Menghargai Waktu Dan Berkarya Nyata

Nats Alkitab:
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)
Tahun 2014 akan segera kita lewati. Apakah semua berjalan sesuai dengan harapan dan rencana kita? Bagaimana menghadapi tahun 2015? Tantangan dan persoalan mungkin masih terjadi, namun bersama Tuhan itu semua dapat kita hadapi.
Sepanjang tahun 2014 apa yang sudah kita capai? Apa yang sudah dikerjakan? Atau mungkin sama sekali tidak ada pencapaian karena tidak ada yang dikerjakan?
Setiap orang perlu dan harus menghargai setiap detik waktu yang diberikan Tuhan. Waktu itu ibarat harta yang hanya dapat dipakai sebentar dan tidak dapat kembali lagi. Bila kita melewatkan waktu satu jam tanpa melakukan apapun maka waktu itu tidak bisa dibalik. Tak ada yang namanya mesin waktu.  Melalaikan dan menyepelekan waktu akan menghasilkan penyesalan. Itu sebabnya kita harus menghargai dan memanfaatkan waktu yang ada.
Bila seseorang menyukai bermain game dan setiap harinya ia menghabiskan waktu 4 jam untuk bermain game, maka bila umur hidupnya 60 tahun, berarti selama 10 tahun penuh ia habiskan untuk bermain game yang tidak menghasilkan apa-apa bagi hidupnya. 
Ada cerita tentang seorang ayah yang sekarat dan saat-saat terakhir ia berpesan kepada anaknya untuk menjaga dan mengelola perkebunan dan peternakan yang besar yang dimilikinya.  Ia berpesan untuk memberi makan ayam-ayam dan sapi-sapi di peternakan, juga agar tidak lupa memerah susu dari sapi-sapi. Selain itu, ia berpesan untuk merawat dan memanen ladang gandum yang ada serta menjual hasil ternak, susu dan hasil ladang.  Bahkan, sebagai tambahan, sang ayah berpesan agar anaknya juga mengelola beberapa toko yang ia miliki.
Sang anak begitu kaget dan gembira bukan kepalang mendengar ayahnya akan memberikan warisan begitu banyak.  Hanya ia sedikit heran karena selama ini ayahnya tidak pernah bercerita tentang semua itu. Ia pun tidak pernah diajak untuk melihat peternakan dan pertanian yang ayahnya miliki. Tapi, sudahlah, yang penting sekarang ia bisa memiliki warisan yang banyak.
Sang anak segera bertanya dimana lokasi peternakan dan pertanian serta toko-toko ayahnya, dan berharap akan menerima kunci-kunci pintu atau gerbang untuk masuk ke tempat-tempat itu.  Sang ayah kemudian berbisik: “buka facebook.com, usernamenya adalah namaayah@yahoo.com dan passwordnya juga nama ayah. Lalu kamu buka game yang ada disitu, level game ayah sudah tinggi.” Setelah itu, sang ayah meninggal.  Anaknya kaget karena ternyata semua warisan ayahnya hanya ada di dunia semu.
Bayangkan, betapa sia-sianya waktu yang dihabiskan seseorang hanya untuk bermain game yang tidak ada hasil apa-apa.  Sementara orang lain berhasil dengan usaha dan karya nyata, sebagian besar lainnya sedang menjaring angin dengan bermain game.
Di tahun 2015, marilah menjadi pribadi yang menghargai waktu dengan berfokus dan melakukan karya nyata. Fokus pada keluarga, dan jadilah berkat bagi sesama dan di dalam semuanya itu muliakanlah Tuhan. Amin.

2 Replies to “Menghargai Waktu Dan Berkarya Nyata”

  1. Tapi kalau beribadah setiap Minggu, bahkan pergumulan lainnya selalu serta tapi tdk pernah doa sehari-hari, suka mengutuk org, meremehkan org, negting, menuduh, menyalahkan org, men judge, pola hidup tdk benar bagaimana? Tapi dia suka ngatur org spy org lain k Greja, klo org lain ga ke Greja sekali saja sudah di maki”, di tuduh ada roh jahat dalamnya, dll. Pdhal dia ga tau sikon org itu knp ga k Greja . Gmn ini? Apakah tolak ukur menjadi Kristen yg taat hanya dari beribadah pergumulan saja?

    1. tolok ukur yang terpenting adalah hubungan kita dengan Tuhan secara pribadi. ke gereja perlu, tapi yang lebih perlu lagi adalah kasih yang dinyatakan dalam kehidupan pribadi kita. Kasihilah TUHAN Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. dua aspek ini melibatkan iman. dalam segala sesuatu lakukan dengan iman bahwa semuanya ini saya lakukan untuk Tuhan.

Leave a Reply