Datangnya Kiamat

“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”
(2 Tesalonika 2:3)
Sudah banyak orang yang tersesat dengan ajaran tentang kiamat.  Beberapa orang yang mengaku dirinya nabi atau utusan Tuhan, telah menyesatkan banyak orang di dunia dengan suatu ajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus pada hari dan tanggal tertentu.
Mereka menyebutkan secara spesifik hari tanggal dan tahun kedatangan Tuhan. Anehnya, banyak yang percaya akan hal itu, padahal Tuhan Yesus telah berkata bahwa tentang Hari itu hanya Bapa yang tahu.
2 Tesalonika 2 mengajar kita untuk tidak bingung, tidak bimbang dan tidak tersesat oleh berbagai pengajaran tentang hari kiamat.  Ada salah satu tanda yang akan muncul sebelum hari kedatangan Tuhan kedua kali yaitu munculnya antiKristus atau yang disebut si murtad.
Akan ada tanda-tanda yang muncul sebelum kedatanganNya: perang antar bangsa, bencana alam yang dahsyat, peristiwa alam yang aneh dan bencana di langit (matahari, bulan dan bintang), kenajisan dan kejahatan yang semakin merajalela di bumi, dan munculnya pemerintahan antiKristus.
Tanda-tandanya memang sudah menunjukkan bahwa kita hidup dalam periode akhir jaman. Namun, jangan percaya dengan ajaran spesifik tentang tanggal kedatangan Tuhan.
Yang terpenting adalah kita selalu setia dan berdiri teguh di atas firman-Nya serta selalu memegang prinsip-prinsip kebenaran. Setialah, setialah, dan setialah kepada Tuhan.

Kehidupan 18+

Anak saya bertanya: “pa, kok bunyi peringatan di iklan rokok lucu sih, katanya merokok membunuhmu tapi disampingnya ada tanda 18+”.
Saya berpikir sejenak dan mulai mengerti isi pikiran anak saya.  Memang, hal itu bisa menimbulkan salah persepsi.
Coba mari baca sekali lagi:
“Peringatan: Merokok membunuhmu (18+)”
Apa yang terbersit dalam pikiran kita? Mungkin gak ada dan terasa biasa. Tapi bagi anak-anak, ini menjadi suatu kebingungan dan bisa timbul salah persepsi.
Persepsi kocaknya tuh begini:
“Berarti, kalau udah usia 18 tahun keatas boleh dibunuh”.
Atau:
“Yang udah 18 tahun boleh membunuh dirinya dengan rokok”.
Banyak orang mengira bahwa kalau usia sudah dewasa berarti boleh bebas melakukan apa saja.
Tapi sebenarnya kebebasan sejati hanya ada dalam Tuhan.
Kebebasan yang bagaimana yang boleh kita lakukan ialah kebebasan yang bertanggung jawab dan yang sesuai dengan firman-Nya.
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20a)

Yesus Mengerti Kebutuhan Kita

Tuhan Yesus datang untuk memberikan kehidupan yang berkelimpahan. 
Matius 14:13-21 menceritakan tentang peristiwa dimana Yesus memberi makan 5000 orang.  Ini bukan cerita tentang catering yang dibayar oleh Tuhan Yesus untuk menyediakan makanan bagi orang banyak.  Waktu itu gak ada yang jualan bakso, pempek, gorengan, bakmi, dan sebagainya. Gak ada pedagang yang jualan di tempat dimana mereka berada saat itu.
Kalau sekarang ini kan biasanya kalau ada KKR atau ibadah di lapangan terbuka, pasti banyak tuh yang jualan makanan dan minuman.  Sampai-sampai, lebih banyak yang fokus pada makan minum daripada fokus ke acara ibadah.
Nah, walaupun misalnya, di jaman Yesus saat itu, ada yang jualan makanan, murid-murid pasti berpikir darimana uang buat beli makanan untuk orang sebanyak ini? Inilah pikiran-pikiran tanpa iman, padahal Yang Maha Kuasa ada beserta mereka.
Waktu itu, gak ada yang jualan makanan di dekat mereka, yang terdekat itu ada di kampung-kampung yang jaraknya lumayan jauh. Tambahan lagi, hari sudah mulai malam.
Tuhan Yesus menyuruh murid-murid memberi mereka makan. Sebaliknya, murid-murid ingin menyuruh orang-orang itu pulang.
Tuhan Yesus gak mau orang-orang itu pulang dalam kondisi kelaparan karena bisa pingsan.
Nah, disinilah kita melihat bagaimana hebatNya Tuhan Yesus. Dalam situasi yang menantang akal logika itu, sepertinya tak ada jalan keluar, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Ia berkuasa melipatgandakan apa yang ada.
Waktu itu, hanya ada 5 roti dan 2 ikan.  Kalau untuk orang Manado, katanya sih gak cukup segitu buat dimakan sendiri.  Buat diri sendiri aja belum kenyang, kata orang Batak.
Tapi, dengan kuasa Tuhan Yesus, apa yang nampak sedikit, ternyata mampu mencukupi kebutuhan orang banyak. Kuasa Tuhan dimanifestasikan dalam pelipatgandaan 5 roti dan 2 ikan itu.
Makna dari peristiwa mujizat ini adalah:
1. Yesus adalah Roti Kehidupan
Mengalami mujizat macam ini, kita harusnya tidak fokus pada berkatNya tapi kepada Dia sebagai pribadi yang agung.  Siapakah Dia sebenarnya? Inilah yang harus kita pertanyakan. Tapi biasanya kita malah berkata: asyik… dapat berkat..dapat makanan..dapat ini….dapat itu… dan lupa kepada Dia sebagai Tuhan yang harus kita sembah dan taati.
Yesus adalah roti hidup berarti bahwa bersama Dia kita tidak akan pernah kekurangan dan kelaparan secara rohani.  Yesus adalah segalanya dalam hidup kita.
2. Yesus sanggup mengadakan mujizat apapun.
Yang nampak tidak mungkin bagi kita, dapat dilakukan oleh Tuhan. Ia berkuasa atas segala sesuatu dan pekerjaanNya adalah melakukan perkara-perkara yang hebat dan penuh mujizat.
3. Yesus mengerti kebutuhan jasmani kita.
Tuhan Yesus tahu dan mengerti bahwa tubuh jasmani kita perlu makan. Hal ini menunjukkan pada kita untuk tidak kuatir akan soal-soal hidup ini karena ada Tuhan Yesus yang mengerti kebutuhan kita dan yang mau mencukupi serta memelihara kita.
4. Apa yang sedikit pada kita, dapat menjadi berkelimpahan bila dipersembahkan kepada Tuhan dan diberkati oleh-Nya.
Apa masalah hidup saudara? Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.  Dia sanggup menolong saudara. Percayalah!
Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Menyadari Keberadaan Kita

Shalom saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita membaca ayat firman Tuhan yang terambil dari 1 Raja-raja 18:17-18, demikian bunyi firman Tuhan:
Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: “Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?”
Jawab Elia kepadanya: “Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
Ahab adalah raja Israel yang sangat jahat di mata Tuhan.  Ia melakukan kejahatan yang melebihi para raja terdahulu, sehingga menimbulkan kekejian bagi Tuhan.  Ia menyembah dewa baal di kuil baal yang didirikannya di Samaria dan membuat suatu mezbah persembahan bagi baal. Selain itu, raja Ahab juga membuat patung Asyera. Dengan demikian, raja Ahab tidak menuruti perintah Tuhan bahkan ia tidak menyembah TUHAN pencipta langit bumi dan segala isinya.
Pada zaman pemerintahannya itu terjadi kekeringan dan kelaparan yang hebat dan ia mempersalahkan Elia, menganggap bahwa Elia adalah penyebab semua bencana itu.
Perhatikanlah apa yang dikatakan Ahab ketika ia bertemu Elia: “Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?” Sudah sekian lama Ahab mencari Elia dan tidak menemukannya sehingga samar-samar ia nampaknya agak lupa dengan penampilan Elia.  Namun, ia cukup yakin bahwa itulah Elia, dan ia menyalahkan Elia atas semua malapetaka yang terjadi di Israel.
Inilah salah satu ciri utama orang yang jahat, yaitu tidak menyadari bahwa ialah yang sebenarnya berdosa dan hidup menyakiti hati TUHAN.  Ia malah merasa dirinya benar dan menyalahkan orang yang hidupnya benar.
Elia menegur Ahab dan menyatakan bahwa malapetaka di Israel adalah akibat perbuatan Ahab dan keluarganya yang tidak menyembah TUHAN tetapi malah menyembah baal.
Yesaya 59:2 berkata: “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang memisahkan kita dari Tuhan? Dosa-dosa kitalah yang memisahkan kita dari TUHAN.
Keterpisahan dari Tuhan merupakan situasi yang membahayakan hidup kita baik secara jasmani maupun rohani.
Keterpisahan dari Tuhan menyebabkan secara jasmani kita tidak berada dalam perlindunganNya, dan secara rohani menuju kebinasaan kekal.
Jangan mempersalahkan Tuhan, jangan mempersalahkan firman-Nya, dan jangan mempersalahkan orang-orangNya yang benar, ketika sesuatu yang buruk menimpa kehidupan ini.  Tetapi, introspeksi diri, carilah Tuhan dan kehendakNya, carilah firmanNya, dan baiklah kita bertobat dari dosa dan kejahatan yang mendukakan Tuhan.
Tuhan ingin agar semua orang diselamatkan dan itulah sebabnya Ia memberikan teguran-teguran untuk membuat insaf dan sadar akan dosa dan agar berbalik kepada hidup yang benar dan berkenan pada Tuhan.
Ibrani 12:7  berkata: “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?”
TUHAN Allah adalah Bapa yang baik yang menghajar kita untuk maksud penyelamatan. Kalau kita mengalami hajaran dan teguran dari Tuhan, marilah kita merendahkan diri dan minta pengampunanNya.
Tuhan Yesus telah datang menjadi korban pengampunan bagi segala dosa kita.  Keterpisahan dengan Allah telah dijembatani oleh pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. KematianNya telah memperdamaikan kita dengan Allah, dan kebangkitanNya memberikan jaminan akan kebangkitan kita, kenaikan-Nya ke surga memberikan pengharapan yang pasti bagi kita bahwa Ia menyediakan tempat bagi kita dan akan menjemput kita dalam kedatangan-Nya kembali.
Jangan pandang enteng kemurahan Tuhan, hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Tuhan senantiasa. Amin.