1. Apa itu persepuluhan?
Persepuluhan adalah persembahan atau pemberian kepada Allah yang besarnya sejumlah sepersepuluh dari penghasilan yang diperoleh. Pada hakekatnya, pengertian persepuluhan adalah milik Tuhan yang harus kita kembalikan sejumlah sepersepuluh dari apa yang kita peroleh. Dalam Perjanjian Lama, persepuluhan dituntut dari ‘hasil benih di tanah’, ‘buah pohon-pohonan’, dan ‘lembu sapi atau kambing domba’.
2. Apakah persepuluhan sudah ada sebelum Taurat?
Ya. Kebiasaan memberikan persepuluhan ada sebelum taurat. Abraham memberikan sepersepuluh dari miliknya kepada Melkisedek, imam Allah yang maha tinggi. (Kej.14:17-20). Kebiasaan ini dilanjutkan oleh Ishak dan Yakub dan dikukuhkan dalam Taurat.
3. Apakah persepuluhan ada ayatnya di Perjanjian Baru?
Ada. Dalam Ibrani 7 dijelaskan tentang imam Melkisedek yang menerima persepuluhan dan alangkah lebih besarnya lagi Yesus yang adalah Imam Agung. Secara tersirat, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila kepada imam Melkisedek diberikan persepuluhan, maka terlebih lagi kepada Yesus Kristus yang adalah Imam Agung kita.
4. Apakah orang percaya wajib memberikan persepuluhan?
Banyak yang berdalih macam-macam untuk menghindari pemberian persepuluhan ini. Namun, alangkah baiknya bila kita mentaati firman Tuhan. Lagipula tidak seluruh harta kita yang diberikan kepada Tuhan, melainkan hanya sepersepuluhnya. Tuhan mau agar kita tidak menyembah mammon. Keterikatan kepada mammon atau harta akan menyebabkan sifat pelit dan kikir. Perhatikan bahwa orang kikir atau pelit, tidak masuk sorga (1 Kor.6:10). Kalau sudah mengaku percaya Yesus tapi masih ada sifat pelit atau kikir berarti belum mengalami buah-buah Roh.
5. Bagaimana menghitung persepuluhan?
Persepuluhan diambil dari penghasilan bersih. Yang terutama adalah ketulusan dalam memberi kepada Tuhan. Harus punya belas kasihan, keadilan dan kebenaran.
6. Kapan memberikan persepuluhan?
Setiap bulan atau boleh dikumpulkan dalam satu tahun.
7. Kepada siapa kita memberikan persepuluhan?
Di Perjanjian Lama secara jelas dituliskan untuk siapa saja persepuluhan itu. Dalam Ulangan 14:28-29 tertulis: “Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.”
Jadi dari Ulangan 14:22-29 dan Bilangan 18:21 dapat kita ketahui bahwa persepuluhan diberikan kepada:
1) Orang Lewi : yaitu orang-orang yang pekerjaannya adalah melayani Tuhan di tempat ibadah. Sebab mereka tidak bekerja dan tidak mendapat milik pusaka berupa tanah di Israel. Dalam masa kini, pengertian orang Lewi adalah mereka yang bekerja melayani Tuhan secara khusus, yakni para hamba Tuhan, gembala, penginjil, rasul, nabi dan guru agama, baik di gereja maupun di lembaga, sekolah atau tempat pelayanan lainnya.
2) Orang Asing : yaitu orang-orang yang tidak termasuk orang Israel tetapi tinggal bersama penduduk Israel. Intinya adalah agar mereka bisa hidup dan makan serta terpenuhi kebutuhannya. Di masa sekarang, orang asing berbicara orang-orang di sekitar kita yang hidup dalam kesusahan tidak terbatas pada latar belakang suku atau ras dan agama tertentu.
3) Janda: yaitu mereka, para ibu, yang telah ditinggal mati oleh suaminya dan tidak memiliki penghasilan. Mereka harus diberikan pemenuhan kebutuhan sehari-hari agar mereka tidak jatuh dalam berbagai pencobaan dosa dan tidak menderita sengsara seperti kelaparan dan tidak punya tempat tinggal.
4) Yatim : yaitu anak-anak yang tidak mempunyai ayah dan hidup dalam keterbatasan ekonomi. Berlaku pula tentunya untuk anak-anak yang tidak mempunyai ayah dan ibu atau yatim piatu. Mereka harus dicukupi kebutuhannya oleh mereka yang diberkati Tuhan dalam segala hasil ladang, atau segala hasil pekerjaan yang baik.
5) Pengucapan Syukur: Ternyata salah satu alokasi dari persepuluhan adalah pengucapan syukur kepada Tuhan secara terbuka bahwa Tuhan sudah memberkati kehidupan umatNya. Pengucapan syukur ini merupakan kegiatan untuk memuliakan nama Tuhan dan orang-orang akan mengetahui bahwa siapa Tuhan yang kita sembah dan betapa Tuhan itu baik.
Orang-orang yang menerima persepuluhan juga harus memberikan persepuluhan kepada Tuhan, yang disebut persepuluhan dari persepuluhan.
Kita dapat berdoa minta pimpinan Roh Kudus agar dituntun untuk dapat mengerti harus memberikan persepuluhan tersebut kepada siapa. Sebab, tujuan dari persepuluhan adalah agar tidak ada yang kelaparan dan menderita di negerimu dan agar nama Tuhan selalu dipermuliakan melalui kehidupan kita serta agar kita selalu takut akan Tuhan.
Hasil dari tindakan ketaatan memberikan persepuluhan adalah Tuhan akan memberkati segala usaha yang dikerjakan oleh tangan kita. Haleluya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Yesus Kristus Sebagai Pengganti
Pada zaman revolusi Perancis, di salah satu penjara di bawah tanah terdapat seorang pesakitan yang disayang oleh masyarakat. Tapi di atas segala kasih sayang itu, adalah kasih sayang bapanya sendiri. Dan hal itu nantinya ternyata begitu jelas kemudian.
Baik bapa maupun anak yang jadi pesakitan, keduanya mempunyai nama yang bersamaan. Pada waktu eksekusi hukuman mati, ketika nama anak itu dipanggil untuk dipancung kepalanya, ayahnya yang maju ke depan, berjalan langsung ke tempat pemancungan kepala, lalu meletakkan kepalanya di atas sebuah balok. Pedang pemenggal kepala dijatuhkan dan kepala ayah itu terpisah dari tubuhnya, jatuh dan berguling di atas tanah. Bapa itu mati menggantikan anak yang sangat disayanginya itu.
Itulah yang dilakukan oleh Yesus Kristus bagi kita. Kitalah yang seharusnya mati dihukum oleh karena dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita. Tapi semuanya itu telah Yesus tanggung di atas kayu salib, menggantikan kita. Jika kita percaya hal ini, maka barulah kita mengetahui apa artinya kasih itu.
Pikirkanlah apa artinya mengetahui betapa besar kasih yang telah dinyatakan Yesus Kristus kepada kita. Itu adalah suatu pernyataan kasih yang abadi. Penebusan-Nya dan penggantian Yesus sebagai korban penebusan telah menyelamatkan kita dan mengangkat kita dekat dengan hati Allah.
(Henry van Dyke)
Mengapa Yesus Disalib?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat patut dilontarkan dan sangat wajar muncul dalam pemikiran setiap kita. Jawaban dari pertanyaan ini akan mengungkap esensi paling mendasar penyebab Yesus disalib.
Untuk kita ketahui bersama, dari sudut pandang hukum dan hak asasi manusia, penyaliban Yesus Kristus merupakan suatu peristiwa yang tidak pantas terjadi. Penyaliban Yesus merupakan suatu kejahatan dan pelanggaran hukum. Mengapa? Karena Yesus tidak bersalah dan tidak pantas untuk diberikan hukuman apapun. Orang yang tidak bersalah seharusnya tidak boleh menanggung hukuman yang tidak seharusnya ia tanggung.
Hasil persidangan di hadapan Herodes dan Pilatus memberikan kesimpulan bahwa Ia tidak bersalah. Akan tetapi, orang-orang Israel yang telah dihasut para imam dan para tokoh serta imam-imam dan orang farisi menginginkan agar Yesus disalib. Mereka menuntut agar Yesus dihukum mati. Salib itu berbicara hukuman mati.
Namun, ketidakbersalahan Yesus dalam hal ini justru merupakan suatu kriteria yang ditentukan oleh Allah Bapa bagi suatu korban penebusan yang tak bernoda dan tak bercacat cela di hadapan-Nya.
Apa yang terjadi saat itu adalah penggenapan nubuatan dari nabi Yesaya mengenai Mesias yang akan disalib untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosanya.
Mengapa Yesus disalib?
Yesus disalib untuk menebus manusia dari dosa, maut dan penghukuman kekal.
Setiap orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dan segala usahanya untuk berbuat baik tidak dapat membawanya kepada keselamatan karena pada dasarnya manusia telah menjadi hina dan najis oleh sebab dosa.
Kita diselamatkan oleh anugerah Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Ibrani 9:28 berkata:
“demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”
Yesus datang dari sorga menjadi manusia sama seperti kita dan rela disalibkan karena maksud penyelamatan. Barangsiapa percaya kepada Yesus tidak akan dihukum selamanya melainkan memperoleh kehidupan yang kekal.
Hikmat Adalah Penuntun
“Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut,
sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.
Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya.”
(1 Raja-raja 4:29-31)
Hikmat yang dimiliki oleh raja Salomo berasal dari Tuhan. Ketika Salomo diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk meminta apa saja, ia hanya meminta satu hal yaitu hikmat atau hati yang paham tentang segala sesuatu.
Hikmat pada dasarnya adalah suatu pengertian yang mendalam tentang sesuatu hal, perkara, orang atau peristiwa sehingga dapat menilai dan memahami serta merespon sesuai dengan pengertian itu.
Hikmat ini adalah hikmat yang berasal dari Allah, itu sebabnya hikmat disebut juga sebagai karunia.
Jemaat mula-mula mengalami dan menerima berbagai karunia Roh Kudus dimana salah satunya adalah karunia hikmat.
Jadi hikmat merupakan karunia Allah dan hikmat memberikan pengertian tentang kebenaran.
Tapi sayang sekali, raja Salomo meskipun begitu hebat hikmatNya, ternyata tidak dapat menjaga hati dan kelakuannya. Ia mempunyai banyak sekali istri dan ia turut menyembah dewa-dewa dan berhala-berhala para istrinya.
Ternyata, meskipun tahu banyak hal dan mengerti banyak perkara serta tahu mana jalan yang benar, belum tentu menyebabkan seseorang mengikuti sesuai apa yang ia tahu.
Banyak orang punya hikmat dan berkata-kata hikmat tapi hidupnya sesat karena tidak menuruti hikmat itu.
Injil disebutkan sebagai hikmat Allah. Hikmat yang tersembunyi sejak jaman purbakala namun dibukakan kepada bangsa-bangsa. Pemberitaan tentang Yesus Kristus yang menebus dosa dan menyelamatkan manusia itu adalah hikmat Allah yang luar biasa.
Banyak orang sudah mendengar hikmat Allah yaitu Injil kabar keselamatan namun tidak mau meresponinya dengan percaya kepada kabar Injil.
Ada pula yang memberitakan Injil di mimbar bahkan dimana-mana berbicara tentang Injil tapi hidupnya tidak berpadanan dengan Injil.
Mengapa? Salomo punya hikmat Allah dan karunia itu tidak ditarik daripadanya karena Allah telah memberikan, namun hidup Salomo terseret dalam penyembahan berhala yang bertentangan dengan hikmat yang diketahuinya dan yang diperkatakannya.
Mengapa bisa begitu? Karena Salomo tidak punya ketetapan hati untuk setia melakukan petunjuk hikmat yang dari Allah.
Kalau kita mau agar hidup kita selalu benar dan tidak rusak di hadapan Allah, maka kita harus bertindak sesuai hikmat Allah. Hidup kita harus berpadanan dengan Injil. Jangan menjadi seteru salib Kristus.
Tidak seperti Salomo yang hikmatnya tetap ada padanya meskipun ia jatuh dalam pelbagai dosa, maka bagi kita, hikmat Allah itu akan semakin menjauh dari pikiran kita apabila hati dan tindakan kita hanya memuaskan kedagingan dan keduniawian. Sebab hikmat itu berbicara kepada kita supaya kita hidup benar, bukan hidup dalam kesesatan dan kejahatan.
Mari, mintalah hikmat dari Allah, bacalah Alkitab yang dapat memberika hikmat, hindari hikmat-hikmat duniawi dan lakukanlah dengan setia setiap ajaran-ajaran hikmat itu, maka kehidupan kita akan selalu diberkati dan penuh damai sekahtera.
Engkau Akan Punya Anak!
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan sebab Tuhan memegang segala sesuatu di tanganNya.
Ketika Tuhan berbicara lagi mengenai janjiNya untuk memberi keturunan kepada Abraham maka muncul keraguan dalam hati Abraham sebab ia sudah sangat tua dan begitupula istrinya, Sara.
Dalam Kejadian 17:17 tertulis begini: “Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Abraham tidak dapat memahami kuasa Tuhan dengan akal logika pikirannya. Memang kuasa Allah tidak dapat dimengerti akal manusia karena kuasa Tuhan melampaui segala akal logika.
Maka dari itu Abraham tertawa. Ia menertawakan kuasa dan firman Allah. Dalam peristiwa lain selanjutnya Sara juga tertawa. Sampai Tuhan berkata kepada Abraham adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Sara akhirnya mengandung sesuai perkataan firman Tuhan dan melahirkan bagi Abraham seorang anak laki-laki yang diberi nama Ishak. Ia lah anak yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Seorang anak perjanjian dari Tuhan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, apakah saudara belum punya anak dan rindu memiliki anak? Percayalah tidak ada sesuatupun yang mustahil bagi Tuhan.
Hari ini berdoalah dengan percaya:
“Tuhan Yesus aku percaya bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun yang mustahil bagiMu. Aku percaya bahwa oleh kuasaMu aku dapat memperoleh anak dalam keluargaku oleh kuasa dan karuniaMu.
Oleh karena itu, karuniakanlah kepada hambaMu ini anak-anak dalam rumah tangga hambaMu.
Trimakasih Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.”
Hari ini, saat engkau membaca firman Tuhan, dan berdoa dengan penuh percaya, maka telah terjadi terobosan dalam hidupmu dan engkau mengalami mujizat Allah dalam hidupmu. Engkau akan punya anak. Haleluya!
Awas anda disadap!
Belum berhenti berita-berita soal penyadapan AS terhadap Indonesia, khususnya terhadap presiden dan ibu negara serta para menteri, sekarang ditambah lagi info penyadapan terhadap seluruh percakapan telepon orang-orang se-Indonesia.
AS mencari perkataan-perkataan yang menjurus kepada rencana aksi terorisme atau kriminalitas lainnya.
Tapi lebih daripada itu, hati-hati terhadap “penyadapan” dari sorga. Sorga mendengar setiap percakapan kita setiap hari bahkan keluhan dalam hati dan pikiran yang belum terungkapkan pun diketahui oleh Tuhan.
Mazmur 38:9 berkata: “Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu.”
Bangsa Israel ketika bersungut-sungut kepada Musa, perkataan mereka didengar oleh Tuhan. Mereka berkata yang tidak berkenan, sehingga mereka mati di padang gurun sesuai ucapan mereka sendiri.
HATI-HATI, anda DiSADAP oleh sorga. Sorga sedang mengamat-amati setiap orang apakah perkataannya berkenan atau tidak.
Stand Up Comedy
Dua tahun belakangan ini “stand up comedy” di Indonesia makin digandrungi banyak orang. Acara pencarian bakat para “comic” (orang yang berkemampuan untuk membuat lelucon atau komedi individual) rutin digelar. Bahkan di berbagai kota ada klub standup comedy.
Apa yang menyebabkan acara ini disenangi orang? Banyolan dan leluconnya yang smart dan lucu? Ya memang. Tapi, disini berlaku hukum permintaan dan penawaran. Meskipun ada lelucon yang lucu sekali tapi kalau tidak ada kebutuhan akan hal itu maka tentu tidak akan berlanjut.
Jadi, penyebab utamanya adalah karena banyak orang yang sedang mencari hiburan tawa oleh sebab ingin melupakan sejenak persoalan hidup yang membuatnya stress.
Dalam suatu studi tentang efek tawa terhadap kesehatan jiwa ditemukan bahwa ternyata tertawa membawa pengaruh positif baik terhadap kejiwaan seseoran maupun kesehatan tubuh jasmaninya.
Hasil studi tersebut dan fenomena yang sedang tren saat ini sebenarnya adalah suatu gambaran tentang pentingnya kegembiraan dalam hidup kita, tapi bukan kegembiraan yang fana namun alangkah lebih baik lagi bila kita memiliki kegembiraan yang sejati.
Amsal 17:22 berkata: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”
Ayat tersebut jelas mengatakan efek positif kegembiraan terhadap kehidupan dan efek negatif dari kehilangan semangat terhadap kesehatan.
Jadi, apa yang harus kita lakukan adalah bergembira senantiasa supaya selalu sehat dan damai sejahtera serta bahagia. Bila kita punya masalah persoalan hidup, kita masih bisa tetap bergembira karena Tuhan. Pemazmur berkata agar kita bergembira karena Tuhan.
Mendengarkan lelucon, membaca humor mungkin bisa membuat kita tertawa sejenak. Itu hal yang bagus selama humor atau leluconnya juga baik dan tidak bertentangan dengan etika alkitab sebab ada banyak humor yang cabul, porno, dan kejam.
Tapi kegembiraan kita haruslah semata-mata karena Tuhan. Tuhan memberikan kita sukacita dan kegembiraan yang berasal dari sorga, yaitu sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bersukacita.
Jangan cemberut dan patah semangat, tetapi bangkitlah dan bergembiralah karena Tuhan Yesus penyelamat kita. Haleluya!
Korupsi Di Bumi
Dalam kejadian 6:12 terjemahan King James tertulis: “And God looked upon the earth, and, behold, it was corrupt; for all flesh had corrupted his way upon the earth.”
Dalam bahasa Indonesia kata ‘corrupt’ ini diterjemahkan “rusak”. Mengapa rusak atau ‘corrupt’ ? Karena manusia melakukan kehendak hawa nafsunya masing-masing.
Dari kata ‘corrupt’ ini muncullah istilah kata “korupsi” dalam bahasa Indonesia. Tapi pengertian korupsi dalam bahasa Indonesia lebib kepada suatu tindakan ilegal untuk memperkaya diri sendiri dengan cara mengambil uang/harta yang bukan miliknya.
Tapi sebenarnya arti dari korupsi menurut asal katanya lebih luas daripada itu. Korupsi adalah keadaan yang rusak secara moral oleh karena mementingkan pemenuhan hawa nafsu dosa daripada melakukan kehendak Allah.
Jadi sebenarnya semua orang telah ‘corrupted’ dalam pandangan Allah. Semua manusia sudah korupsi perintah Tuhan, sudah rusak, tidak ada yang benar.
Tidak ada kebanggaan sedikitpun pada kita karena sesungguhnya kita korup di hadapan Tuhan.
Namun ada kabar baik buat kita. Allah telah menjelma menjadi manusia sama seperti kita, melalui seorang perawan Maria.
Ia dikandung oleh Roh Allah sehingga Ia suci adanya, dan Ia dilahirkan melalui manusia supaya menjadi sama seperti kita.
Tapi Ia, yaitu Yesus tidak korup seperti kita. Dia memberikan contoh hidup yang benar dan tidak rusak/corrupted.
Ia justru menanggung dosa kita supaya kita yang korup ini boleh dibenarkan oleh Allah.
Penebusan kita oleh seorang pribadi yang tidak korup adalah sesuatu yang maha mulia.
Ia yang tidak korup dibunuh di salib, namun maut tidak dapat menahanNya di alam maut karena hanya yang korup yang berdosa yang pantas menerima maut. Maka Ia yang tidak korup itu bangkit dan hidup selamanya.
Kita yang korup menjadi benar. Yang rusak dibenarkan dan kita menjadi ciptaan yang baru.
Bertahan Dalam Pelayanan
Dalam menjalani tugas pelayanan seringkali kita akan merasa seperti tidak berdaya, kehilangan semangat dan bahkan ingin keluar dari pelayanan dan melakukan sesuatu yang lain.
Dalam perjalanan mission trip ke kepulauan Riau khususnya di Bengkalis, ada beberapa tempat yang dikunjungi dan umumnya tantangan para hamba Tuhan disana termasuk cukup berat. Terutama sekali adalah tantangan dari segi ekonomi. Umumnya mereka mengalami keterbatasan keuangan dan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak adanya kawan sekerja dan mitra yang menopang dan menguatkan hati mereka, sering membuat lemah dan kehabisan akal. Belum lagi, tantangan dari masyarakat serta situasi perkembangan pelayanan dalam hal ini pertumbuhan jumlah jiwa yang dilayani yang sangat minim walaupun sudah bertahun-tahun.
Tantangan juga datang dari internal keluarga, dari istri atau suami yang kadang-kadang imannya menjadi lemah, juga dari anak-anak meskipun anak-anak tidak mengeluh namun mereka butuh kecukupan makanan bergizi dan pendidikan yang baik.
Salah satu hamba Tuhan sebuah gereja bahkan meninggalkan tempat pelayanannya yang terpencil dan pindah entah kemana. Berat memang mengerjakan tugas pelayanan itu.
Dalam Alkitab kita melihat beberapa nabi pun mengalami situasi yang melemahkan iman. Mereka juga bisa mengalami kehilangan semangat dan kemunduran keteguhan dalam pelayanan. Nabi Elia pernah mengalaminya, nabi Yeremia juga mengalami dan para rasul juga mengalami. Rasul Paulus mengalami berbagai situasi sulit dalam pelayanannya, ia juga menghadapi ancaman pembunuhan bahkan hampir mati.
Saudara-saudara dalam pelayanan, para hamba Tuhan yang terkasih, kalau semangat sepertinya sedang menurun akibat tantangan yang dihadapi, biarlah kita mengingat kembali panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Panggilan sorgawi yang kita terima sebagai suatu tugas adalah panggilan yang mulia yang mengerjakan kemuliaan dalam kekekalan. Iblis berusaha membuat para hamba Tuhan melenceng dari panggilan supaya mereka berdosa kepada Tuhan. Ingatlah bahwa jika kita menolak tugas panggilan Ilahi maka itu berarti kita berdosa kepada Tuhan. Yunus adalah salah satu contoh, yang menunjukkan bagi kita pentingnya menunaikan tugas panggilan Allah.
Godaan dalam ekonomi, tawaran kemewahan duniawi, tidak jarang membuat para hamba Tuhan meninggalkan ladang pelayanan dan penginjilan. Padahal, jauh lebih mulia untuk tetap berada dalam garis panggilan TUHAN.
Rasul Paulus mengalami juga sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dan untuk itu ia menjadi penjual kemah. Tujuan utama Paulus adalah melayani Tuhan dan memberitakan injil. Membuat kemah hanyalah untuk membuat dirinya tidak tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah!”. Jadi Paulus tidak punya motivasi ketamakan tapi hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan hidup mendasar.
Bertahan dalam pelayanan adalah sesuatu yang mutlak bagi setiap orang yang telah dipanggil secara khusus oleh Tuhan. Seberat apapun tantangan dan persoalan harus dihadapi dengan iman. Sebab orang benar akan hidup oleh iman.
2 Timotius 4:5 berkata: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”
4 hal agar kita bertahan dalam pelayanan:
1. Kuasai diri dalam segala hal
2. Sabar dalam penderitaan
3. Lakukan tugas pekerjaan pemberitaan Injil, dan
4. Tunaikanlah tugas pelayanan
(Arti dari tunaikanlah adalah lakukanlah sampai selesai, jangan setengah jalan)
Amin. Roh Kudus akan menguatkan kita para hambaNya.
Firman Tuhan Tidak Bisa Dibelenggu
“Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”
(2 Timotius 2:9)
Dalam pelayanan pemberitaan Injil Kristus, rasul Paulus menghadapi berbagai tantangan dan aniaya. Paulus pernah dirajam dengan batu dan hampir mati, ia juga pernah hampir mengalami amuk massa dalam situasi lainnya, dan ia juga mengalami dipenjara karena Injil.
Banyak orang membenci Injil sehingga mereka memenjarakan, menganiaya bahkan membunuh para pemberita Injil. Padahal Injil adalah kabar baik, Injil adalah kabar keselamatan dari Tuhan kepada manusia. Namun, sayangnya, banyak orang yang tidak mau menerima Injil itu.
Firman Tuhan dalam 2 Timotius ini jelas menyatakan walaupun seorang penginjil atau beribu-ribu orang penginjil dibelenggu dengan rantai penjara, namun Injil itu tidak dapat dibelenggu dengan apapun dan oleh siapapun.
Sebab Injil itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Karena itu Injil tak akan dapat dan tak akan pernah dapat ditahan dan dibelenggu oleh siapapun.