3 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Mati

Normandy_American_CemeterySemua orang pasti akan mengalami kematian jasmani, kecuali jika kita masih hidup saat Tuhan Yesus datang kembali menjemput umat-Nya.  Kematian jasmani bagaikan sebuah barisan antrian, satu demi satu orang yang ada di dunia ini akan sampai ke “loket kematian” itu.  Sebelum mati, ada 3 hal yang harus kita lakukan, yaitu:
1. Berdamai dengan Allah
Semua orang telah menjadi musuh Allah oleh karena dosa.  Jikalau kita adalah musuh Allah, maka sudah pasti kita tidak akan mendapatkan tempat di dalam Kerajaan Allah, yaitu sorga. Tempat bagi musuh-musuh Allah adalah neraka yang menyala-nyala.  Itulah sebabnya kita perlu berdamai dengan Allah.  Bagaimana caranya?
2 Korintus 5:19  berkata: “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.” Dan Roma 3:25 berkata: “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.”  Yesus Kristus adalah korban pendamaian yang mendamaikan kita dengan Allah.  Oleh karena itu, agar kita dapat berdamai dengan Allah, maka kita harus beriman kepada Yesus Kristus dan hidup dalam iman kepada Kristus.
2. Berdamai dengan sesama
Dalam Matius 6:14-15 tertulis: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”  Dan dalam Matius 5:23-24 tertulis: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”  Dalam dua ayat ini kita memahami bahwa dosa kita akan diampuni Allah bila kita mengampuni kesalahan orang lain.  Kita juga harus berdamai dengan sesama kita.  Apabila perdamaian tidak dimungkinkan karena sesama kita itu membenci kita, maka yang terutama adalah kita secara pribadi telah mengampuni sesama kita dengan tulus dalam hati.  Jadi, ampunilah kesalahan orang lain agar kita juga diampuni Allah.
3. Berdamai dengan diri sendiri
Dalam Efesus 5:20 tertulis: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”  Banyak ayat lain yang berbicara tentang pengucapan syukur yang harus kita naikkan kepada Allah atas segala perbuatan-Nya kepada kita.  Mungkin ada cita-cita, harapan, atau keinginan yang belum tercapai selama hidup, jangan biarkan diri kita berada dalam penyesalan dan kekecewaan tapi bersyukurlah atas semua karya Allah dalam hidup kita.  Mungkin ada cacat, kelemahan tubuh atau kekurangan pada diri yang membuat kita membenci diri sendiri, mengasihani diri dan putus asa, janganlah biarkan pikiran dan perasaan demikian ada dalam hidup kita.  Naikkanlah ucapan syukur kepada Allah untuk segala perbuatan-Nya bagi kita.  Apapun keadaan kita harus kita nikmati dan syukuri. Dengan jalan demikian, kita dapat berdamai dengan diri kita sendiri, dapat menerima keadaan diri kita dengan hati yang bersyukur dan berserah.
Bagaimanakah keadaan kita saat ini? apakah kita sudah siap dengan 3 hal ini? Ataukah masih ada yang belum berdamai dengan Allah, sesama atau dirinya sendiri?  Marilah mulai hari ini kita selalu berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama, dan berdamai dengan diri kita sendiri, agar kita senantiasa siap kapanpun Allah mau menjemput kita kembali ke hadapan-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.

Leave a Reply