Hukuman Mati Menurut Injil

adulterous_woman
Tuhan Yesus mengampuni perempuan yang berzinah dan memberinya kesempatan untuk bertobat.

Nats Alkitab:
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:7-11)
Beberapa waktu belakangan ini, negara kita diperhatikan oleh dunia karena eksekusi mati beberapa napi dan rencana akan mengeksekusi kembali napi yang lainnya.  Kita menghormati hukum negara kita Indonesia dan setiap upaya penegakan hukum yang ada di negeri kita.  Kejahatan memang pada akhirnya harus berhadapan dengan pengadilan dan hukum.
Akan tetapi, menarik sekali untuk kita ketahui bagaimana sebenarnya hukuman mati menurut Injil Kristus?  Kisah dalam nats di atas menunjukkan sikap Tuhan Yesus terhadap orang berdosa yang hendak dihukum mati.  Ada seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan menurut hukum Musa maka orang yang demikian harus dilempari batu sampai mati.  Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menunggu apa keputusan Tuhan Yesus tentang hal tersebut.
Tuhan Yesus mengatakan kepada mereka agar barangsiapa yang tidak berdosa hendaklah yang pertama melempari batu kepada perempuan itu. Ternyata, semua orang yang tadinya hendak melempari batu, pergi satu demi satu hingga tidak ada lagi yang berada disitu.  Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu bahwa Ia tidak menghukum perempuan itu dan menyuruhnya pergi serta memberi perintah agar tidak berbuat dosa lagi.
Sikap Tuhan Yesus menunjukkan tujuan-Nya dalam menebus umat manusia. Dia tidak menghukum wanita itu sebagai orang yang tidak layak diampuni, tetapi menghadapinya dengan lembut dan kesabaran supaya menuntunnya kepada pertobatan.  Bagi wanita itu, keselamatan akan tersedia jikalau ia meninggalkan kehidupan berdosa yaitu meninggalkan perzinahan dan hidup dalam kebenaran Allah.
Perlu kita sadari bahwa kisah ini bukanlah kisah untuk menolerir setiap pelanggaran dosa di antara umat Tuhan.  Dosa merupakan hal yang harus kita musuhi, dan kita harus punya sikap tegas terhadap dosa. Kisah di atas merupakan kisah tentang Tuhan Yesus yang tidak menghukum mati seorang yang berdosa karena hendak memberinya waktu kemurahan untuk bertobat.
Dalam Perjanjian Baru, kita membaca dan memahami bahwa para rasul tidak pernah menyuruh menghukum mati orang-orang yang berdosa.  Mereka hanya menegur dengan keras orang yang berbuat dosa dan berdusta kepada Roh Kudus.  Dalam beberapa kisah, Roh Tuhan sendiri yang memberikan penghukuman kematian kepada beberapa orang berdosa.  Seperti Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:5-10), dan raja Herodes (Kisah Para Rasul 12:21-23).
Jadi menurut Injil Kristus, hukuman mati hanyalah dilakukan oleh Tuhan sendiri dan bukan oleh manusia. Pembalasan adalah hak-Nya Tuhan, janganlah kita menuntut pembalasan. Dialah yang akan menghakimi (Ibrani 10:30).
Para napi yang melakukan pelanggaran hukum sebaiknya tidak diberikan hukuman mati, biarkanlah nanti Tuhan yang akan memberikan penghukuman-Nya bagi mereka. Tugas kita adalah memberikan waktu kesempatan bagi mereka untuk bertobat.  Hukuman seumur hidup bagi penjahat kelas berat merupakan hukuman yang paling maksimal yang dapat diberikan negara.
Kita semua berdosa dan hanya karena Kasih Karunia Allah memperoleh pengampunan dan keselamatan.  Marilah kita mengampuni dan mendoakan mereka yang berbuat dosa agar kembali ke jalan yang benar.
 

Dari Patah Hati Menjadi Bulat Hati

peter2
Rasul Petrus memberitakan Injil pada hari raya Pentakosta.

Kalau orang dalam beberapa hari berubah sikap dari takut menjadi berani, tentu ada penyebanya yang luar biasa. Perubahan besar terjadi pada sikap para murid di kota Yerusalem sejak peristiwa kebangkitan Yesus.
Beberapa hari sebelumnya, para murid Yesus berada dalam keadaan muram.  Yesus yang semula mereka sangat harapkan, ternyata dijatuhi hukuman mati.  Mereka takut kalau-kalau mereka sebagai pengikut-Nya juga akan ditangkap dan menjalani nasib yang serupa.  Menurut kitab Injil Yohanse, murid-murid itu berkumpul “di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.”
Tetapi beberapa hari kemudian mereka sudah berani berada di jalan-jalan raya kota yang sama dan berkata dengan lantang, “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem…, Yesus yang telah kamu salibkan dan kamu bunuh…, tetapi Allah membangkitkan Dia…. Tentang hal itu kami semua adalah saksi…. Jadi seluruh kamu Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus… Bertobatlah….” (lihat Kis. 2:14-40)
Dapat anda bayangkan, sikap para murid itu berubah 180 derajat.  Mereka yang semula bersembunyi kini “mengecam dan menasehati.”  Kalau kita jadi penduduk kota Yerusalem, mungkin kita sulit mengenali kembali para murid dari sikapnya itu.  Mereka sangat berubah.  Beberapa hari yang lalu mereka begitu takut, sekarang menjadi begitu berani.
Kalau mereka memberi kesaksian di kota-kota kecil di luar Yerusalem, itu tak begitu mengherankan.  Tetapi mereka melakukan itu di dalam kota Yerusalem, yang adalah tempat pusat musuh-musuh Yesus.  Yerusalem adalah tempat tinggal Imam Besar, Imam-imam kepala, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan massa orang Yahudi yang mayoritas membenci Tuhan Yesus.
Jelas sekali bahwa para murid itu berubah menjadi sangat berani.  Di hadapan orang-orang yang merasa berhasil menamatkan riwayat Yesus, mereka meneriakkan yang sebaliknya: “Yesus sudah bangkit.  Ia adalah Tuhan yang hidup!”
Itulah perubahan besar yang terjadi pada murid-murid Yesus.  Dari rasa kurang pasti menjadi yakin seyakin-yakinnya.  Dari diam karena rasa kalah, menjadi bersorak karena rasa menang.  Dari patah hati menjadi bulat hati.
Apa yang menyebabkan perubahan sebesar itu?  Apa lagi kalau bukan kenyataan bahwa Yesus memang benar-benar sudah bangkit!
(Oleh Dr. Andar Ismail)
Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. (Kisah Rasul 4:31)

Kerendahan Hati Cairns

Kerendahan-HatiNats Alkitab:
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Lukas 14:11)
Ada sebuah kisah tentang orang yang terkenal yang dijuluki Principal Cairns, yang begitu rendah hati sehingga dia bahkan tidak pernah memasuki ruangan pertama kali.  Dia akan selalu mengalah dan berkata kepada orang lain, “Anda dulu nanti saya mengikuti.”
Suatu kali, orang ini berada di antara para tamu terhormat di suatu acara besar.  Saat dia menaiki tangga menuju panggung, hadirin melihat Cairns dan langsung memberikan applause.  Ketika mendengar sorak-sorai itu, dia langsung menghentikan langkahnya dan memberi tanda kepada orang yang di belakangnya untuk maju lebih dulu karena menganggap bahwa tepuk tangan dan sorakan itu ditujukan kepada orang itu.  Kemudian, ia berdiri di belakang dan ikut bertepuk tangan.  Dia tidak pernah memimpikan bahwa tepuk tangan itu ditujukan kepadanya.
Tentu saja kerendahan hati seperti ini mengesankan banyak orang dan menimbulkan rasa hormat yang lebih tinggi terhadapnya.  Ketika kita senang berpikir bahwa kita besar dan penting, maka hal ini akan sangat memalukan jika mengetahui bahwa kita tidaklah sebesar dan sepenting itu.  Tetapi jika kita cukup rendah hati untuk membiarkan orang lain memperoleh applause dan perhatian, maka kita mungkin akan terkejut melihat betapa banyak orang yang menghargai dan menghormati kita.
(Josh McDowell & Bob Hostetler, “Don’t Go Hunting for Honor.”)

Perhitungan Hari Dan Tahun

asal-usul-penaggalan-masehiNats Alkitab:
Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.  Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14)
Hari ini orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek 2566.  Kalender Imlek mendasarkan perhitungan dari peredaran bulan.  Penanggalan hari pertama tahun pertama dihitung dari hari lahirnya Kongfuzi (Confucius).
Kalender Masehi atau Kalender Al-Masih yang saat ini menunjukkan tahun 2015 mendasarkan perhitungannya pada peredaran matahari, serta memulai perhitungannya pada perkiraan hari kelahiran Yesus Kristus.
Kalender Yahudi sekarang ini menunjukkan tahun 5775 dan disebut lunisolar karena berpatokan pada perubahan musim yang dipengaruhi oleh putaran matahari dan bulan.  Perhitungan kalender ini didasarkan pada usia orang-orang yang tercatat dalam Alkitab dan 6 hari penciptaan.
Kalender Hijriyah mendasarkan perhitungannya pada peredaran bulan. Masih banyak kalender lain yang dibuat oleh suku bangsa tertentu yang mendasarkan pada peredaran matahari, bulan atau bintang.
Dari fakta ini kita dapat melihat bahwa apa yang dikatakan Allah dalam Alkitab sungguh benar terjadi.  Benda-benda penerang di langit menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.  Fakta yang ada menunjukkan bukti nyata kebenaran isi Alkitab.

Rahasia Ketenteraman

god-brings-peace1Nats Alkitab:
“Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.” (Amsal 14:26)
Penulis Amsal menyadari bahwa ketenteraman yang sejati terletak pada hati yang takut akan Tuhan.  Amsal ini ditulis oleh Salomo yang adalah seorang raja Israel yang termashyur namanya dan mempunyai kekayaan berlimpah serta pengawal-pengawal kerajaan yang banyak jumlahnya.  Akan tetapi, ia menyadari bahwa ketenteraman hati tidaklah akan diperoleh dari kemashyuran, kekayaan atau pengawalan maupun perlindungan manusia.  Inilah yang luar biasa, suatu hikmat yang datang dari sorga, yang dinyatakan oleh raja Salomo, mengenai rahasia hidup yang tenteram.
Situasi dunia sekarang ini sangat tidak menentu.  Harga minyak dunia terus merosot tajam ke level harga yang sangat rendah, dimana hal ini akan berimbas kepada kondisi perekonomian dunia yang akan mengalami resesi.  Dunia juga diperhadapkan terus menerus dengan aksi-aksi terorisme, munculnya berbagai gerakan radikalisme, seperti ISIS di Irak, Suriah dan Libya, bahkan di beberapa negara lainnya. Keadaan yang sama juga terjadi di negara kita Indonesia.  Dimana-mana terjadi ketidakpastian ekonomi, keamanan, dan orang-orang mulai merasa tidak aman dan tidak nyaman hidup di dunia, baik orang miskin dan juga orang kaya.  Orang miskin kuatir karena tidak punya harta, orang yang kaya pun kuatir kekayaannya habis dan takut dirampok.  Keserakahan muncul, keegoisan semakin memuncak di perkotaan. Ketidakpedulian terhadap sesama semakin meningkat dan secara keseluruhan, berbagai fenomena menyebabkan ketidaktentraman hati manusia.
Ada yang mengira bahwa menjadi terkenal akan membuat hatinya tenteram.  Kompetisi-kompetisi idol di berbagai negara begitu antusias diikuti oleh banyak orang.  Juga berbagai kontes kecantikan dan kontes-kontes lainnya.  Pada umumnya, peserta yang ikut mengatakan bahwa mereka ingin hidup bahagia, atau ingin membahagiakan orangtuanya.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita kembali kepada pokok pikiran dalam Alkitab, yaitu hikmat Allah sendiri, bagaimana rahasianya agar kita mempunyai kehidupan yang tenteram.  Definisi kata tenteram adalah keadaan aman, damai dan tenang oleh sebab  perlindungan dan keadaan ekonomi yang baik. Ini adalah definisi akal logika manusia duniawi, sehingga untuk mencapai ketenteraman berarti harus memiliki kekayaan yang banyak dan pengawalan serta kondisi perdamaian di dalam masyarakat.  Bila satu atau dua hal tidak terpenuhi, maka tenteram itu tidak tercapai.   Hal ini berbeda dengan definisi tenteram menurut Alkitab.
Alkitab berbicara tentang tenteram itu soal keadaan hati yang tidak terpengaruh dengan keadaan.  Apakah hatimu damai, aman dan tenang itu soal hubungan kita dengan Tuhan. Maka dari itu, kembali lagi, kita pahami apa yang dikatakan raja Salomo tadi.  Ketenteraman itu ada pada orang-orang yang takut akan Tuhan.  Sehingga apapun situasi yang terjadi, kita tetap akan merasakan aman, tenang dan damai karena ketenteraman itu berasal dari Allah.
Tuhan Yesus memberkati!

Menyikapi Keberadaan ISIS

kenjogotoNats Alkitab:
“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan.” (Wahyu 2:10b)
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) telah mengeluarkan video pemenggalan terbaru terhadap 21 orang tawanan yang mayoritas adalah penganut kristen koptik berkewarganeraan Mesir. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berulang terjadi setelah pemenggalan-pemenggalan sebelumnya dan pembunuhan terhadap banyak komunitas minoritas bahkan juga yang sesama muslim namun berbeda akidah.
Munculnya ISIS yang meluas ke beberapa wilayah lainnya, seperti di Libya yang baru-baru ini muncul, merupakan suatu fenomena akhir jaman yang diijinkan Allah terjadi untuk mengingatkan kita semua bahwa kita harus senantiasa berjaga-jaga dan sadar secara rohani dalam menantikan kedatangan Tuhan.  Sebab sudah banyak orang yang saat ini rohnya sedang tertidur oleh kenikmatan dunia, kekayaan dan berbagai kesibukan duniawi, sehingga iman menjadi begitu dangkal dan tidak berakar kuat di dalam Tuhan.
Menyikapi keberadaan ISIS di dunia ini, kita harus senantiasa menjaga iman kita tetap kuat di dalam Tuhan dan sesungguhnya tidak perlu kaget akan peristiwa semacam ini sebab Alkitab sudah menubuatkan bahwa hal seperti ini akan terjadi.  Tuhan telah memberitahukan terlebih dulu tentang keadaan akhir jaman melalui para nabi dan rasulnya agar iman kita tidak gugur, melainkan tetap kuat di dalam Dia.
Kematian merupakan suatu keuntungan bagi orang beriman kepada Kristus karena kehidupan kekal sudah dijanjikan dan menjadi jaminan bagi kita semua yang percaya.  Mati adalah keuntungan dan bila kita hidup, maka hidup kita ini sepenuhnya dipersembahkan bagi Kristus.
Mari tinggalkan dosa dan cara hidup yang tidak benar dan berjalan dalam kekudusan Allah. Hidup kita adalah anugerah Tuhan, janganlah kita sia-siakan dengan berbagai kesibukan yang tidak perlu.  Bekerjalah dan lakukanlah segala akitifitas seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, artinya adalah bahwa dengan demikian kita tidak akan melakukan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.
Berdoa dan berjaga-jagalah sebab sudah banyak tanda-tanda jaman yang Tuhan perlihatkan, agar kita bangun dari ‘tidur’ rohani.
Berdoalah untuk bangsa-bangsa di Timur Tengah, negara-negara Arab, agar Tuhan memberikan kedamaian, dan melimpahkan rahmat serta anugerah keselamatan bagi mereka. Berdoa juga untuk bangsa kita Indonesia agar senantiasa ada dalam pimpinan Tuhan dan agar kita semua semakin kuat dalam iman. Amin.
 

Don't Grieve For Me

Going-to-Heaven-21Bible Scriptures:
And I heard a voice from heaven saying unto me, Write, Blessed are the dead which die in the Lord from henceforth: Yea, saith the Spirit, that they may rest from their labours; and their works do follow them. (Re 14:13)
When I’ve been to my last service,
And fades softly on the air,
The notes of the last song for me,
And then the final prayer;
When friends arise and slowly walk
Down the long church aisle,
For that last look at my cold corpse,
As they pass in single file.
There may be words of flattery,
And some may even sneer,
Some may sob, and some may cry,
Some may not shed a tear.
But be what may, this much I know,
I will no longer care;
No earthly voice can reach my ear,
As I climb that “Golden Stair.”
Now, pen in hand, I’m writing to you –
This is my last request,
Don’t grieve for me; don’t wish me back;
For I am one most blessed.
I have a hope beyond the grave;
I am secure in God’s great love.
I leave this world with all its cares
For a mansion up above.
Though it be hard, please wear a smile;
Rejoice, and praise our God!
‘Tis only this old shell of mine
You place beneath the sod.
-Edna Blubaugh –

Air Raja

bloodofjesusNats Alkitab:
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (Efesus 1:7)
Aqua Reqia atau Air Raja adalah suatu larutan yang dapat melarutkan emas.  Emas tidak dapat dilarutkan dengan menggunakan berbagai larutan asam lainnya, tapi Air Raja dapat melarutkannya.
Ada satu hal dalam diri manusia, yang tidak dapat dilarutkan melalui berbagai cara manusia, yaitu hati yang berdosa.  Meskipun ribuan usaha telah dicoba ke atasnya, tetap tidak dapat mengubahnya.
Pencobaan dan sakit penyakit, kekayaan dan kehormatan, pemenjaraan atau hukuman, tidak dapat mampu melembutkan dan menguasainya.  Pendidikan dan kebudayaan tidak akan mampu melarutkan dan memurnikannya.
Hanya ada satu bahan yang dapat berkuasa atasnya yaitu Darah Kristus, Juruselamat.  Serahkanlah hatimu kepada Tuhan agar dimurnikan dan disucikan oleh-Nya.