Pemisahan Orang Benar Dari Dunia

Nats Alkitab:
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai ke atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab  Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. (Matius 10:34-36)
Membaca ayat ini mungkin menimbulkan kebingungan akan maknanya.  Beberapa tafsiran bahkan melenceng dari makna yang sebenarnya dari konteks ayat ini.  Hal yang dipertanyakan seringkali adalah apakah maksud bahwa Yesus datang tidak membawa damai, melainkan pedang? Dan apa maksudnya bahwa Yesus membawa pemisahan antara anggota keluarga?
Yesaya 9:5 menyebut tentang Yesus Kristus sang Mesias sebagai “Raja Damai”, demikian pula di dalam Matius 5:9 dan Roma 5:1.  Tuhan Yesus adalah Raja Damai, tapi mengapa ayat di atas berbicara tentang pemisahan?
Makna dari ayat nats Alkitab Matius 10:34-36 di atas adalah sebagai berikut:
Orang yang beriman kepada Yesus Kristus akan menjadi terpisah dari dunia dan dari orang-orang berdosa, yang tidak percaya kepada Kristus.  Keputusan dan tindakan untuk beriman kepada Kristus akan menimbulkan gejolak dan perpecahan dalam keluarga yang di dalamnya terdapat anggota keluarga yang membenci Yesus Kristus.  Ada banyak contoh kasus dimana seseorang yang beriman kepada Kristus malah dimusuhi oleh keluarga dan dibuang jauh-jauh, serta tidak diakui sebagai bagian dari keluarga itu.  Bahkan di beberapa kasus, orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus malah menjadi korban pembunuhan karena keluarga yang tidak dapat menerima keputusannya itu.  Ketika seseorang memutuskan untuk hidup sesuai dengan standard kebenaran Kristus, maka ejekan dan cemoohan serta permusuhan akan muncul dari orang-orang dunia. Inilah yang dimaksud dengan ayat ini.
Bagaimana dengan keadaan kita saat ini?  Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan standard kebenaran Kristus?  Ataukah kita masih hidup secara duniawi? Apakah orang-orang dapat melihat perbedaan dari cara hidup kita? Ataukah kita masih dicap sama dengan cara hidup duniawi?
Marilah kita berubah dan bertumbuh ke arah Kristus, sang Kebenaran itu.

Patung Hanyalah Benda Mati

wihara2Hari Senin kemarin, sebuah klenteng tua yang telah berdiri selama 400 tahun di Jakarta mengalami kebakaran.  Hampir semua bagian di Wihara Dharma Bakti ludes terbakar.  Patung-patung dewa yang ukurannya besar-besar hangus terbakar, begitu pula yang kecil-kecil.  Tapi, seorang biksu mengatakan bahwa patung dewi Kwan Im yang merupakan inti dari klenteng itu berhasil diselamatkan, demikian pula beberapa patung dewa juga berhasil diselamatkan.
Membaca berita di media tentang patung dewa dan dewi yang diselamatkan dari kebakaran telah membuka mata banyak orang bahwa sesungguhnya patung-patung yang disembah itu hanyalah benda mati yang tidak layak disembah-sembah.  Judul berita di sebuah media online bertajuk: “Tiga Patung Dewa di Wihara Dharma Bakti Diselamatkan dari Api”, menjelaskan kenyataan ketidakberdayaan patung-patung itu kepada kita.
Dalam Kitab 1 Samuel 5:2-4 tertulis: “Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon. Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya. Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.”

Ayat-ayat di atas mengisahkan tentang patung Dagon, yang adalah sesembahan bangsa Filistin, mengalami jatuh dan rusak karena kehadiran tabut Allah di dalam kuil mereka.  Tabut Allah berbicara tentang hadirat Allah yang nyata dan berkuasa, sedangkan patung dagon mewakili semua patung-patung sesembahan bangsa-bangsa di dunia ini.  Semua patung tuangan dan buatan manusia hanyalah benda mati dan tidak punya kuasa, namun Allah pencipta langit dan bumi ini lah yang berkuasa dan layak untuk disembah.
Imamat 26:1 berkata: “Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

Mendua Hati

menduaNats Alkitab:
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Yakobus 1:8)
Seorang mahasiswa Yunani di Athena dijatuhi hukuman penjara selama 8 bulan karena menikahi 2 orang wanita dalam kurun waktu 48 jam. Pengadilan menemukan bahwa Petros Novaras, 29, menikahi Vassiliki Chioti pada 24 Januari 1971 di Lamia, pusat kota Yunani, dan kemudian menaiki mobil untuk pergi berbulan madu.  Mobil yang ditumpangi mereka kemudian mengalami masalah mesin, lalu Petros menyuruh istri yang baru dinikahinya untuk pulang naik bus.
Pada saat istrinya pulang ke Athena, Petros malah pergi ke daerah pinggiran Athena dan menikahi seorang gadis lain berumur 29 tahun.  Ia lalu melanjutkan bulan madunya dengan istri yang kedua.  Di hadapan pengadilan, Petros berkata bahwa kedua orangtua dari istrinya itu memberikan tekanan yang besar kepadanya untuk menikahi anak mereka, sehingga ia memutuskan untuk menikahi kedua-duanya agar tidak ada yang merasa sakit hati.
Kisah diatas menunjukkan suatu sikap mendua hati. Bukannya membuat bahagia, mendua hati akan membawa sengsara.  Ada orang yang pacaran dengan beberapa orang sehingga ketika hendak memutuskan menikah dengan siapa dia menjadi bingung sendiri.  Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Dalam memilih pasangan hidup, haruslah menetapkan hanya satu orang untuk dikasihi dan dicintai seumur hidup. Jangan terbiasa gonta-ganti pacar karena itu hal yang tidak baik.  Tentukan pilihan dengan berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan calon pasangan hidup yang sesuai rencana Tuhan. Dan jalanilah pernikahan dengan hati yang mantap terhadap satu saja pasangan hidup.
Iman kepada Tuhan juga tidak boleh mendua hati, harus tetap dan teguh hanya kepada Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Mahalnya Beras dan Gas

Seorang pedagang beras mengatakan bahwa selama puluhan tahun berjualan beras, belum pernah terjadi kenaikan seperti yang sekarang ini.  Biasanya kenaikan harga berkisar 100 sampai 200 rupiah per kilogram, tapi sekarang kenaikannya mencapai 1000 sampai 3000 per kilogram.  Selain mahal, berasnya juga langka di pasaran.
Selain beras, gas 3 kg juga mengalami kenaikan harga dan kelangkaan.  Keadaan ini membuat resah masyarakat menengah ke bawah karena kebutuhan akan gas menjadi sulit terpenuhi.  Semakin banyak orang miskin yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di negara yang kaya akan sumber alam ini.
Situasi vs Respon
Situasi sulit seperti ini menyebabkan banyak orang mengeluh.  Kita semua mengeluhkan keadaan ini, tapi mengeluh tidak akan berguna dan mengubah keadaan.  Ada istilah yang terkenal dalam sebuah acara camp: “Bukan soal salah atau benar, tetapi respons.”  Istilah ini dapat dimaknai demikian: “meskipun keadaan sulit dan susah, tapi respon kita harus benar.”   Respon janganlah sama dengan situasi, respon kita sebagai orang beriman harus berbeda dengan situasi yang ada.  Walaupun situasi sulit respon kita harus tetap bersyukur dan berharap kepada Tuhan.
Belajar dari Bangsa Israel di padang gurun
Di padang gurun, bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun.  Selama berada disana, mereka menghadapi berbagai macam kesulitan yang membuat mereka meresponi situasi dengan tidak benar.  Situasi sulit sebenarnya adalah ujian buat mereka agar nampak kesejatian iman mereka itu bagaimana.  Ternyata, iman mereka hanya bagus kalau situasi juga bagus.  Di situasi sulit ternyata iman mereka goyah.  Respon bangsa Israel adalah bersungut-sungut dan malah mencobai Tuhan.
Bagaimana Respon Yang benar
Dalam 1 Petrus 5:7  tertulis: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”  Respon yang benar sebagai orang beriman adalah menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan yang memelihara kita.  Dengan menyerahkan segala perkara hidup kita kepada Tuhan, maka hati kita akan tenang dan damai di tengah situasi sulit sekalipun.  Iman kita tidak akan tergerus dengan keadaan karena tidak tergantung pada keadaan.
Seringkali orang-orang saling curhat dan mengeluh satu sama lain tentang kondisi ekonomi negara yang sedang “serba naik” ini.  Tapi mengeluh hanya akan merugikan diri sendiri dan tidak membawa perubahan. Perkataan kita haruslah dijaga jangan sampai keluar kata-kata sembrono seperti bangsa Israel di padang gurun.  Dalam  Efesus 5:4 tertulis: “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.”  Dari ayat ini, kita mengerti bagaimana Allah menginginkan agar setiap kita menaikkan ucapan syukur, bukan mengeluarkan perkataan yang kotor, kosong atau sembrono.  Acap kali, kita jatuh dalam dosa perkataan, dengan mengucapkan kata-kata kosong dan sembrono, sungut-sungut dan bukan kata-kata yang mencerminkan iman dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah bahwa kita bukan anak-anak dunia melainkan anak-anak sorga yang hidup dalam kerajaan Allah.  Kerajaan Allah sudah datang kepada kita, berarti bahwa hakekat kerajaan Allah itu harus tercermin dalam sikap hidup dan perkataan kita. Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17).  Bila kita masih saja bersungut-sungut dan mengeluh bahkan mengeluh kepada orang yang tidak beriman, maka kita akan nampak seperti mutiara yang kotor. Seharusnya kita memberikan kata-kata yang membangun orang lain, bukan yang menjatuhkan, karena kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan.  Jikalau kita memiliki pengharapan itu maka kita akan selalu berbahagia dan bersukacita apapun keadaan yang kita hadapi.
Berbagilah dengan orang yang miskin
Bila saudara diberikan harta yang berlebih, maka janganlah disimpan untuk diri sendiri.  Berbagilah dengan sesama yang membutuhkan. Ingatlah peringatan Tuhan dalam Wahyu 3:17 yang berkata: “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”  Tuhan mau agar setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang miskin.
Mari merespon secara benar segala situasi kesulitan dan kesusahan yang ada saat ini. Naikkan syukur kepada Tuhan dan berdoa senantiasa kepada-Nya untuk segala apa yang menjadi keperluanmu.  Tuhanlah yang memelihara kita, pastilah kita tidak akan dibiarkan-Nya. Tuhan Yesus memberkati, amin.

Setan Di Kamar Marthin Luther

Suatu hari ketika sedang mengalami sakit yang serius, sesosok setan muncul di kamar tempat Marthin Luther sedang berbaring.  Setan itu tersenyum dengan senyuman yang sinis sambil menatap Marthin Luther, di tangannya ada sebuah gulungan kertas yang besar dan tebal.
Gulungan itu kemudian terbuka dan Marthin Luther membaca pada gulungan kertas itu, rentetan daftar dosa-dosanya di masa lalu, satu demi satu ada tercatat disana.  Sosok setan ini membawa daftar tuduhan dosa-dosa Marthin Luther yang begitu banyak.
Tiba-tiba muncul dalam pikiran Marthin Luther sesuatu yang berasal dari Tuhan, yang mengingatkan ia akan sesuatu yang sangat penting dalam imannya.  Luther berteriak kepada setan itu: “Ada satu hal yang kamu lupakan.  Semua yang tercatat itu memang benar adanya, tapi ada satu hal yang kamu lupa: Darah Yesus Kristus telah membersihkan saya dari semua dosa-dosa saya.
Sesaat setelah berkata demikian, setan sang penuduh itu, langsung hilang.
“Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” (1 Yohanes 2:2)  
 

3 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Mati

Normandy_American_CemeterySemua orang pasti akan mengalami kematian jasmani, kecuali jika kita masih hidup saat Tuhan Yesus datang kembali menjemput umat-Nya.  Kematian jasmani bagaikan sebuah barisan antrian, satu demi satu orang yang ada di dunia ini akan sampai ke “loket kematian” itu.  Sebelum mati, ada 3 hal yang harus kita lakukan, yaitu:
1. Berdamai dengan Allah
Semua orang telah menjadi musuh Allah oleh karena dosa.  Jikalau kita adalah musuh Allah, maka sudah pasti kita tidak akan mendapatkan tempat di dalam Kerajaan Allah, yaitu sorga. Tempat bagi musuh-musuh Allah adalah neraka yang menyala-nyala.  Itulah sebabnya kita perlu berdamai dengan Allah.  Bagaimana caranya?
2 Korintus 5:19  berkata: “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.” Dan Roma 3:25 berkata: “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.”  Yesus Kristus adalah korban pendamaian yang mendamaikan kita dengan Allah.  Oleh karena itu, agar kita dapat berdamai dengan Allah, maka kita harus beriman kepada Yesus Kristus dan hidup dalam iman kepada Kristus.
2. Berdamai dengan sesama
Dalam Matius 6:14-15 tertulis: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”  Dan dalam Matius 5:23-24 tertulis: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”  Dalam dua ayat ini kita memahami bahwa dosa kita akan diampuni Allah bila kita mengampuni kesalahan orang lain.  Kita juga harus berdamai dengan sesama kita.  Apabila perdamaian tidak dimungkinkan karena sesama kita itu membenci kita, maka yang terutama adalah kita secara pribadi telah mengampuni sesama kita dengan tulus dalam hati.  Jadi, ampunilah kesalahan orang lain agar kita juga diampuni Allah.
3. Berdamai dengan diri sendiri
Dalam Efesus 5:20 tertulis: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”  Banyak ayat lain yang berbicara tentang pengucapan syukur yang harus kita naikkan kepada Allah atas segala perbuatan-Nya kepada kita.  Mungkin ada cita-cita, harapan, atau keinginan yang belum tercapai selama hidup, jangan biarkan diri kita berada dalam penyesalan dan kekecewaan tapi bersyukurlah atas semua karya Allah dalam hidup kita.  Mungkin ada cacat, kelemahan tubuh atau kekurangan pada diri yang membuat kita membenci diri sendiri, mengasihani diri dan putus asa, janganlah biarkan pikiran dan perasaan demikian ada dalam hidup kita.  Naikkanlah ucapan syukur kepada Allah untuk segala perbuatan-Nya bagi kita.  Apapun keadaan kita harus kita nikmati dan syukuri. Dengan jalan demikian, kita dapat berdamai dengan diri kita sendiri, dapat menerima keadaan diri kita dengan hati yang bersyukur dan berserah.
Bagaimanakah keadaan kita saat ini? apakah kita sudah siap dengan 3 hal ini? Ataukah masih ada yang belum berdamai dengan Allah, sesama atau dirinya sendiri?  Marilah mulai hari ini kita selalu berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama, dan berdamai dengan diri kita sendiri, agar kita senantiasa siap kapanpun Allah mau menjemput kita kembali ke hadapan-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.

Empat Unsur Utama Iman

salibShalom saudara yang dikasihi Tuhan, kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.   Ada istilah “Hanya oleh iman”, ya, hanya oleh iman kita beroleh keselamatan.  Namun, iman yang bagaimanakah yang dimaksud? Apakah kita sudah memenuhi kriteria iman yang sesuai dengan Firman Allah?
Ada empat unsur utama iman yaitu:
1. Iman berarti percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Kebenaran ini tertulis dalam berbagai ayat di Alkitab Perjanjian Baru, salah satunya adalah di Roma 10:9-10, dan Yohanes 3:36.  Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus berarti memiliki iman dalam hatinya.
2. Iman berarti pertobatan
Setiap orang yang mengaku beriman dengan sungguh-sungguh pasti akan secara otomatis berbalik dari dosa-dosanya dengan penyesalan yang mendalam.  Pikiran dan pandangannya akan berubah karena kuasa Roh Kudus sehingga ia akan memandang dosa sebagai suatu kejijikan dan tidak lagi merupakan suatu kesenangan.  Orang yang  sungguh beriman akan memiliki perasaan dan pikiran yang berbeda dari sebelumnya sehingga ia tidak lagi mau hidup di dalam dosa (Kis. 17:30; Mat.3:2; Kis. 2:37-38; 2 Kor. 7:10).
3. Iman berarti ketaatan
Orang yang telah beriman kepada Kristus akan memiliki sikap dan hati yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan.  Tuhan akan mengaruniakan kemampuan untuk taat kepada orang-orang yang beriman dengan sungguh melalui Roh Kudus yang akan senantiasa menyertai orang-orang percaya.  Karya Roh Kudus akan membaharui dan memperlengkapi orang-orang beriman untuk senantiasa taat dan menyerahkan seluruh kehendak pribadinya kepada Allah. (Yoh. 3:3-6; 14:21-24; Ibr. 5:8-9)
4. Iman berarti pengabdian diri sepenuhnya
Orang yang beriman akan terus menerus mengabdikan dirinya kepada Yesus Kristus.  Di dalam surat 1 Yohanes 2:6  dikatakan: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”  Fokus hidup seorang yang beriman dengan sungguh akan berubah 180 derajat, dari yang tadinya fokus kepada duniawi, diri sendiri dan dosa, menjadi berfokus kepada Yesus Kristus.  Pengabdian diri ini termanifestasikan dalam bentuk kasih kepada Tuhan dan sesama, kepedulian, komitmen melayani, melaksanakan amanat agung, dan kerelaan berkorban bagi Kristus.  Rasul Paulus berkata bahwa hidupnya yang sekarang bukanlah dirinya lagi melainkan Kristus yang hidup di dalamnya.  Inilah yang menjadi ciri orang beriman, bahwa hidupnya sepenuhnya diabdikan kepada Kristus.
Bagaimanakah kehidupan kita saat ini? Apakah empat unsur utama iman ini sudah kita miliki? Ataukah kita masih hidup dalam dosa, belum taat dan belum mengabdikan diri sepenuhnya kepada Kristus?  Marilah minta pimpinan Roh Kudus  dan kekuatan-Nya untuk membawa kita masuk dalam kehendak-Nya supaya hidup kita memiliki iman yang benar dan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.

Michael Yang Disertai Tuhan

Hari ini saya ingin menceritakan sebuah kesaksian tentang kebaikan Tuhan dalam keluarga kami sebagai hamba Tuhan.  Tuhan Yesus sungguh sangat baik buat kami sekeluarga. Kenyataan kebaikan Tuhan itu dapat saya saksikan dalam kehidupan anak saya yang keempat, Michael.
Mendapatkan Mimpi  Tentang Michael
Suatu saat di tahun 2012, saya bermimpi yang aneh. Dalam mimpi saya itu, ada seorang anak kecil yang saya panggil Michael dan dia adalah anak saya, padahal kenyataannya anak saya hanyalah 3 orang saat itu dan tidak ada yang bernama Michael.   Mimpi ini cukup menggelisahkan saya karena mengingat bahwa istri saya sudah tidak mau punya anak lagi, pun saya secara pribadi saat itu sudah tidak terlalu memikirkan akan punya anak lagi.  Semula, kami hanya ingin punya dua anak, tapi pada kehamilan yang kedua, Tuhan memberikan anak kembar buat kami. Jadi, kami rasa 3 anak sudah cukuplah.  Tapi ternyata Tuhan punya rencana yang lain yang lebih baik buat kami. Ia memberitahukan melalui mimpi akan adanya anak kami yang keempat, laki-laki dan bernama Michael. Pengalaman pribadi ini membuktikan bahwa Tuhan masih berbicara kepada kita melalui berbagai cara, bisa melalui mimpi, penglihatan, pembacaan Alkitab, teguran Roh Kudus dalam hati, teguran melalui orang lain atau cara-cara lainnya.
Kehamilan Yang Ketiga
Di awal tahun 2014, bagaikan petir di siang bolong, istri saya kaget karena mengetahui bahwa dirinya hamil, padahal memakai IUD.  Setelah dipastikan oleh dokter, benar adanya bahwa hamil, sebagian dari dirinya tidak dapat menerima.  Tapi dokter mengatakan bahwa ini adalah pemberian dari Tuhan yang harus disyukuri.  Ini adalah kehamilan ketiga buat istri saya untuk anak yang keempat, karena kehamilan kedua yang kembar.  Usia sudah mau menginjak 40 tahun, tapi hamil, rasanya tidak bisa menerima kenyataan ini.  Apalagi banyak pikiran yang terbayang tentang kehamilan di usia seperti ini yang banyak beresiko, apakah terhadap anak atau ibunya.  Kehamilan merupakan momen yang tidak disukai istri saya karena mual dan muntah-muntahnya berlangsung hingga saat sebelum melahirkan.
Laki-Laki Atau Perempuan?
Dalam beberapa kali kesaksian kepada teman-teman dan di  hadapan sidang jemaat gereja dimana kami pergi untuk pelayanan khotbah, saya mengatakan bahwa anak dalam kandungan istri saya itu laki-laki, karena mimpinya ya anak laki-laki, dan saya akan menamai dia Michael.   Tapi, kadang-kadang, ada perasaan ragu apakah benar mimpi itu akan terjadi ? Apakah anak ini adalah anak yang di dalam mimpi?  Rasanya malu kalau ternyata yang lahir perempuan, karena kenyataannya berbeda dari mimpi yang dipercayai dari Tuhan itu.  Tapi ternyata, memang mimpi itu datangnya dari Tuhan.  Anak kami yang keempat adalah laki-laki sebagaimana sudah diberitahukan Tuhan melalui mimpi.
michael1Kelahiran Yang Spontan Tanpa Dokter
Doa saya dan istri agar kelahirannya terjadi saat pagi hari dan berlangsung dengan cepat dan normal seperti kelahiran yang sebelumnya.  Anak kami yang kembar pun lahir secara normal oleh pertolongan Tuhan.  Waktu itu, pikiran yang ada membuat kami kuatir.  Pertimbangan usia membuat ada kekuatiran harus di operasi cesar.  Tanggal 5 September 2014, pagi-pagi sekali jam 4.30, terjadi pecah ketuban. Saya langsung siap-siap untuk membawa istri ke rumah sakit Boromeus.  Perjalanan yang biasanya membutuhkan waktu lama karena lalulintas yang padat, ternyata tidak pada hari itu.  Saya mengambil jalan alternatif dan tiba di rumah sakit dalam waktu yang singkat, meskipun jarak rumah ke rumah sakit cukup jauh.   Setibanya di sana, bidan dan perawat menyuruh istri saya untuk berposisi tertentu yang tujuannya agar bayi tidak segera lahir karena dokter masih dalam perjalanan.  Dalam bahasa mereka, tujuannya agar tidak mules, tapi saya sadar bahwa tujuannya untuk menahan kelahiran bayi.   Saat dokter masih dalam perjalanan, saya meminta bidan untuk menangani, tapi bidan mengatakan dari awal saya sudah minta dokter jadi harus dokter yang menangani.  Akhirnya, saya pasrah saja dan berdoa agar Tuhan menolong istri saya dan membantu proses kelahiran anak kami.  Saat dokter belum datang, dan bidan belum siap, anak kami lahir dengan sendirinya tanpa bantuan siapapun kecuali pertolongan dan kemurahan Tuhan. Setelah keluar barulah bidan dengan segera menolong anak kami itu.
Tidak Bernafas
Mungkin karena pecah ketuban dan ditahan terlalu lama, ketika lahir, anak kami tidak bersuara, tidak bergerak dan tidak bernafas.  Keadaan ini membuat panik bidan dan perawat yang ada di situ. Saya hanya bisa terus berdoa dan berdoa agar Tuhan menolong anak kami. Setelah diberikan penanganan darurat, puji Tuhan, anak kami bernafas dan menangis dengan keras. Saya bersyukur karena Tuhan memberikan nafas hidup buat anak kami.
Nama Bayi
Sewaktu hendak memberikan nama, satu hal yang sudah pasti adalah namanya haruslah Michael, meskipun istri saya waktu itu kurang setuju karena merasa sudah terlalu banyak nama Michael.  Saya katakan kalau yang ini tidak diberi nama Michael maka nanti akan ada lagi kehamilan yang lain. Jadi, kami memberinya nama Michael.  Nama tengahnya kami berikan nama Timothy, sebab malam sebelum ia lahir, seorang hamba Tuhan dari Cilacap datang menginap dan ketika pulang menyebutkan nama Timothy untuk nama tengah anak kami. Akhirnya, nama bayi kami itu adalah Michael Timothy Tambahani.  Yang artinya, harapan kami, adalah seorang pesuruh Tuhan yang melayani Tuhan dengan segenap hatinya.
Di Rumah Sakit Hanya Satu hari
Walaupun berat Michael hanya 2,18 kg, tapi keadaannya sangat sehat. Semua karena kemurahan Tuhan. Dan dokter membolehkan istri dan anak kami yang baru lahir itu untuk pulang keesokan harinya.  Keadaan istri saya pun sangat baik, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Biaya Yang Tercukupi
Oleh kemurahan Tuhan, seluruh biaya kelahiran dan perawatan selama satu hari di rumah sakit Tuhan cukupkan.
Perkembangan Bentuk Kepala
Selama 3 bulan sejak lahir, Michael selalu tidur dengan posisi kepala menghadap ke kiri. Akibatnya bentuk kepalanya tidak seimbang yang kiri dan kanan.  Meskipun sudah berupaya namun posisi tidurnya selalu ke kiri.  Tapi saya melihat bagaimana tangan Tuhan bekerja dalam perkara ini.  Setelah 3 bulan, dengan sendirinya anak saya itu berpindah posisi kepalanya menjadi lebih sering ke kanan dan bahkan hampir selalu ke kanan.  Hal ini nampak seperti ada yang menyuruhnya tidur dengan posisi demikian.  Sampai usianya sekarang yang hampir 6 bulan, bentuk kepalanya sudah mulai seimbang antara kiri dan kanan. Semua ini karena ada tangan Tuhan yang menyertainya.
michael2Kesaksian ini kiranya dapat menjadi berkat buat kita semua.  Saya percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana yang terbaik buat setiap anak-anak-Nya.  Melalui kehadiran Michael, saya kembali dikuatkan akan penyertaan Tuhan dalam kehidupan saya bersama keluarga.  Tuhan menguatkan dan meneguhkan hati saya untuk terus melayani Dia, meskipun ada banyak tantangan dan persoalan namun tangan Tuhan tidak pernah meninggalkan.  Saya pegang selalu firman Tuhan yang mengatakan: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).
Tuhan Yesus memberkati kita semua senantiasa, amin.
Berikut adalah video saat Michael sedang dibantu pernafasan:

Kasih Yang Terbunuh

father-and-daughter-silhouette-494x329Kasih Ramadani baru berusia 7 tahun.  Sebagai anak yang masih kecil masih dapat dikatakan wajar apabila ia berebutan hadiah dengan kakaknya, karena masih kanak-kanak.  Orangtua hanya perlu memberikan pengertian agar anak bisa mengerti salah atau benar tindakannya.
Suatu hari, Kasih dan Dina, kakaknya yang berumur 8 tahun, berselisih pendapat dan berebutan pakaian hadiah dari paman mereka.  “Ini buat aku!”, kata Kasih.  “Tidak, ini buat aku, bukan kamu!”, sahut Dina kakaknya.  Mereka berdua terus berebutan pakaian pemberian dari Eko Hendro, paman mereka itu.
Saat mereka sedang bertengkar soal baju, datanglah ayah mereka, Deni, yang baru pulang dari kebun.  Ayahnya menjadi marah dan langsung memukulkan bambu pikulan bibit ketela yang dibawanya ke kepala dan tubuh Kasih.  Seketika itu juga, kepala Kasih berdarah dan ia berjalan sempoyongan mengambil air untuk membersihkan darah yang mengalir di wajahnya.  Kemudian, Kasih mendekati ayahnya dan meminta maaf atas perbuatannya.   Setelah meminta maaf, Kasih meminum air putih, lalu jatuh dan meninggal.
Deni, Ayahnya langsung menyesali perbuatannya itu.  Meskipun sudah berusaha menolong dan membawa anaknya ke rumah sakit terdekat, nyawa anaknya tak tertolong lagi.
Peristiwa ini terjadi di kota Malang pada hari Sabtu, 21 Februari 2015, sebuah kisah nyata yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan.  Seorang ayah yang seharusnya menjaga anak-anaknya justru membuat anaknya celaka, oleh karena emosi yang tidak dikendalikan.
Kolose 3:21 menuliskan: “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.”  Dalam ayat ini, tersirat bagaimana seharusnya sikap seorang bapa terhadap anaknya.  Hati anak saja jangan disakiti, apalagi badannya.  Orangtua hanya dapat memberikan didikan dan bimbingan serta ajaran yang baik kepada anak agar mereka bertumbuh menjadi anak yang baik dan taat kepada Tuhan.
Kadangkala emosi naik ketika melihat ada situasi tertentu dalam keluarga, tapi sebagai orangtua yang baik haruslah tetap menjaga agar hati selalu sabar dan berpikir dengan jernih setiap permasalahan yang ada.  Tidak ada masalah yang terlalu berat.  Semuanya pasti ada jalan keluar yang terbaik.  Maka, marilah sebagai orangtua, khususnya para bapa atau ayah, untuk menjaga agar sikap, tindakan serta perkataan kita tidak menyakiti hati anak kita agar mereka tidak menjadi tawar hati.

Bible Prophecy 1 (about Rapture)

rapture
Illustration of rapture

What makes the Bible unique and very special among other ancient Books is that the Bible consist of more than 25% of propehecy, both that already been fulfilled or not yet fulfilled (and will be fulfilled). The prophecy telling us the future event that will come and the fulfillment of it showing that the One who predict it can really see the future or even in the case of the Bible, it shows and points to the One who had the future in His hand. It also show how the Bible is true and written or inspired by the true living God.
There are 354 prophecies regarding the Messaiah that is already fulfilled in the person of Jesus the Nazareth. (you can see the detail in here http://www.accordingtothescriptures.org/prophecy/353prophecies.html).
And these prophecies was not written by one or two person but by several prophets that lived in different times (prophet Micah lives 700 years before Christ, David 1000 years before Christ, Isaiah lives 700 years BC, Zachariah 500 years BC) and every writings pointed and fulfilled by the person Jesus Christ! Isn’t that amazing?
What is the odd of one prophecy written 1000 years ago being fulfilled in one person, let alone more than 300 prophecies?
Micah 5:2, states the Messiah would be born in Bethlehem Ephrathah, mathematicians determined the average population of BETHLEHEM from the time of Micah to the present; then they divided it by the average population of the earth during the same period.They concluded that the chance of one man being born in Bethlehem was one in 300,000, (or one in 2.8 x 10^5 – rounded),
After examining only eight different prophecies), the mathematicians conservatively estimated that the chance of one man fulfilling all eight prophecies was one in 10^17.
To illustrate how large the number 10^17 IS (a figure with 17 zeros), you can see this illustration :
If you mark one of ten tickets, and place all the tickets in a hat, and thoroughly stir them, and then ask a blindfolded man to draw one, his chance of getting the right ticket is one in ten. Suppose that we take 10^17 silver dollars and lay them on the face of Texas. They’ll cover all of the state two feet deep. Now mark one of these silver dollars and stir the whole mass thoroughly, all over the state. Blindfold a man and tell him that he can travel as far as he wishes, but he must pick up one silver dollar and say that this is the right one. What chance would he have of getting the right one? Just the same chance that the prophets would’ve had of writing these eight prophecies and having them all come true in any one man. That`s how amazing the prophecy of the Messiah, savior of the World, that are fulfilled in the person of Jesus the Nazareth, in his birth, ministry, crucixion, resurrection and ascencion of Jesus. Showing and pointing only to one true living God that inspire the divine writings, the Bible!
There is another prophecy regarding the end times that some already fulfilled and many are not yet but will be fulfilled. One of the topic very important to the believers regarding end time prophecy is the rapture, It comes from the Latin word rapare which means “seize”, “snatch” or “take away.”
The term Rapture is used to refer to the faithful believers being taken up to meet Christ in the air as described in this passage written by the apostle Paul:
But we do not want you to be uninformed, brothers and sisters, about those who have died, so that you may not grieve as others do who have no hope. For since we believe that Jesus died and rose again, even so, through Jesus, God will bring with him those who have died. For this we declare to you by the word of the Lord, that we who are alive, who are left until the coming of the Lord, will by no means precede those who have died. For the Lord himself, with a cry of command, with the archangel’s call and with the sound of God’s trumpet, will descend from heaven, and the dead in Christ will rise first. Then we who are alive, who are left, will be caught up in the clouds together with them to meet the Lord in the air; and so we will be with the Lord forever. (1 Thessalonians 4:13-17)
One interesting preaching about this topic can be found here :
https://www.youtube.com/watch?v=5KqQuTP3yqs
Hope it can be a blessing, and I will continue the writings later , with prayer for your salvation,
Demita Klassen