Selama hampir satu minggu, saya mengajarkan bagaimana cara naik sepeda kepada dua anak kembar saya. Saya harus mendorong, memegangi sepeda dan berlari bolak-balik sepanjang 200 meter lebih, bukan hanya untuk satu orang anak, tapi dua orang anak kecil yang berpengharapan besar untuk bisa naik sepeda sendiri.
Hari pertama, kedua, ketiga dan keempat berlalu tanpa ada hasil yang memuaskan. Tapi hari kelima, mereka mulai bisa sedikit demi sedikit mengayuh sepedanya tanpa terjatuh. Selama waktu belajar itu, mereka sudah beberapa kali jatuh dan mengalami luka-luka di kaki. Namun, itulah proses yang harus mereka jalani untuk mencapai tujuannya.
Setelah satu minggu, saya tidak lagi perlu ikut berlari di samping sepeda. Hanya dari jauh, mata saya memandang mereka dan mengawasi apabila terjadi sesuatu yang membutuhkan bantuan. Mereka sudah bisa tapi masih terus belajar.
Suatu kali, di kejauhan, anak saya terjatuh dari sepedanya dan pikir saya, ia pasti bisa bangun. Tapi ternyata ia berteriak dengan keras, “Papaaaa…..Tolooongggg….!!” sebanyak beberapa kali. Serentak, saya langsung berlari dan mendekatinya serta mengetahui bahwa tali sepatunya tersangkut di pedal. Saat itu juga, talinya yang tersangkut saya lepaskan dan anak saya bisa berdiri dan bermain sepeda lagi.
Terbersit dalam hati saya ketika itu, bahwa dalam setiap aktivitas hidup kita ada Bapa di sorga yang mata-Nya selalu memandang kita dengan penuh kasih. Ia tahu, manakala kita membutuhkan pertolongan-Nya dan Ia akan bersegera menolong kita yang minta tolong.
Seperti seorang anak kecil yang dengan yakin berteriak kepada papanya, dan yakin bahwa ia pasti ditolong, lebih lagi kita yang adalah anak Bapa sorgawi, bila kita berseru kepada Bapa, “Bapa….tolong saya…” maka Bapa di sorga pasti akan turun tangan menolong kita.
Saudara yang terkasih, jangan lupa berdoa, serukan nama-Nya, berteriaklah minta tolong kepada Bapa, dan pertolongan itu pasti datang, karena Bapa sorgawi mengasihi kita. Amin.
Billy Tambahani (BT- RHNK)