Pemungut Bulir-bulir Padi

Sawah yang tak begitu jauh dari rumah baru saja dipanen, dan selama beberapa hari saya dan anak anak sering duduk-duduk di beton yang ada di tepi sawah, pada sore hari, sambil menemani mereka bermain sepeda.
Di sawah yang sudah kering itu, beberapa anak bermain layangan dan ada seorang ibu yang berjalan membungkuk bolak balik di sawah yang baru dipanen itu. Saya memperhatikan apa sebenarnya yang sedang dilakukannya. Pikiran saya berkata bahwa ia sedang memunguti bulir-bulir padi yang terserak saat dipanen.  Setiap ia mendapatkan bulir-bulir padi maka akan dimasukkannya ke dalam karung yang ia pegang.
Saya mendekati dan berbincang dengannya, mencoba mengkonfirmasi apa yang ia lakukan.  Ternyata benar, ia mengumpulkan bulir-bulir padi yang terbuang saat dipanen.  Dan hasilnya akan dia bawa ke penggilingan padi agar bisa menjadi beras yang siap dimasak.  Di pinggiran sawah di sebelah sana, ada suami dan anaknya yang masih kecil, serta seekor anjing yang menemani keluarga mereka.
Saya jadi teringat kisah Rut dalam Alkitab, yang memunguti bulir-bulir jelai di ladang Boas, yang baru saja dipanen.  Situasi hidup yang sulit membuat Rut harus melakukan hal itu, untuk sekedar mencari makan.  Namun, Rut kemudian justru bertemu dengan Boas, sang pemilik ladang, dan akhirnya keadaan Rut pun berubah setelah itu, karena ia dinikahi oleh Boas.
Di jaman modern sekarang ini, melihat ibu yang memungut batang yang masih ada bulir-bulir padi, mungkin sepertinya aneh dan tidak mungkin.  Tapi itulah kenyataannya, masih saja ada orang-orang yang berkekurangan, namun mereka tidak mau mengemis, tetapi melakukan sesuatu yang lebih baik tanpa merugikan orang lain.
Kalau dihitung-hitung, sebenarnya hasil pengumpulan ibu itu tidaklah seberapa.  Jika diuangkan mungkin hasilnya hanya 10 atau 20 ribu rupiah, tetapi nilai tersebut sangat berharga bagi keluarga mereka.
Berapa banyak uang yang kita habiskan untuk makan-makan di restoran? Biasanya ratusan ribu bahkan jutaan dalam sekali makan bersama.  Banyak orang di perkotaan yang tidak merasakan besarnya manfaat uang 10ribu atau 20ribu. Tapi ingatlah bahwa uang sekecil itu terasa sangat besar bagi mereka yang miskin dan serba kekurangan.
Lihatlah sekeliling kita dan ulurkanlah tangan kita bagi mereka.  Tuhan Yesus menekankan pentingnya memiliki belas kasihan.  Sudahkah kita miliki hati yang berbelas kasihan kepada sesama kita?
Mari, mulai hari ini, kita lakukan suatu perubahan diri.  Menjadi pribadi yang penuh belas kasihan kepada mereka yang memerlukan. Seperti Bapa yang telah berbelaskasihan pada kita, marilah kita juga melakukannya pada orang-orang di sekitar kita.

Leave a Reply