Hari ini adalah hari terakhir di Tahun 2012, tapi bukan berarti akhir dari segalanya. Ada masa depan yang Tuhan sudah rancangkan buat masing-masing kita yang hidup di dunia ini.
Namun, hari ini saya mendengar kabar mengenai meninggalnya seorang abang rohani, sewaktu kuliah di Bandung dulu. Namanya Bang Doly Hutapea.
Bagi dia, hari ini adalah hari terakhirnya berada di dunia yang fana ini. Tugasnya sebagai seorang manusia, pelayan Tuhan, suami dan ayah sudah selesai. Namun, kehidupannya tidaklah berakhir, karena ada hidup sesudah mati, seperti yang dikatakan dalam Alkitab, dan sesuai dengan janji Tuhan Yesus sendiri yang berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,..” (Yohanes 11:25).
Bagaimana bila hari ini adalah hari terakhir buat kita? Apakah yang akan kita lakukan? Tidak ada yang tahu kapan hari-harinya berakhir di bumi ini, namun kita memiliki kepastian di dalam Tuhan, bahwa segala sesuatu ada waktunya dan semua indah pada waktunya. Tuhan telah menetapkan langkah-langkah setiap orang yang berkenan kepada-Nya.
Apa yang harus kita lakukan?
Mazmur 37:3 berkata: “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia”
Dalam hidup yang Tuhan percayakan, biarlah kita senantiasa memuliakan nama Tuhan, melakukan apa yang menjadi panggilan-Nya bagi kita. Setiap orang percaya diberikan tugas untuk menjadi pemberita Injil, bukan saja pendeta, penginjil, hamba Tuhan, namun semua orang percaya harus menjadi saksi Kristus. Bagi setiap kita yang percaya inilah pesan firman Tuhan melalui rasul Paulus: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”
2 Timotius 4:5.
Janji Tuhan Yesus sungguh memberikan kekuatan, Ia berkata jangan kuatir, dan Ia juga berkata bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir jaman.
Jangan takut menghadapi tahun 2013 sebab Tuhan beserta kita senantiasa.
Selamat Tahun Baru 2013, Tuhan Yesus memberkati!
Selamat Natal
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh. 3:16)
SELAMAT HARI NATAL 2012
Kasih karunia dan berkat serta damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus dalam persekutuan yang erat dengan Roh Kudus menyertai saudara senantiasa sekarang dan selamanya.
Percaya Yang Memberi Kemenangan
Maria dan Marta serta semua orang yang hadir, tidak ada yang percaya Lazarus akan hidup, tetapi Tuhan hendak mengajar mereka, terlebih khusus para murid, untuk belajar percaya kepada Allah dengan hati yang sungguh-sungguh. Tuhan Yesus hendak menyatakan kepada mereka, bahwa Dia sanggup melakukan segala perkara yang tidak mungkin.
Jangan takut menghadapi hari esok, sebab ada Tuhan yang selalu beserta dengan kita.
Ingatlah pesan firman Tuhan hari ini: Jika engkau percaya, maka engkau akan melihat kemuliaan Allah. Hanya ada satu syarat untuk mengalami dan menyaksikan mujizat-Nya, yaitu PERCAYA! Percaya saja dan Dia beri kita kemenangan. Haleluya.
Kalau Tuhan Berkenan
“Besok saya pasti hadir!”, begitu kira-kira jawaban seorang bapak kepada temannya yang menanyakan kesanggupannya untuk datang ke suatu acara. Maksudnya memang jelas, bahwa dia akan hadir besok. Tapi, ternyata kata-kata tersebut kurang baik secara Alkitabiah, dan berdasarkan Firman Tuhan, perkataan semacam itu seharusnya tidak terucap dari mulut kita. Apa sebab tidak boleh berkata demikian? Karena kita tidak tahu apakah besok masih hidup atau tidak di bumi ini.
Saya pernah mendengar seorang bapak yang sedang kampanye untuk salah satu kandidat gubernur di Jawa Barat. Dia mengatakan, “Saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan, tetapi saya sampaikan hari ini bahwa bapak…. (nama calon disebutkan) pasti akan menang!”. Bagaimana bisa berkata tidak mendahului Tuhan, tapi prakteknya dia sudah mendahului Tuhan? Akhirnya, sang kandidat kalah dari kandidat gubernur lain. Betapa malunya bapak ini yang sudah menggembar-gemborkan hal itu di mana-mana.
Dalam Yakobus 4:13-15 tertulis: ”
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung, ” sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Pesan dari ayat ini sangat jelas, kita harus berkata “jika Tuhan menghendakinya”, atau “kalau Tuhan berkenan”, untuk merencanakan sesuatu hal, sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Jadi, semua rencana kita harus kita serahkan kepada Tuhan dan dengan rendah hati kita berkata: “Jika Tuhan berkenan”.
Kalau saudara punya rencana bisnis atau usaha atau bahkan pelayanan sekalipun, jangan dengan congkak berkata akan berhasil dengan begini dan begitu, sebab semua urusan kita ada dalam kuasa Allah. Firman Tuhan berkata bahwa Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati (Yak. 4:6).
Dalam hal apapun di hidup kita, biarlah kita merendahkan diri dan memiliki kerendahan hati, menyadari bahwa semua ada di dalam tangan Tuhan yang penuh kuasa.
Sebentar lagi kita masuk ke tahun yang baru, tahun 2013, biarlah kita dengan rendah hati berkata “Kalau Tuhan berkenan, saya akan melakukan ini dan itu, dan kiranya Tuhan memberkati kehidupan saya, di sepanjang tahun yang baru”.
Saya percaya berkat Tuhan akan menyertai kita yang rendah hati dan berserah kepada Tuhan Yesus.
Amsal 22:4 berkata: “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
dan lagi, kita beroleh dukungan dari Tuhan sendiri yang berkata: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)
Selamat menyongsong tahun baru 2013. Berkat dan damai sejahtera dari Bapa dan kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus di dalam persekutuan dengan Roh Kudus, menyertai kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.
Ekspresi Natal Dari Allah
Apa ekspresi Natalmu?
Mungkin ini adalah pertanyaan sederhana yang akan memperoleh berbagai macam jawaban.
Natal merupakan hari perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Meskipun tanggal kelahiran Yesus ke bumi tidak diketahui secara pasti bulan Desember, namun intinya adalah bahwa kita merayakan datangnya pribadi Allah ke dalam dunia ini. Ada orang-orang yang pernah saya temui, mereka tidak tahu kapan mereka dilahirkan, tetapi mereka menetapkan suatu tanggal tertentu untuk merayakan hari kelahiran mereka.
Tradisi gereja mula-mula, tidak menekankan perayaan kelahiran Tuhan Yesus, tetapi lebih kepada kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Jemaat mula-mula lebih fokus dalam merayakan Paskah. Namun, mengingat kejadian kelahiran Tuhan Yesus, merupakan suatu peristiwa yang ajaib, maka dirayakanlah Natal kelahiran Yesus tersebut.
Bukan tanggal yang menjadi fokus, melainkan esensi dari Natal itu, bahwa oleh Kasih Allah, Ia turun ke dunia, menjadi manusia sama seperti kita. Kelahiran-Nya ditandai dengan kemeriahan para bala tentara Malaikat sorga yang menunjukkan kemuliaan kepada para gembala, serta bintang yang bersinar terang, menandai lahirnya Juruselamat dunia, yang dilihat oleh para Majus.
Dalam Yohanes 3:16 tertulis: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kembali kepada pertanyaan di awal, apakah ekspresi natalmu?
Kebiasaan kita di hari Natal adalah merayakannya dengan ibadah di hari Natal, diiringi keceriaan dalam berbagi kado atau hadiah Natal. Ada orang yang merayakannya dengan menyiapkan baju baru, sepatu baru atau hal-hal lahiriah lainnya yang serba baru dan terkadang mewah. Di Manado, Natal identik dengan belanja barang-barang baru, sehingga kalau sudah mendekati bulan Desember, jalanan macet dengan orang-orang yang sibuk berbelanja sana sini. Tapi, bukan hanya di Manado saja, hal ini juga terjadi di kota-kota lain.
Bahkan di negara yang mayoritas non-Kristen pun, Natal dirayakan dengan begitu mewah. Tahun 2012 ini, di Dubai, Uni Emirat Arab, sebuah hotel memasang pohon Natal termahal di dunia, yang ornamen-ornamennya di lapisi emas dan terdiri dari berbagai perhiasan serta berlian, yang akan dicatat dalam Guinnes Book of The Records. Di Tokyo, Jepang, kemeriahan Natal pun begitu terasa, meskipun mayoritas penduduknya bukanlah Kristen.
Memang, Natal kelahiran Tuhan Yesus, adalah peristiwa yang luar biasa ajaib, namun bukan berarti bahwa kita harus merayakannya secara glamour, penuh kemewahan. Sebab, ekspresi Natal dari Allah justru menunjukkan sebuah kesederhanaan. Ia dilahirkan di kandang domba, yang begitu hina. Apakah Dia tidak mampu? Jelas Allah mampu lahir di tempat yang lebih baik, tetapi Dia memilih sebuah kandang domba dan sebuah palungan untuk menjadi tempatnya berbaring. Tuhan menunjukkan bahwa kelahiran-Nya bukanlah untuk suatu kesombongan, tetapi Dia menunjukkan kerendahan hati-Nya, bukan saja kerelaan-Nya menjadi manusia sama seperti kita, tetapi juga kerelaan-Nya sampai serendah-rendah-Nya dalam sudut pandang manusia umumnya, yang mementingkan lahiriah daripada batiniah.
Di Natal 2012 ini, biarlah ekspresi Natal kita adalah kesederhanaan dan kepedulian kepada sesama. Membeli baju atau sepatu baru boleh saja, karena mungkin memang hanya setahun sekali kita membelinya. Tetapi, yang terutama adalah perubahan sikap hati kita, batiniah kita, agar di Natal ini, hidup kita sungguh-sungguh memuliakan Tuhan.
Bukankah Dia telah mengaruniakan kepada kita segala yang baik dari dalam Sorga? Dia datang karena kasih-Nya pada kita yang besar. Tanpa kedatangan-Nya, maka bagi kita tidak ada harapan untuk keselamatan dan kehidupan kekal.
Ada banyak orang di sekitar kita yang perlu kasih Allah. Tunjukkanlah dan nyatakanlah kasih Allah itu, yang telah kita terima, kepada mereka, melalui sikap dan perbuatan kita yang baik dan penuh kasih. Mulailah dari keluarga kita, kepada suami atau istri, orang tua, atau anak-anak kita, agar kasih Allah itu terpancar keluar dan mereka dapat merasakan betapa Allah mengasihi mereka juga, karena melihat kasih kita.
Apakah ekspresi Natalmu?
Kesederhanaan dan kepedulian dan satu lagi ialah ucapan syukur kepada Allah yang telah begitu baik kepada kita.
Sebab manusia tidak layak menerima kebaikan Allah, tetapi Ia mau memberikannya kepada kita sebagai suatu anugerah.
Tidak ada yang dapat membeli keselamatan, sebab keselamatan itu begitu mahal harganya. Tidak ada pula yang dapat memperoleh dan meraih keselamatan itu, meskipun dengan perbuatan baik dan amal saleh yang besar, sebab manusia sudah jatuh dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Roma 3:23 berkata: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Itu sebabnya Ia memberikannya secara cuma-cuma bagi saudara dan saya, sebagai suatu anugerah dan kasih karunia yang ajaib.
Selamat Hari Natal 2012 dan selamat menyongsong tahun baru 2013. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Bapa di sorga dan dari Tuhan Yesus Kristus, dalam persekutuan dan penghiburan Roh Kudus, menyertai kita semua senantiasa.
Amin.
Kasih Itu Berkorban
Jikalau kita mengatakan mengasihi Allah, namun tidak dapat mengasihi manusia, maka itu adalah omong kosong belaka.
Jikalau kita mengatakan bahwa kita mengasihi, namun tidak mau berkorban, maka itu pun suatu kebohongan.
Tuhan Yesus telah membuktikan kasih-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri. Bukan sekedar tubuh jasmani-Nya, melainkan semua yang Dia miliki, telah dikorbankan-Nya bagi kita.
Seorang penginjil India, Sundar Singh, menulis tentang kebakaran hutan di pegunungan Himalaya yang ia saksikan ketika sedang melakukan perjalanan. Saat banyak orang berusaha memadamkan api, ada sekelompok orang yang memandangi sebuah pohon yang dahan-dahannya mulai dijalari api. Seekor induk burung dengan panik terbang berputar-putar di atas pohon. Induk burung itu mencicit kebingungan, seakan-akan mencari pertolongan bagi anak-anaknya yang masih di dalam sarang. Ketika sarang mulai terbakar, induk burung itu tidak terbang menjauh. Sebaliknya, ia justru menukik ke bawah dan melindungi anak-anaknya dengan sayapnya. Dalam sekejap, ia beserta anak-anaknya hangus menjadi abu.
Lalu Singh berkata kepada orang-orang itu, “Kita baru saja melihat hal yang luar biasa. Allah menciptakan burung yang memiliki kasih dan pengabdian begitu besar sehingga rela memberikan nyawanya untuk melindungi anak-anaknya …. Kasih seperti itulah yang membuat-Nya turun dari surga dan menjadi manusia. Kasih itu juga membuat-Nya rela mati sengsara demi kita semua.”
Cerita di atas adalah sebuah ilustrasi yang mengagumkan akan kasih Kristus kepada kita. Kita juga berdiri dengan takjub saat merenungkan api penghakiman suci yang membakar Bukit Kalvari. Di sanalah Kristus bersedia menderita dan “memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1 Petrus 2:24). Betapa hebat kasih-Nya atas kita, sungguh luar biasa dan ajaib, demikianlah kasih Allah yang maha besar, sehingga kita kelimpahan akan kasih karunia-Nya.
Dia tidak membalaskan kepada kita hukuman yang setimpal dengan perbuatan kita, melainkan mengasihi kita dengan kasih-Nya yang besar.
Marilah kita mempraktekkan kasih itu dalam hidup kita secara nyata, bukan sekedar di bibir, tetapi sungguh dari dalam hati dan mengalir keluar secara nyata dalam perbuatan kita sehari-hari.
Ikan Koi Bikin Rejeki?
Banyak orang punya kepercayaan yang salah, salah satunya percaya bahwa memelihara ikan koi bisa membawa rejeki.
Bukankah ikan koi adalah ciptaan Tuhan? Lalu mengapa kita mesti percaya kepada ikan koi, dan bukan kepada Tuhan.
Bukti apapun yang ditunjukkan tidak merupakan bukti yang sah karena pikiran manusia sudah jatuh begitu dalam sehingga lupa kepada Tuhan.
Jangan ada Allah lain di hadapanKu, demikian firman Tuhan. Dan sembahlah hanya kepada Tuhan saja.
Tanpa sadar banyak orang sudah menyembah berhala-berhala dalam kehidupan mereka.
Hanya percaya kepada Yesus, Tuhan, juruselamat kita. Dia adalah Bapa yang baik, yang memberi berkat kepada orang baik dan yang jahat.
Tuhan Yesus berkata: “Jikalau firmanKu tinggal di dalam kamu, dan kamu tinggal di dalam Aku, mintalah apa saja, maka akan diberikan kepadamu”.
Rejeki atau berkat datang dari Tuhan, jadi percayakan hidup kita kepadaNya. Amin.
Anjungan Kerajaan Sorga
Hari ini, saya menghadiri acara Natal sekolah anak yang pertama di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Acara ibadah mereka diadakan si salah satu anjungan yang ada disana, yaitu anjungan Sulawesi Utara. Ada banyak anjungan lain yang mewakili propinsi atau daerah di Indonesia.
Melihat anjungan Sulawesi Utara, akan memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya daerah tersebut. Dari segi rumah panggungnya yang khas, seni budayanya, pakaian adatnya, dan berbagai ciri khas lainnya.
Anjungan yang lain pun begitu. Misalnya, anjungan Bali, maka orang bisa melihat bagaimana nuansa daerah Bali, rumah adatnya, pakaian daerah, dan informasi unik daerah Bali lainnya.
Anjungan-anjungan tersebut mewakili daerahnya masing-masing, seolah berkata “inilah kami, lihatlah kami, yang berbeda dari lainnya”.
Saya jadi terinspirasi dengan hal ini dan tersadar bahwa kita seperti anjungan tersebut di mata dunia. Kita adalah anjungan kerajaan sorga yang mewakili kerajaan sorga di dunia ini. Dengan melihat kita, dunia seharusnya tahu bahwa kita adalah warga sorgawi yang memiliki sifat dan ciri khas sorgawi.
Alkitab berkata bahwa kewargaan kita adalah kewargaan sorga (Fil.3:20) dan kita adalah surat terbuka yang dapat dilihat dan dibaca orang.
Jadilah anjungan sorgawi yang memuliakan Tuhan Yesus dalam segala hal di hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Bukan Kita Yang Hebat, Tapi Kasih-Nya Yang Hebat Atas Kita
Seorang anak muda yang sejak kecil ditinggal oleh ayahnya, senang membuat lukisan-lukisan. Anak muda ini tinggal di daerah pinggiran kota, dan dengan setia membuat satu demi satu lukisan.
Lukisannya tidak terlalu bagus kelihatannya, agak abstrak dan rasanya sulit untuk bisa laku terjual dengan harga mahal.
Suatu kali, mendadak, anak muda ini mendapatkan undangan “pameran tunggal” di sebuah kota besar, dari seseorang yang tidak dia kenal, yang secara lengkap mensponsorinya, membiayai tiketnya pergi pulang dan menyediakan semua akomodasi yang dia perlukan.
“Siapa yang akan hadir?,” pikirnya. Kemungkinan orang untuk datang ke pameran sangat kecil oleh karena dia bukan seorang pelukis terkenal. Tapi aneh tapi nyata, pengunjung pameran cukup banyak, dan yang luar biasanya, semua lukisannya habis terjual dengan harga yang mahal.Mulailah muncul rasa bangga dalam hati pemuda ini. Dia merasa dirinya tidak kalah dengan pelukis-pelukis terkenal lainnya. Dia mulai merasa hebat, karena mampu meraih prestasi seperti itu dalam jangka waktu sangat singkat.
Tapi, semua rasa bangganya itu sirna, ketika pada akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang ada di balik semua kesuksesannya itu.
Rupanya, ayahnya yang dulu pernah meninggalkannya, dialah yang mensponsori semuanya. Ayahnya lah yang menggelar acara pameran tunggal itu untuknya, dan ayahnya juga yang mensponsori orang-orang untuk membeli semua lukisannya.
Anak muda ini merasa malu, dan menyadari bahwa semua karena perbuatan ayahnya. Mereka pun mengalami rekonsiliasi setelah lama tidak bertemu.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, betapa sering kita bersikap seperti anak muda itu. Ketika kita berhasil meraih sesuatu, kita merasa diri kita hebat, kita menjadi sombong dan kemudian menyepelekan orang lain.
Padahal semua yang kita raih sampai hari ini, kesuksesan, keberhasilan atau apapun yang menjadi kebanggaan kita saat ini, adalah semata-mata karena kasih Bapa di sorga. Dialah yang memberikan semuanya itu bagi kita. Bukan karena kita hebat, tetapi karena kasih-Nya yang hebat atas kita. Yang berbeda dengan cerita itu, Bapa di sorga tidak pernah meninggalkan kita, Dia selalu mengamat-amati dan bersama-sama dengan kita.
Daud bukanlah siapa-siapa, ketika dia menghadapi Goliat yang besar, di atas kertas, Daud pasti kalah. Daud hanya menggunakan batu yang diambilnya dari dasar sungai, batu-batu yang nampak tidak berarti. Tapi dengan batu itu Goliat mati.
Bukan karena Daud hebat, tetapi karena Kasih Tuhan yang hebat atasnya.
Mazmur 117:1-2 berkata:
“Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!”
Sadarilah hari ini, bahwa hidup kita sampai hari ini, adalah karena kasih Tuhan yang begitu hebat atas kita. Kasih-Nya yang membuat kita hidup dan bernafas, serta meraih semua yang kita cita-citakan dan harapkan. Bukan karena kita, tetapi karena Anugerah Kasih-Nya yang besar. Amin. (BKT)
Mujizat Terbesar Adalah Keselamatan Kekal
Semua orang yang hidup di muka bumi ini pada akhirnya suatu hari akan mati.
Dunia kedokteran, meskipun sudah berusaha maksimal sampai hari ini, mencari cara bagaimana agar manusia dapat hidup lebih lama, tetap tidak akan dapat menemukan solusi agar manusia dapat hidup selamanya.
Alkitab jelas mengatakan bahwa oleh karena dosa, maka manusia telah menerima hukuman maut atau kematian. Tidak ada satupun yang dapat luput dari maut. Dan satu hal yang lebih mengerikan bahwa ternyata, sesudah menghadapi maut, manusia masih harus menghadapi satu hal yaitu kematian di dalam neraka, penghukuman kekal akibat dosa. Sebab Allah tidak dapat dinajiskan dengan dosa dan kekotoran manusia, sebab Allah itu suci adanya.
Usaha dan segala upaya manusia untuk menjadi suci, tidak akan pernah berhasil dan tidak ada gunanya sama sekali dalam proses pencapaian kepada standard kekudusan Allah. Sebab apa yang telah cemar, tetaplah cemar sehingga oleh dan dari dirinya sendiri tidak dapat membuatnya bersih dan suci.
Tapi, syukur kepada Allah Bapa yang telah mengaruniakan Tuhan Yesus Kristus, untuk datang ke dunia dan mati bagi kita. Dia adalah anak domba yang telah lama dinubuatkan dan dijanjikan kedatangan-Nya. Dia tidak bercacat cela, dan tidak ada dosa pada-Nya. Sehingga Dia sangat layak untuk menjadi korban bagi penebusan segala dosa manusia. Dia telah mati satu kali untuk segala dosa kita. Darah-Nya yang telah tercurah di atas kayu salib, cukup untuk membasuh dan menyucikan kita dari segala dosa kita, serta menjadi penebusan dan kelepasan kita dari dosa dan maut.
Kematian-Nya telah memerdekakan kita dari dosa, dan kebangkitan-Nya memberikan kita pengharapan yang teguh, bahwa kita pun akan mengalami kebangkitan serta kehidupan yang abadi bersama Dia di dalam kerajaan Sorga.
Matius 13:44-45 menyebutkan bahwa kerajaan sorga itu merupakan suatu hal yang sangat sangat berharga dan tak ternilai, sehingga orang akan rela untuk melepaskan dan menjual segala yang dimilikinya untuk memperoleh kerajaan sorga itu.
Jika saudara mengerti betapa berharganya dan bernilainya kerajaan sorga itu, saudara tidak akan menunggu waktu lama untuk datang kepada Tuhan Yesus dan meninggalkan segala sesuatu yang lama dalam hidup saudara.
Tuhan Yesus berkata bahwa Dialah jalan menuju kepada Bapa, Dialah jalan keselamatan dan kehidupan kekal. Barangsiapa percaya kepada-Nya, tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Percayakah saudara akan hal ini? Saudara mau percaya atau tidak percaya, Tuhan Yesus tetaplah Tuhan dan Allah, Ialah yang empunya segala kuasa di surga dan di bumi. Ia akan datang kembali sebagai hakim yang akan menghakimi bangsa-bangsa.
Hari itu akan sangat menggentarkan, bagi semua orang yang ada di bumi, ya hari kedatangan-Nya akan sangat menakutkan bagi mereka yang tidak percaya kepada-Nya, tetapi merupakan sukacita bagi mereka yang menanti-nantikan Dia.
Percayalah kepada-Nya dan serahkanlah hidupmu kepada-Nya, tanggalkan semua beban dan dosa yang menghalangi saudara untuk datang kepada Dia, Allah yang mengasihi dan memperhatikan saudara, yang setia dan adil.
Berdoalah secara pribadi:
Tuhan Yesus, aku percaya kepadamu, bahwa Engkau adalah Tuhan dan juruselamatku. Engkau telah mati bagiku, untuk menebus dosaku. Dan Engkau telah bangkit serta naik ke sorga, mempersiapkan tempat bagiku.
Ampunilah segala dosaku dan masuklah dalam hati dan pimpinlah hidupku Ya Tuhan Yesus.
Trima kasih Tuhan Yesus, Amin.