Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Yakobus 1:27
Dari ayat di atas, Yakobus berbicara mengenai ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah Bapa. Sesungguhnya ibadah itu merupakan suatu bentuk kepedulian dan kasih kita kepada Tuhan. Kita sering mengenal ibadah sebagai sebuah kegiatan seremonial liturgis di dalam sebuah gedung gereja atau pelayanan. Memang benar itu adalah termasuk ibadah, dan kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Sebab dalam Ibrani 10:25 tertulis: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Namun ibadah itu harus komplit, bukan sekedar rutinitas mingguan kita ke gereja lalu kita merasa puas dan bangga karena kita sudah beribadah. Jika kita tidak memperhatikan sesama kita yang menderita maka ibadah kita tidaklah lengkap.
Yakobus mengingatkan kita untuk memperhatikan anak-anak yatim piatu dan janda-janda yang benar-benar dalam kesusahan. Kesusahan ini bisa terdiri dari dua aspek yaitu, kesusahan lahiriah dan kesusahan batiniah.
Kesusahan lahiriah berarti kesusahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, dengan kata lain, miskin dan kekurangan, sehingga untuk mengatasi hal ini, kita harus memberikan segala daya upaya kita untuk membantu mereka agar tercukupi kebutuhan hidupnya secara materi yang mendasar, yakni makanan minuman, pakaian serta tempat tinggal.
Kesusahan batiniah mencakup kesulitan dalam jiwa seperti pikiran yang stress, tertekan, sehingga diperlukan konseling atau bimbingan secara rohani agar mereka dapat bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan serta teguh dalam iman.
yatim piatu dan janda-janda yang dimaksud disini harus dilayani berdasarkan kasih Kristus, namun ingat bahwa satu hal yang harus diperhatikan adalah terdapat pada bagian akhir dari ayat tersebut yakni: “menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”.
Melakukan pelayanan kepada yatim piatu dan janda harus disertai tindakan untuk menjaga diri kita sendiri supaya tidak dicemarkan oleh dunia, tidak melakukan dosa dan pelanggaran kepada Tuhan.
1 Timotius 5:3 berkata: “Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.” Apakah maksud dari ayat ini? Berarti ada janda yang bukan janda? Maksudnya ialah bahwa ada syarat seseorang disebut benar-benar janda. Salah satu syarat dituliskan demikian dalam 1 Timotius 5:9 yaitu : “Yang didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami”
Jadi jangan beralasan yang macam-macam untuk mengunjungi janda yang berusia muda, apalagi yang mengunjungi adalah seorang laki-laki, meskipun seorang hamba Tuhan, sangat tidak dianjurkan untuk mengunjungi apalagi seorang diri. Itu sebabnya dituliskan agar menjaga dirinya supaya tidak dicemarkan dunia. Sebab ada yang melakukan pelayanan kepada janda muda, pada akhirnya adalah terjadi perzinahan yang dibenci oleh Allah yang Maha Kudus.
Penjelasan lain akan diberikan pada kesempatan yang berikutnya, namun inti dari renungan hari ini ialah, lakukanlah pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti yatim piatu dan janda yang berkekurangan, sebab itu merupakan ibadah yang murni di hadapan Allah.
Tuhan Yesus memberkati saudara! Amin.