Semua Ada Waktunya

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.”
(Pengkhotbah 3:1-2)
Michael Jordan, seorang pemain basket yang hebat dan terkenal, pada akhirnya harus meninggalkan debutnya di lapangan basket, karena faktor usia.  Petinju Mike Tyson yang meraih juara dunia di usia yang sangat muda, dan begitu ditakuti oleh petinju-petinju lainnya, yang biasanya mengalahkan lawan dengan KO, akhirnya harus mengalami juga kekalahan KO dan secara perlahan meredup dari dunia tinju.
Banyak grup band, penyanyi dan artis terkenal dan yang mengalami era keemasannya, pada akhirnya menghadapi masa-masa “tidak dipakai lagi” dan seolah “hilang dari peredaran”.
Seorang bapak tua berkata: “Dulu saya begitu diperlukan oleh perusahaan dan memiliki banyak teman, namun setelah pensiun, saya merasa tidak dihargai dan kesepian.”  Setiap fase-fase dalam kehidupan kita akan terus berganti dan kita harus siap memasuki fase selanjutnya.
Segala sesuatu ada waktunya, kita perlu menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal. Demikian pula halnya kehidupan kita di bumi ini, tidaklah kekal. Ayat diatas berbicara jelas, ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal.
Di dekat rumah saya ada lahan persawahan yang cukup luas. Dan saya memperhatikan bahwa para petani akan menanam dan kemudian mencabut yang ditanam setelah masa waktu tertentu. Sama seperti ayat di atas, ada waktu untuk menanam dan ada pula waktu untuk mencabut yang ditanam.
Manusia “ditanam” Tuhan di bumi ini, untuk bertumbuh dan yang kemudian dikehendaki Tuhan adalah agar kita berbuah yang baik, berbuah karakter Kristus dan berbuah perbuatan baik serta berbuah dalam pelayanan. Galatia 5 ayat 22 berbicara tentang buah karakter Kristus yang disebut dengan buah-buah Roh yakni: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kita hidup di dunia bagaikan sebuah tanaman yang ditanam dan suatu waktu akan dicabut.  Alkitab berkata bahwa manusia itu ibarat rumput dan semaraknya seperti bunga rumput yang sebentar ada lalu kemudian hilang tak ada lagi. Artinya adalah bahwa kehidupan manusia di bumi begitu singkat, dibatasi oleh waktu yang ditetapkan Tuhan.
Maka, setelah mengetahui dan menyadari akan hal ini, kita harus lebih menghargai waktu yang ada. Bersyukur untuk anugerah kehidupan yang Tuhan berikan, memberikan waktu untuk kebersamaan dengan orang-orang yang kita kasihi dan memanfaatkan waktu untuk kebahagiaan dan cinta kasih kepada sesama. Tak lupa pula agar kita selalu memberikan waktu bagi Tuhan dalam doa-doa dan ibadah kita.
Video clip berikut ini menginspirasi kita agar menghargai waktu yang dikaruniakan kepada kita.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Haleluya.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=Ue8RSDMZVOQ&w=420&h=315]

Leave a Reply