Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang dan perlu diberikan sejak usia dini. Alkitab pun memberikan arahan bagaimana setiap orang tua harus mendidik anak-anak mereka sejak dari kecil.
Di jaman modern sekarang ini, banyak orang tua yang salah dalam mendidik anak-anak karena kurang mengerti akan kebutuhan pendidikan yang diperlukan oleh anak-anak mereka. Hal ini diperburuk dengan makin banyaknya lembaga pendidikan yang menyasar anak-anak, baik batita, balita, maupun usia pertumbuhan di atasnya, yang menawarkan berbagai pendidikan ini dan itu kepada orangtua bagi anak-anaknya.
Umumnya, orang menganggap semakin pintar anak mereka dalam hal bahasa (Inggris, mandarin atau bahasa lainnya) semakin membanggakan orangtua. Selain itu, anak didorong bahkan cenderung dipaksa untuk pelajaran-pelajaran yang belum tentu disukai dan tidak sesuai dengan bakatnya. Misalnya anak dipaksa untuk belajar berbagai metode hitung cepat matematika, belajar fisika, dan sebagainya, dengan asumsi bahwa semakin anak pintar dalam hal tersebut maka semakin bagus buatnya. Padahal pelajaran-pelajaran tersebut tidak harus selalu menjadi pelajaran utama bagi anak-anak karena berdasarkan pengalaman dan survey terhadap kehidupan dan masa depan berbagai orang yang sukses dalam hidupnya, berbagai macam mata pelajaran itu sebagian besar tidak dipakai atau bahkan tidak berguna sama sekali dalam karir dan kehidupan mereka.
Pendidikan apa dan bagaimana yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak ? Berikut ini adalah bidang pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak.
1. Pendidikan Rohani
Alkitab berkata bahwa “Takut akan Tuhan itulah hikmat.” Jadi, hikmat atau pengetahuan yang utama yang harus dikenalkan kepada anak-anak adalah pengenalan akan Tuhan. Anak-anak harus diberikan dasar-dasar iman sejak dari kecil agar mereka tidak melenceng dari firman Tuhan sehingga kehidupan mereka senantiasa berbahagia serta diberkati. Orangtua menjadi pihak yang sangat penting peranannya dalam hal ini. Setiap hari ajaklah anak untuk berdoa ketika bangun pagi, saat mau tidur, makan atau hendak bepergian. Begitu pula bila ada hal-hal khusus, seperti ulang tahun, atau ada yang sakit, atau ada kebutuhan tertentu, ajaklah anak untuk bersama-sama mendoakan hal tersebut. Dengan cara demikian, sebenarnya anak sedang dididik untuk selalu bergantung kepada Tuhan serta mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu. Ini merupakan perkara rohani yang penting.
Hal berikutnya yang dapat dilakukan adalah dengan menceritakan kisah-kisah dalam Alkitab dan ajaran tentang keselamatan serta kehidupan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Orangtua bisa membacakan beberapa ayat dalam satu perikop atau memvariasikannya dengan kupasan atau ulasan singkat setelah membaca ayat Alkitab.
Ajarlah anak untuk setia beribadah di gereja dan dorong serta motivasi anak untuk mengikuti kegiatan sekolah minggu dengan setia. Berikan teladan dalam berkata-kata yang sopan serta berperilaku yang baik sebab anak akan mencontoh sikap dan tindakan orang tua lebih daripada perkataannya. Teladan orangtua yang baik lebih diingat daripada perkataan.
Ajak anak untuk bersimpati dan berempati kepada sesama dengan cara mengajak anak berkunjung kepada orang-orang yang miskin dan membutuhkan, berikan bantuan dan beri kesempatan kepada anak untuk melakukannya, agar muncul jiwa yang berbelas kasihan kepada sesama.
Ajarlah anak untuk menghafalkan satu atau dua ayat bersama-sama dan ujilah hafalan tersebut bersama dengan orangtua.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
(Amsal 22:6)
2. Pendidikan Formal
Untuk perkembangan intelegensia anak atau daya kognitifnya, anak perlu mengikuti kegiatan pendidikan formal seperti TK, SD hingga perguruan tinggi. Namun, orangtua perlu mengerti akan minat dan bakat anak supaya anak tidak terlalu dipaksa untuk belajar pelajaran-pelajaran tertentu secara berlebihan.
Tidak perlu bersekolah di sekolah yang mahal, yang penting berkualitas baik. Kualitas tidak selalu berhubungan dengan banyaknya PR (Pekerjaan Rumah), banyaknya ulangan harian, atau ulangan-ulangan lainnya. Perhatikan bahwa anak sebenarnya butuh bermain dan umumnya pola yang perlu diterapkan dalam pembelajaran adalah “Belajar sambil Bermain” atau “Belajar melalui permainan”, terlebih khusus bagi anak-anak dalam usia dini atau hingga sekolah dasar.
Jangan mengintimidasi anak dalam belajar sebab hal ini akan menghambat perkembangan otaknya. Biarkan anak belajar secara rileks dan bantulah mereka untuk mengerti setiap pelajaran. Upayakan agar mereka memahami apa maksudnya, supaya lebih masuk ke dalam otaknya, karena bila hanya sekedar menghafal tanpa mengerti, cenderung akan cepat lupa dan anak tidak tahu apa maksud dari hal atau pelajaran yang sedang dipelajari.
3. Pendidikan Non Formal
Banyak orangtua lupa bahwa anak tidak selalu berbakat dalam mata pelajaran di sekolah. Akibatnya, banyak anak dimarahin bila tidak bisa matematika, bahasa Inggris atau lainnya. Bila dimotivasi dan dididik secara benar tanpa intimidasi, anak pasti akan bisa menguasai matematika meskipun nilainya tidak sempurna. Pendidikan formal perlu, namun ingat bahwa anak butuh juga pendidikan non formal untuk perkembangan intuisi mereka. Orangtua bisa memberikan pendidikan di bidang musik misalnya, dengan cara memberikan les atau mengajarnya langsung secara pribadi. Belilah alat musik yang sesuai dengan minat anak atau cita-citanya. Mungkin anak anda senang melukis atau menggambar, mendesain atau olahraga. Motivasi mereka dan berikan pujian agar anak memiliki kepercayaan diri yang baik.
Ada banyak macam pendidikan non formal yang bisa diberikan bagi anak, yang penting perlu diatur agar anak tidak kecapean dan tidak membuat anak menjadi murung akibat banyaknya kegiatan pendidikan yang harus dijalaninya.
Orangtua perlu memberikan perhatian dan meluangkan waktu untuk anak dalam bermain dan belajar. Buatlah suasana yang senang dan bahagia bagi anak dalam keluarga. Tegurlah anak bila berbuat salah agar mereka mengerti hal yang patut dan benar serta hal yang salah dan tidak baik. Mendisiplin anak dengan hukuman tertentu dalam batas-batas yang baik perlu sekali-kali dilakukan. Apabila orangtua menegur dan memarahi anak, kemudian anak menjadi sedih dan menangis, biarkan dulu hal tersebut, dan berikan wejangan serta nasihat agar anak mengerti. Beberapa waktu kemudian, peluklah anak dan katakan bahwa anda menyayanginya serta tidak bermaksud jahat tetapi hendak mengajarnya agar ia menjadi baik dan selalu dalam berkat Tuhan. Setiap hari katakanlah anda menyayangi anak anda, dan biarkan dia tahu bahwa anda benar-benar menyayanginya.
“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.”
(Amsal 29:17)
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4)
(Billy Tambahani)