Gadis Korek Api

Waktu kecil dulu saya pernah menonton cerita tentang gadis korek api yang ditulis bukunya oleh H.C. Andersen.  Kisah seorang gadis kecil miskin yang berusaha menjual korek apinya di malam Natal yang dingin bersalju. 
Tak ada seorangpun yang membeli korek apinya dan ia pun tidak punya tempat berteduh untuk menghangatkan dirinya. Ia tidak punya jaket untuk dipakai, sehingga ia merasa kedinginan.
Gadis kecil ini melihat dari luar melalui jendela rumah-rumah orang yang dilewatinya betapa hangatnya keluarga-keluarga yang ada di dalam yang sedang merayakan natal. Namun tak seorangpun yang mengajaknya masuk untuk menghangatkan badan.
Akhirnya gadis kecil ini duduk di suatu tempat dan mencoba menghangatkan badannya dengan menyalakan korek api. Satu demi satu korek api, ia nyalakan dan akhirnya tinggal satu. Ia membuat satu permintaan sewaktu menyalakan korek api, dan permintaannya dikabulkan. Dalam cuaca salju dingin itu, gadis kecil penjual korek api itu terbujur kaku, meninggal karena kedinginan.
Dulu saya tidak begitu memahami situasi gadis kecil yang kedinginan dalam cerita itu, tapi setelah merasakan sendiri bagaimana rasanya udara dingin di Praha, baru saya mengerti.  Kemarin salju turun dan saya harus keluar untuk membeli keperluan makan dan minum. Di luar ternyata sangat dingin, apalagi bagi saya yang biasa di udara panas. Saat seperti itu, yang ingin dilakukan adalah berteduh di tempat yang hangat. Pas masuk sebuah mini market, waduh leganya, karena hangat, ada ac pemanas di dalam.
Kisah gadis kecil korek api di atas adalah kisah untuk menggugah kepedulian kita terhadap orang-orang yang terpinggirkan. Marilah kita selalu punya kepedulian bagi mereka yang berkekurangan dan membutuhkan tumpangan.
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (Matius 25:35)

Leave a Reply