Minuman Anggur Bagaimana Yang Dipakai Dalam Perjamuan Kudus?

image
Dalam satu bulan umumnya setiap gereja mengadakan perjamuan kudus sebanyak satu kali.  Perjamuan Kudus merupakan sebuah sakramen yang kudus untuk memperingati akan kematian Tuhan Yesus Kristus dan merupakan persekutuan umat dengan kematian dan kebangkitan-Nya serta mengandung arti akan pembebasan dari segala dosa, kematian dan penghukuman kekal. 
Dalam sakramen ini ada roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus. Saat didoakan maka umat mengimani bahwa roti yang dimakan bukan lagi lambang tubuh Kristus melainkan benar-benar adalah tubuh Kristus, demikian pula minuman anggur yang diminum bukan lagi lambang melainkan benar-benar adalah darah Kristus.
Saat ini ada banyak macam minuman anggur yang dipakai dalam perjamuan kudus. Umumnya adalah minuman anggur yang difermentasi dan mengandung alkohol sekitar 2 hingga 3 persen.  Tapi, perlu kita pertanyakan minuman anggur yang bagaimana yang diminum Tuhan Yesus bersama murid-murid pada perjamuan paskah terakhir?
Berdasarkan survey sejarah Alkitab dan tradisi kebiasaan bangsa Israel pada masa itu, maka dapat disimpulkan bahwa minuman anggur yang diminum oleh Tuhan Yesus dan para murid adalah minuman anggur yang manis yang merupakan sari buah anggur dan tidak difermentasi sehingga tidak mengandung alkohol.
Berikut ini beberapa alasan bahwa yang diminum Yesus dan para murid adalah sari buah anggur yang tidak difermentasi:
1. Perjamuan Kudus ditetapkan ketika Yesus dan para murid-Nya sedang makan Paskah.  Hukum paskah di Kel. 12:14-20 melarang adanya ragi atau zat fermentasi apa pun, selama pekan Paskah. Dalam Perjanjian Lama, segala sesuatu yang mengandung fermentasi apapun dilarang Tuhan (Kel. 12:19; 13:7).  Tuhan telah memberikan hukum-hukum ini oleh sebab fermentasi melambangkan kebejatan dan dosa (bandingkan Matius 16:6,12; 1 Kor. 5:7-8). Yesus, Anak Allah, menggenapi setiap tuntutan hukum Taurat (Mat. 5:17), maka Ia pasti telah menaati hukum Allah untuk perayaan Paskah dan tidak menggunakan anggur yang difermentasi.
2. Penggunaan anggur yang tidak difermentasi sudah biasa dalam masa Perjanjian Baru. Bangsa Israel memproses anggur menjadi sari buah anggur yang tidak difermentasi dan mereka tahu cara mempertahankan rasa minuman anggur tersebut tetap manis sepanjang tahun.
3. Ketiga penulis kitab-kitab Injil yang pertama menggunakan frase “hasil pokok anggur” (Mat. 26:29; Mrk. 14:25, Luk. 22:18) yang menunjuk kepada anggur yang tidak difermentasi.  Hasil pokok anggur merupakan minuman sari buah anggur yang mengandung kira-kira 20 persen kadar gula dan tidak beralkohol.
Setelah mengetahui kebenaran ini, maka kita perlu mempraktekkannya dalam acara sakramen dan ibadah perjamuan kudus yaitu dengan memakai minuman anggur yang tidak difermentasi dan tidak beralkohol.  Ada banyak gereja yang memakai sirop anggur yang manis dan ini lebih cocok dipakai daripada menggunakan minuman anggur beralkohol.

Leave a Reply