Mengucapkan Shalom, Bolehkah?

shalom-linda-woodsSelamat berjumpa saudara yang dikasihi Tuhan, syalom,
Hari ini saya ingin berbagi tentang ucapan “Shalom” atau “Syalom”, yang sudah sering kita ucapkan dan dengar dari saudara seiman bila berjumpa atau berpisah.
Dalam Alkitab, ada banyak sekali kata-kata shalom di dalamnya. Salah satunya ada di dalam 2 Yohanes 1:3 yang tertulis: Kasih karunia, rahmat dan SHALOM dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih“.  Shalom yang tertulis di ayat ini, dalam bahasa Indonesia ditulis “damai sejahtera”.
Shalom (שָׁלוֹם) merupakan kata berasal dari bahasa Ibrani yang artinya sejahtera, Tidak ada yang hilang, Tidak ada perpecahan,kesehatan, dan kelengkapan.  Dalam pengertian yang baru, yang diperkenalkan dalam Perjanjian Baru, Shalom bukan sekedar damai sejahtera biasa, tetapi damai sejahtera Allah, damai sejahtera sorgawi, damai sejahtera Kristus, karena Yesus Kristus adalah SHALOM bagi dunia ini. Nabi Yesaya menubuatkan Yesus Kristus sebagai SHALOM, dalam Yesaya 9:5 tertulis:  “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita; seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahuNya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, RAJA SHALOM“. Kristuslah sesungguhnya adalah SHALOM kita, karena Dia telah menghancurkan tembok-tembok pemisah, yaitu perseteruan kita dengan Allah, sehingga kita yang dahulu jauh kini menjadi dekat karena darah-Nya (Efesus 2:13-14).
Bahasa Arab dari Shalom adalah “Salam”, orang-orang Arab sejak dulu berkiblat ke Yerusalem sebagai pusat agama dan kepercayaan, sehingga ucapan-ucapan orang-orang Israel diikuti oleh bangsa Arab.  Dalam kitab Kisah Para Rasul tertulis adanya orang-orang dari berbagai bangsa datang ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Pentakosta, dan di antaranya termasuk bangsa Arab. (Kis. 2:11).  Bila orang Israel mengucapkan “Shalom Aleichem” maka orang Arab mengucapkan ucapan yang sama namun bunyi yang berbeda “Assalammu alaikum”.
Ada sebagian anak-anak Tuhan yang tidak menyetujui penggunaan kata Shalom bahkan dalam menyambut jemaat atau saudara seiman di gereja sekalipun.  Hal ini cukup mengherankan karena terasa begitu aneh bila seorang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang adalah Shalom tapi tidak mau mengucapkan shalom kepada sesamanya. Mungkin ada pemahaman yang berbeda yang menyebabkan kata shalom tidak diucapkan.
Sebagai ganti kata shalom, justru banyak orang memakai kata halo, padahal halo berasal dari kata bahasa Inggris yang mengandung arti “Berhenti”, yang digunakan untuk menyapa seseorang.  Daripada mengucapkan “Berhenti!”, akan sangat jauh lebih baik mengucapkan “Damai Sejahtera bagimu!” yaitu “Shalom”.
Suatu ketika di sebuah ibadah gereja, saat memulai menyampaikan khotbah, sang pendeta memulai kata pertamanya dengan “HALO”. Saya agak terkejut, karena selanjutnya pun tidak ada ucapan damai sejahtera atau shalom bagi jemaat padahal para rasul mempunyai kebiasaan mengucapkan shalom atau damai sejahtera Allah.
Marilah kita berhenti berargumen soal boleh tidaknya mengucapkan shalom, dan kembali kepada Alkitab, apa yang Alkitab katakan.  Jadi, bolehkah mengucapkan Shalom? Boleh. Silahkan bahkan sangat dianjurkan mengucapkan kata ini. Damai sejahtera dari Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus menyertai kita semua, Shalom!