirnya, Hachi, anjing yang setia itu mati di stasiun karena cuaca dingin dan kekurangan makan.
Cerita Hachi sangat menginspirasi kita dalam hal kesetiaan kepada Tuhan. Beberapa ayat Alkitab menyuruh kita belajar dari beberapa binatang tentang sifat mereka, seperti semut yang rajin, kuda, keledai, dan beberapa binatang lain. Bahkan Alkitab juga menyebutkan tentang anjing yang makan remah-remah dari meja tuannya (perkataan dari seorang wanita yang percaya kepada Yesus dalam Matius 15:27) yang mana ini juga mengandung arti tentang kesetiaan, penundukkan diri dan kerendahan hati dari si anjing terhadap tuannya.
Kesetiaan merupakan hal yang langka. Amsal menyebut bahwa banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia siapakah menemukannya? (Amsal 20:6). Jadi orang yang baik hati ternyata belum tentu setia. Kesetiaan merupakan suatu sifat yang harus kita miliki terutama kepada Tuhan dalam hal mentaati kehendak firman-Nya serta iman percaya kepada-Nya.
Secara praktis dalam kehidupan kita, kesetiaan itu harus diwujudnyatakan dalam kehidupan pernikahan, setia kepada pasangan dan bukan hanya setia tapi juga selalu mengasihi. Setia dalam keadaan apapun sebagaimana janji pernikahan. Kesetiaan juga dapat diwujudkan dalam membimbing anak-anak di rumah, menghadapi orangtua, menghadapi rutinitas rumah tangga setiap hari, setia dalam mengasihi dan melayani sesama, karena apa yang kita lakukan terhadap sesama juga merupakan perlakuan dan pelayanan kepada Allah.
Di bagian akhir dari Alkitab, disebutkan bahwa Tuhan mencari orang-orang yang setia. Lawan dari setia adalah seleweng atau khianat, suatu tindakan yang menolak menuruti perintah atau tindakan tidak mengakui akan status hubungan antara dua pihak dan bahkan berbalik menjadi musuh, itulah makna seleweng atau khianat.
Dalam Wahyu, Tuhan Yesus berfirman : “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Jikalau Tuhan begitu setia kepada kita, masakan kita tidak mau setia kepada Tuhan? Marilah kita setia selalu kepada Tuhan Yesus. Jangan hanya anjing yang bisa setia pada tuannya, kita sebagai manusia, ciptaan yang lebih mulia dari anjing, harusnya malu apabila kita tidak setia sungguh-sungguh kepada Tuan Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Setia, setia, dan setialah! Amin.