Yeremia 12:1-6 berisi keluhan nabi Yeremia kepada Allah. Ayat 1-4 merupakan keluhannya atas apa yang nampaknya tidak adil. Nabi Yeremia mempertanyakan mengapa orang fasik hidupnya sentosa, mereka tumbuh dan berakar, subur dan berbuah. Mungkin kondisi nabi Yeremia menjadi pembanding dengan orang-orang fasik, dan ia heran mengapa kondisinya justru kelihatannya kurang beruntung, kurang berkat, dan kurang segala macam. Ditambah lagi berbagai macam penentangan dari rakyat Israel, raja dan para imam kepadanya.
Apa yang ditanyakan dan dikeluhkan oleh nabi Yeremia mungkin pernah muncul juga dalam hati dan pikiran kita, bahkan keluar dari mulut kita pertanyaan akan keadilan Tuhan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, Mazmur 37:1-7 berisi teguran supaya kita tidak marah karena keberhasilan orang fasik. “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang”. Alangkah jauh lebih baik apabila kita tetap mempercayai Allah dan setia untuk melakukan yang baik, serta bergembira karena Tuhan. Nah, hal yang satu ini yang nampaknya harus kita bangkitkan kembali dalam hidup kita, yaitu bergembira karena Tuhan, sebab apa? sebab kegembiraan kita seringkali berubah esensinya menjadi kegembiraan yang disebabkan oleh perkara lahiriah. Mari kita kembali kepada hal yang pokok, yaitu Tuhan, sebagai satu-satunya penyebab dan sumber kegembiraan kita.
Ayat 5 dari kitab Yeremia 12 berisi teguran Tuhan kepada nabi Yeremia. Tuhan memakai kata-kata kiasan untuk menegur nabi Yeremia, yang nampak seperti orang berlari padahal orang lain berjalan kaki, dan oleh sebab itu ia menjadi sangat lelah. Pikiran kita seringkali seperti “orang berlari” sehingga kita capek, kehabisan energi, dan putus asa, padahal jika kita mempercayai Allah maka pikiran kita akan tenang dan disegarkan selalu.
Ayat ini juga menegur nabi Yeremia bahwa di negeri yang damai kok hatinya tidak dapat tenteram, padahal ia belum ada dalam kesukaran. Bagaimana ia bisa bertahan dalam kesukaran bila dalam kondisi yang baik saja tidak merasa tenteram dan hanya mengeluh saja.
Saudara yang dikasihi Tuhan, jagalah pikiran kita tetap dipenuhi dengan pikiran sorgawi yaitu perkara-perkara mulia. Situasi apapun jangan membuat pikiran kita “tergopoh-gopoh”, bingung, pusing dan stress. Biarlah kita selalu bersandar kepada firmanNya dan bersyukur dengan semua yang Tuhan karuniakan.
Ayat 6 berisi teguran kepada nabi Yeremia yang intinya adalah bahwa ia harus mengandalkan Tuhan senantiasa. Sebab kaum keluarganya sendiri juga berkhianat kepadanya. Nampaknya Yeremia percaya dan mengandalkan saudara-saudara dan kaum keluarganya. Tapi tanpa sepengetahuan Yeremia, mereka secara diam-diam malah tidak mendukungnya.
Seringkali dalam hidup ini, kita punya andalan-andalan yang kita harapkan dapat menolong dan membantu kita. Tapi, Tuhan mengingatkan bahwa yang harus kita andalkan hanya Tuhan. Ia satu-satunya sumber kekuatan dan pertolongan kita.
Banyak orang punya andalan di militer, kepolisian, kejaksaan, bank dan sebagainya, tapi orang-orang benar hanya mengandalkan Tuhan. Sebab diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapnya pada Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati saudara semua, amin!