Didikan Tuhan

didikan tuhanNats Alkitab:
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”  (Ibrani 12:5)
Bacaan : Ibrani 12:1-17 (Nasihat supaya bertekun dalam iman)
Setiap orang percaya akan mengalami didikan Tuhan yang bisa berupa kesukaran atau penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita. Kesukaran dipakai Allah untuk menguji kualitas keimanan orang percaya.  Ingatlah bahwa di padang gurun, segenap bangsa Israel diuji iman percayanya melalui berbagai macam kesulitan yang mereka hadapi dalam perjalanan di padang gurun seperti ketiadaan air, air yang pahit, munculnya ancaman kematian dari musuh, masalah makanan, dan berbagai persoalan lainnya.
Didikan Tuhan juga dapat berupa teguran lisan yang langsung ditujukan kepada kita atau melalui suara Roh Kudus dalam hati kita. Cara dan bentuk didikan Tuhan bermacam-macam dengan satu maksud untuk menjaga kita tetap dalam maksud dan rencana-Nya yang mulia.
Arti Teguran Tuhan
Teguran merupakan suatu hal yang sangat berarti bagi kita karena teguran itu mempunyai makna kasih, bukan benci.  Ayat ini berkata bahwa Tuhan menegur orang yang dikasihi-Nya.  Analogi dengan teguran Tuhan, ayat ini memperbandingkan sikap seorang ayah di dunia yang menegur anaknya karena sayang.  Tidak ada anak yang tidak ditegur oleh ayahnya, sebab bila demikian maka anak itu bukanlah anak yang disayangi melainkan anak gampangan.
Makna teguran Tuhan adalah:
1. teguran Tuhan menandakan bahwa kita ini adalah anak-anak-Nya
2. jaminan kasih dan perhatian Tuhan kepada kita
3. mempunyai maksud dan tujuan yang mulia
Dua macam respon manusia terhadap teguran Tuhan
Respon tiap-tiap orang terhadap teguran yang sama bisa berbeda satu dengan yang lain.  Respon yang bagaimana yang kita tunjukkan terhadap teguran Tuhan? Sikap dan reaksi kita sangat penting sekali karena akan mengakibatkan kita menjadi semakin mulia atau sebaliknya.
Ada dua sikap atau respons yang biasanya muncul terhadap teguran Tuhan:
1.  Respon ketaatan
Orang yang rendah hati akan bersikap taat dan menerima dengan hati yang lapang setiap teguran dan didikan Tuhan dalam hidupnya, meskipun teguran itu mungkin berupa kesukaran yang harus dihadapi.  Sikap ini akan membawa kita kepada penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan dan setia kepada-Nya dalam keadaan apapun.  Dengan bersikap demikian maka kita tetap hidup sebagai anak-anak Tuhan yang mengalami pengudusan dan menuai kebenaran.
2. Respon memberontak
Respon yang negatif ditunjukkan ketika seseorang justru memberontak dan tidak menerima didikan Tuhan dalam hidupnya. Kesukaran atau kesulitan hidup menyebabkannya menjadi sosok yang mengabaikan dan menolak Tuhan sehingga menjadi murtad, tidak mempercayai Tuhan lagi.  Hal ini berhubungan dengan iman yang tidak berakar kuat dalam hidupnya.  Tuhan Yesus berbicara tentang orang yang imannya dibangun di atas pasir dan di atas batu (Matius 7:26).  Setiap orang akan mengalami ujian yang sama, hal ini dinyatakan Tuhan Yesus dengan istilah angin, hujan dan banjir.  Ujian yang sama akan dihadapi semua orang, namun responnya berbeda karena dasar imannya yang berbeda.
Bagaimana seharusnya sikap kita?
Sikap yang benar terhadap teguran dan didikan Tuhan adalah menerimanya dengan hati yang senantiasa berserah dan bersyukur kepada Tuhan, dengan senantiasa memandang kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan teladan kepada kita, bagaimana Tuhan Yesus telah menanggung penderitaan yang tidak seharusnya Ia tanggung.  Dalam ayat 4 tertulis bahwa penderitaan kita tidaklah seberapa dan dalam pergumulan kita melawan dosa kita belum sampai mencucurkan darah.
Hasil didikan Tuhan bagi orang yang setia
Bagi setiap orang yang setia dalam kesukaran yang adalah didikan Tuhan akan memperoleh bagian dalam kerajaan Sorga.  Hal ini dinyatakan dengan jelas bahwa setiap orang dihajar-Nya untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (ayat 10), perhatikan ayat 14 dikatakan bahwa tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan, dalam kerajaan Sorga kita akan melihat Tuhan karena kita mengalami kekudusan Tuhan.
Tuhan senantiasa bermaksud baik kepada kita, tidak ada peristiwa yang dimaksudkan-Nya untuk menjerumuskan kita ke dalam neraka, melainkan Ia bertujuan dan bermotivasikan Kasih kepada kita supaya kita terhindar dari murka yang akan diterima oleh dunia ini, dan agar kita masuk dalam kerajaan-Nya, tanah perjanjian yang kekal yang diwariskan kepada kita yakni sorga yang mulia.

Leave a Reply