Pada waktu George Washington berumur enam belas tahun, ia mengambil keputusan untuk meninggalkan rumahnya dan menjadi taruna Angkatan Laut.
Setelah ia mengirim kopernya, tiba saatnya untuk berpamitan pada ibunya. Ia menemui ibunya dan hendak mengucapkan selamat tinggal. Ibunya menangis tersedu-sedu sehingga George pun berubah pikiran. Ia meminta supaya koper yang telah dikirimkannya dibawa pulang lagi.
“Saya tidak akan membuat ibu saya menderita karena saya meninggalkan dia,” katanya.
Keputusan George akhirnya telah menjadikan dia sebagai seorang tentara Angkatan Darat, kemudian menjadi menteri, dan puncaknya menjadi seorang presiden Amerika Serikat.
Segala karirnya yang memuncak itu disebabkan oleh karena suatu tindakan yang sederhana yaitu menjadikan ibunya gembira.
(Kramer)
“Hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
(Matius 19:19)