Yesus Kristus Adalah Penggenapan Perjanjian Lama, Nubuat dan Janji Allah

Bila saudara membaca keseluruhan kitab dalam Perjanjian Lama, dimulai dari 5 kitab Pentateukh yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, lalu dilanjutkan dengan kitab-kitab lainnya hingga kitab terakhir yaitu Maleakhi, maka saudara akan menemukan bahwa ternyata kitab Perjanjian Lama itu berisi tentang sesuatu yang Ilahi, janji-janji dan nubuat tentang seorang Mesias, dan juga berisi tentang ketentuan-ketentuan syariat agama yang harus dilakukan, serta kerinduan manusia akan Allah.
Namun, bila kita hanya berhenti di kitab Maleakhi saja, yang adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama, maka kita akan menemukan bahwa ternyata Perjanjian Lama itu berisi tentang Janji-janji dan nubuatan tentang Mesias yang belum digenapi,  tujuan-tujuan yang tidak tercapai (karena bangsa Israel berakhir dalam penjajahan), syariat-syariat yang begitu rumit dan tak terjelaskan serta harus selalu diadakan, dan kerinduan-kerinduan yang tidak terpenuhi.
Akan tetapi, bila kita melanjutkan pembacaan kepada Perjanjian Baru, maka kita akan menemukan penggenapan semuanya itu dalam satu pribadi yaitu Yesus Kristus.  Injil Matius memulainya dengan mendengungkan pernyataan: “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi” (Matius 1:22).  Tuhan Yesus yang “akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa” itu, dinyatakan adalah sesungguhnya keturunan dari Raja Daud dan “Bapa leluhur Abraham”, melalui siapa Allah telah mengadakan dua “Perjanjian” besar dengan Israel.  Kelahiran Tuhan Yesus dari anak dara langsung menyingkapkan rahasia Yesaya 7:14: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Immanuel”. Immanuel merupakan bahasa Ibrani yang artinya adalah Allah menyertai kita.
Subyek utama dari Perjanjian Baru adalah Tuhan Yesus Kristus, obyek utamanya adalah keselamatan manusia. Yesus Kristus juga adalah subyek Perjanjian Lama, Ia adalah subyek dari seluruh Alkitab, namun dalam Perjanjian Lama, Ia hadir bukan dengan cara yang sama dan kekhususan yang sama, seperti dalam Perjanjian Baru.
Tuhan Yesus adalah penggenapan satu-satunya dari seluruh syariat, sejarah, filsafat, dan nubuatan dalam Perjanjian Lama.  Kerinduan hati manusia pada Allah yang dulunya tidak terpenuhi, sekarang ini menjadi terpenuhi dalam Yesus Kristus yang berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28-29).  Ia yang naik ke surga, juga mencurahkan Roh Kudus, yang datang untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang diselamatkan-Nya.  Kerinduan kita dipenuhi-Nya dengan kehadiran-Nya dalam kita.
Di dalam Perjanjian Lama disebutkan “Ia akan datang”, di dalam Injil: “Ia sudah datang” dalam rupa manusia yang kelihatan.  Di dalam Surat-surat Kiriman: “Ia sudah datang dalam hati manusia berupa Roh Kudus yang tidak kelihatan”, dan di dalam Kitab Wahyu: “Ia akan datang kelak dalam kemuliaan untuk memerintah dunia ini.”
Penggenapan-penggenapan dalam kedatangan-Nya yang pertama membuktikan bahwa nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama itu adalah ilahi, dan penggenapan-penggenapan itu sama menjamin bahwa nubuatan-nubuatan akan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, pasti akan digenapi juga apabila saat-saat yang telah ditentukan untuk itu sudah tiba.

Leave a Reply