Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.”
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Dan orang itupun bangun lalu pulang.
(Matius 9:1-7)
Kisah ini menunjukkan suatu kuasa yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, yaitu Mengampuni Dosa.
Perhatikan disini bahwa ketika Tuhan Yesus mengampuni dosa orang yang lumpuh itu, beberapa ahli Taurat berkata bahwa Yesus menghujat Allah. Mengapa dikatakan bahwa Yesus menghujat Allah? Karena dengan mengatakan demikian, yaitu bahwa “dosamu sudah diampuni”, sama artinya dengan hendak mengatakan bahwa diri-Nya (Yesus) adalah Allah, dan itu merupakan suatu penghujatan kepada Allah.
Menyamakan atau menyetarakan diri dengan Allah merupakan penghujatan kepada Allah. Ahli Taurat dan segenap Israel mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa, ya hanya Allah saja. Dengan demikian, seorang manusia yang berkata bahwa ia dapat mengampuni dosa orang adalah suatu penghinaan dan penghujatan kepada Allah.
Hal ini berbeda dengan bila kita mengampuni orang yang berbuat salah kepada kita. Kita bisa berkata kepada orang yang berbuat salah kepada kita bahwa dosanya sudah kita ampuni, tapi tentu dosa yang ada hubungannya dengan pribadi kita, yaitu yang merugikan atau menginjak-injak hak kita.
Pengampunan yang Yesus berikan kepada orang lumpuh itu tidak sama dengan pengampunan (pemberian maaf) dari seseorang kepada orang yang berbuat salah kepadanya. Pengampunan yang Yesus berikan jelas sekali merupakan pengampunan dari Allah sendiri. Inilah yang memicu kemarahan para ahli Taurat, karena dalam pandangan mereka, Yesus adalah manusia, dan manusia tidak dapat mengampuni dosa.
Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia berkuasa mengampuni dosa dan untuk memperkokoh hal tersebut, ia menyembuhkan orang lumpuh itu.
Melalui kisah ini, salah satu ciri ke-Allahan dari Yesus Kristus nampak yaitu:
“Berkuasa Mengampuni Dosa”
Dan jelas, Yesus Kristus adalah Allah.
“Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yoh. 16:28)
“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30)