Penyediaan Allah Melalui Gagak

“Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.” (1 Raja-raja 17:5-6)
Ayat diatas merupakan sebagian kecil dari kisah pelayanan Elia sebagai seorang nabi dan abdi Allah. Hidup Elia dipersembahkan untuk melayani Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan.  Ketaatan yang kuat sangat dibutuhkan dalam mengerjakan tugas ini, karena tidak sedikit goncangan, tantangan dan kesulitan yang harus ia alami.
Akan tetapi Allah yang memanggil Elia adalah setia dan bertanggung jawab penuh atas hidup Elia.  Dalam situasi dimana mayoritas bangsa Israel tidak memihak kepadanya oleh sebab bangsa Israel telah menyimpang dari ajaran dan ketetapan Tuhan serta menyembah berhala-berhala, Elia diperhadapkan pada tantangan kebutuhan jasmaniah, namun disinilah luar biasanya, sebab Allah memberikan kecukupan terhadap kebutuhan Elia.
Tuhan Allah menyuruh Elia untuk tinggal di tepi sungai Kerit dan burung-burung gagak diperintahkan Tuhan untuk membawa roti dan daging kepada Elia setiap hari dan Elia dapat minum dari sungai itu.
Nyata kepada kita dalam perkara ini bahwa benar Allah itu adalah Allah yang mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya dan umatNya. Bahkan lebih daripada itu, Allah mencukupi semua kebutuhan ciptaanNya.
Perhatikan ayat ke-5, disitu tertulis: “Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN.”
Saudara yang terkasih, ada suatu tindakan dari Elia, sebelum ia mengalami mujizat pemeliharaan Tuhan. Apakah itu? Kita bisa baca dalam bagian awal dari ayat 5 yaitu: Elia pergi dan melakukan seperti firman TUHAN. Dengan kata lain, yang harus Elia lakukan adalah melakukan sesuai dengan perintah firman TUHAN.
Saya yakin, kalau Elia pergi ke sungai Yordan, tidak akan ada mujizat burung gagak itu. Atau kalau Elia pergi ke tempat lain, pasti ia tidak mengalami mujizat pemeliharaan Allah itu.
Perlu menjadi bahan renungan dan instrospeksi kita, sebelum kita bertanya dan mengeluh kepada Tuhan, mengapa begini dan mengapa begitu, kita perlu bertanya pada diri kita apakah kita sudah melakukan apa yang Tuhan suruh? Ataukah kita hanya melakukan keinginan sendiri atau keinginan dan perintah atau nasehat orang? Mendengar nasehat atau pendapat itu boleh dan Tuhan bisa saja berbicara melalui orang lain. Tapi intinya adalah sudahkah kita sedang melakukan apa yang Tuhan perintahkah untuk kita lakukan? Sudahkah kita berada di tempat dimana Tuhan ingin kita berada?
Kalau ya, mujizat pemeliharaan itu pasti saudara alami. Bila tidak atau rasanya begitu sulit, mungkin ada area-area dalam hidup kita yang belum sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau bingung, baiklah kita mencaritahu apa yang sesungguhnya Tuhan kehendaki bagi kita.
Hidup kita ada dalam tangan Allah.  Marilah kita selalu berserah kepada Tuhan dan mempercayai Dia dengan sungguh-sungguh karena Dia setia kepada janjiNya dan tidak sekali-kali Ia membiarkan kita.
1 Petrus 5:7 berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Haleluya, ajaib Tuhan dan ajaib pemeliharaanNya kepada kita.
Tuhan Yesus memberkati.

Leave a Reply