Pertanyaan di atas banyak dilontarkan oleh orang-orang yang meragukan ke-Tuhanan Yesus dan tujuannya datang ke dunia. Dengan menyatakan bahwa Yesus melarang Injil disebarkan di Asia, akan mengandung arti bahwa tujuan keselamatan oleh Yesus Kristus tidak berlaku universal. Apa dasar ayat yang mereka ambil? Ternyata dari Kisah Para Rasul 16:6-7 yang mana tertulis:
“Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.
Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.”
Peristiwa ini terjadi dalam perjalanan penginjilan yang dilakukan oleh rasul Paulus. Namun, ayat ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak menghendaki agar Injil diberitakan di Asia secara absolut, sebab ini merupakan peristiwa khusus yang dialami oleh rasul Paulus, untuk suatu waktu. Sebab rasul-rasul harus bekerja dan melayani sesuai dengan pimpinan dari Roh Kudus sendiri.
Kita harus membaca ayat-ayat lain yang sangat jelas menyebutkan bahwa rancangan keselamatan itu adalah bagi segala bangsa di dunia.
Dalam Matius 28:19-20 tertulis Amanat Agung Tuhan Yesus yang memerintahkan para murid:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Bila kita membaca ayat-ayat Alkitab yang lainnya, maka mengertilah kita bahwa Injil itu adalah untuk segala bangsa, termasuk Asia dan termasuk Indonesia di dalamnya.
Dalam Lukas 13:29, Tuhan Yesus berkata: “Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.”
Apakah yang dimaksud orang yang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan? Jelas artinya ialah segala bangsa.
Dan lagi, di dalam Matius 24:14, Tuhan Yesus berkata:
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
Jadi, mengapa Tuhan melarang Paulus waktu itu? Jawabannya ialah ada waktu yang Tuhan sudah tentukan, dan bukan hanya Paulus yang dipakai untuk memberitakan Injil, tetapi semua murid Tuhan Yesus, serta semua orang-orang percaya lainnya. Ada waktu atau “khairos” Tuhan yang Tuhan sudah tetapkan, dan rencana pelayanan rasul Paulus yang Tuhan sudah buat. Jadi, bukan berarti Tuhan melarang pekabaran Injil di Asia, tetapi khusus pada waktu itu, kehendak hati Paulus bukanlah menjadi kehendak Allah, karena Allah berkehendak Paulus pergi melayani Injil di tempat yang lain, namun selanjutnya kita tahu dari Kisah Para Rasul, bahwa ternyata rasul Paulus pun pergi memberitakan Injil di Asia.
Kristen Harus Beda
Orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, telah diperbaharui kehidupannya menjadi baru. Oleh karena itu, cara hidup lama harus ditinggalkan. Dalam Roma 12:2 tertulis: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Filipina merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Katolik, tapi masih banyak yang mengikuti tradisi kebudayaan bangsa mereka yang lama.
Banyak dari mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, tapi juga percaya kepada dewa-dewa lain. Ini merupakan suatu perkara yang bertentangan satu sama lain. Terang tidak dapat bersatu dengan gelap. Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Hati yang mendua tidak akan sejahtera, dan terlebih lagi, keselamatan kekal justru menjauh dari kita.
Ada kepercayaan orang dulu mengatakan: di samping kasur bayi harus ditaruh sapu lidi supaya bayinya tidak diganggu setan. Ada juga yang bilang, kalau bepergian harus pakai peniti supaya tidak diganggu roh jahat. Ada yang percaya angka 4 itu sial, begitu juga angka 13. Apabila kita masih mengikuti pemikiran duniawi, berarti kita belum sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus. Mungkin anda mengatakan,”ah ini sih percaya gak percaya, cuman buat jaga-jaga saja.” Itu berarti tidak beriman, sekali lagi : Tidak beriman!
Kebudayaan modern juga tidak boleh kita biarkan masuk dan menjadi gaya hidup kita sebagai orang Kristen, karena tidak sesuai dengan Alkitab.
Budaya modern yang tidak sesuai Alkitab itu misalnya: materialisme (menempatkan materi sebagai hal dan tujuan tertinggi dalam hidup), konsumerisme (menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan), hedonisme (menganggap kesenangan adalah tujuan tertinggi dari segala usaha manusia), liberalisme (menekankan kebebasan yang seluasnya bagi hidup individu dan social), kapitalisme liberal (memupuk modal sebanyak-banyaknya sebagai tujuan tindakan ekonomi), dan elitisme (kecenderungan hidup mewah).
Dimanakah posisi kita saat ini? Janganlah serupa dengan dunia ini. Tuhan Yesus memberkati!
Mengapa Yesus Dicobai Iblis?
Matius 4 : 1-11 menceritakan bagaimana Tuhan Yesus dicobai oleh Iblis. Kejadian ini bagi sebagian orang terasa aneh, sehingga timbul beberapa pertanyaan dan pernyataan seperti berikut:
– kok Tuhan Yesus dicobai? Kalau Dia Tuhan mengapa dia dicobai oleh Iblis?
– Iblis tidak akan berani mencobai Tuhan, jadi kalau Yesus dicobai maka Yesus bukan Tuhan.
Pertanyaan tersebut saya baca dalam sebuah tulisan dari orang yang murtad dari imannya kepada Tuhan Yesus. Sangat disayangkan bahwa pengertiannya yang kurang mengenai firman Tuhan dan ketergantungannya kepada cara berpikir yang salah menjadikannya murtad. Iman Kristiani tidak bertentangan dengan akal logika, tetapi justru melampaui akal logika manusia itu.
Lalu mengapa Yesus dicobai Iblis?
Jawabannya jelas karena Dia berada dalam tubuh daging yaitu tubuh manusia, Yesus adalah Allah 100% dan manusia 100%, itu sebabnya Yesus seringkali menyebut diri-Nya sebagai “Anak Manusia” untuk menunjukkan kemanusiaan-Nya.
Sebagai manusia, Dia juga mengalami pencobaan-pencobaan yang sama yang dialami oleh manusia dalam tubuh daging ini. Pencobaan Iblis bertujuan untuk menjatuhkan Yesus ke dalam dosa yang sama dengan Adam, manusia yang pertama. Perbedaan antara Yesus dan Adam sangat jelas. Adam dibentuk dari tanah dan diberikan nafas hidup, tetapi Yesus tidak demikian. Dia, yang adalah Allah sendiri, masuk ke dalam rahim perawan Maria, dan menjadi manusia.
Alkitab berkata bahwa “semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Adam dan Hawa berbuat dosa setelah gagal mengatasi pencobaan Iblis di taman Eden, sehingga mereka kehilangan kemuliaan Allah. Hal yang sama pula dikerjakan oleh Iblis kepada Yesus dalam kemanusiaan-Nya, supaya Dia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Jika Yesus gagal mengatasi pencobaan Iblis, maka akan muncul ungkapan bernada ejekan: “Ternyata Allah sendiri tidak sanggup mengatasi pencobaan Iblis!, dalam rupa-Nya sebagai manusia”.
Tapi, syukur kepada Bapa, dan terpujilah Tuhan Yesus karena Dia membuktikan bahwa dalam rupa dan keberadaan-Nya sebagai manusia, Dia sanggup menang mengatasi pencobaan.
Saya akan mengambil suatu contoh, bila saudara punya kuasa untuk mengubah diri anda menjadi sesuatu yang lain, misalnya menjadi kucing, maka ketika saudara menjadi seekor kucing, saudara akan mengalami kesulitan dan pencobaan serta ujian sebagai seekor kucing. Anjing tidak akan peduli apakah saudara sebenarnya adalah manusia, karena dalam rupa dan keberadaan seekor kucing, anda akan dikejar-kejar oleh Anjing. Anda harus mengalami kesulitan yang sama dengan kucing-kucing lain.
Ini hanyalah sebagai gambaran saja, agar saudara mengerti penjelasan di atas. Namun, keterbukaan saudara kepada Injil dan iman saudara lah yang akan membuat anda mengerti dengan sepenuhnya apa yang saya sampaikan.
Sebab bagi orang-orang yang tidak percaya, firman Tuhan nampak seperti kebodohan, tetapi bagi orang percaya, firman Tuhan itu mulia dan menjadi terang yang bercahaya dalam hidupnya.
Tiga area dalam kehidupan manusia yang dicobai Iblis, nampak dari kisah pencobaan ini.
Yang pertama:
Yesus dicobai dalam hal keinginan daging. Iblis menyuruh-Nya untuk mengubah batu menjadi roti, tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa manusia tidak hidup dari roti saja melainkan dari Firman Allah. (Matius 4:4).
Perhatikan bahwa ayat yang bunyinya sama terdapat dalam Ulangan 8:3 : “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Bangsa Israel pernah dicobai dengan hal yang sama, yakni keinginan daging, dan mereka telah gagal di padang gurun. Hanya dua orang saja yang keluar dari Mesir berhasil masuk ke tanah perjanjian yaitu Yosua dan Kaleb, selebihnya adalah keturunan yang lahir di padang gurun.
Kedua:
Yesus dicobai dalam hal keangkuhan atau kesombongan. Iblis menyuruh-Nya menjatuhkan diri ke bawah, karena pasti malaikat akan menatang-Nya dan menolong-Nya. Tapi Yesus berkata: “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”. Sebagai Yang Maha Kuasa, bukan hal yang susah untuk menjatuhkan diri tanpa terluka sedikitpun, tetapi hal itu merupakan suatu pelanggaran dosa yang terjadi bila dilakukan. Kesombongan merupakan dosa yang tidak berkenan. Allah tidak dapat melanggar kekudusan-Nya sendiri, sehingga Yesus, yang adalah manusia 100% dan Allah 100%, tidak mau melakukan hal itu, karena itu merupakan kesombongan diri.
Ketiga:
Yesus dicobai dalam hal keinginan mata dan hawa nafsu duniawi. Iblis memperlihatkan semua kerajaan dunia beserta kemegahannya dan menawarkan itu semua kepada Yesus, asal Dia mau menyembah Iblis. Jadi, ini tidak meniadakan fakta bahwa Yesus adalah Allah, tetapi kita mengerti bahwa Iblis sedang berusaha menjatuhkan Yesus dari kemuliaan-Nya dan kesucian-Nya serta ketidakberdosaan-Nya. Untuk pencobaan yang ketiga ini, Tuhan Yesus berkata: “”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Yesus terbukti menang atas Iblis. Dan kemenangan Yesus atas pencobaan Iblis, merupakan kemenangan yang seharusnya dimiliki oleh Adam dan Hawa, dulu sekali ketika mereka juga dicobai Iblis.
Adam membawa kita, seluruh manusia, kepada maut, tetapi Yesus membawa kita kepada hidup, sebagaimana tertulis dalam Roma 5:17 , “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.”
Tuhan memberkati saudara senantiasa dan saya berdoa supaya iman saudara bertumbuh ke arah Kristus supaya engkau hidup dan memperoleh keselamatan kekal di dalam Dia. Amin.
Hari-hari Penciptaan
Kejadian pasal 1 menceritakan penciptaan langit, bumi dan segala isinya yang dikerjakan oleh Allah. Allah hanya berfirman maka semuanya itu jadi. Kuasa firman Tuhan itu nyata dalam realita historis kehidupan alam semesta.
Jangka waktu Allah menciptakan dunia ini, tercatat dalam Kejadian satu, selama 6 hari, dan pada hari ketujuh Dia beristirahat dari segala pekerjaan penciptaan itu.
Apa saja yang diciptakan oleh Allah dari hari pertama hingga keenam? Berikut ini adalah rinciannya:
Hari ke-1:
– Langit dan bumi
– Terang, ada siang dan ada malam
Hari ke-2:
– Cakrawala
Hari ke-3:
– Daratan dan Lautan
– Segala jenis tumbuh-tumbuhan
Hari ke-4:
– Benda-benda penerang pada cakrawala: matahari, bulan dan bintang-bintang, ini termasuk planet-planet lainnya, dan segala gugusan bintang-bintang
Hari ke-5:
– segala jenis mahkluk hidup di dalam air
– segala jenis burung yang bersayap
Hari ke-6:
– Manusia, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (serupa dan segambar dengan Allah)
– segala jenis mahkluk hidup di darat, ternak, binatang melata dan binatang-binatang liar
Ada satu hal perbedaan ketika Allah menjadikan manusia dibandingkan dengan yang lain. Bila yang lain Allah hanya berfirman maka menjadi ada, ketika menciptakan manusia Allah tidak berfirman, tetapi Dia membentuknya dari tanah lalu menghembuskan nafas hidup kepadanya. Hal ini tercatat dalam Kejadian 2:7. Ini menunjukkan bahwa manusia merupakan ciptaan yang spesial, yang berbeda dari ciptaan lainnya.
Dalam ayat 31 dikatakan: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Jadi jelas bahwa Allah membuat segala sesuatu dengan sempurna dan amat baik adanya, bukan sekedar baik tetapi amat baik, ini menunjukkan suatu tingkat kualitas penciptaan yang Allah kerjakan, bukan main-main, tetapi suatu keseriusan Allah dalam menciptakan segalanya.