Perjanjian Yang Baru

perjanjianbaru1Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: “Sesungguhnya akan datang waktunya,” demikianlah firman Tuhan, “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.  Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka,” demikianlah firman Tuhan. (Ibrani 8:8)
Suatu kali, saya dimintai tolong  untuk mengetikkan sebuah dokumen perjanjian sewa-menyewa rumah.  Dokumen perjanjian tersebut terdiri dari beberapa halaman dan di dalamnya terdapat pasal-pasal yang berisi aturan-aturan sewa menyewa antara pihak pemilik dan pihak yang menyewa.  Aturan-aturan tersebut misalnya adalah “pihak kedua (yang menyewa) menyewa bangunan rumah untuk jangka waktu selama dua tahun dan selama jangka waktu tersebut, bangunan yang disewa tidak dapat disewakan oleh pihak kedua kepada pihak lain.”
Dari semua pasal yang ada dalam dokumen itu, ada satu pasal yang menarik untuk dibagikan disini, yakni pasal yang berbunyi: “Apabila pihak kedua (yang menyewa bangunan) melakukan pelanggaran atas aturan pasal-pasal perjanjian ini, maka perjanjian sewa menyewa ini menjadi batal dan oleh karena itu, pihak kedua harus segera keluar dari bangunan rumah tersebut selambat-lambatnya 2×24 jam tanpa memperoleh pengembalian biaya sewa atau kompensasi berupa apapun.”
Perhatikan kata-kata yang digaris miring, dimana jelas bahwa perjanjian tersebut batal apabila salah satu pihak melanggar kesepakatan atau perjanjian tersebut.  Perjanjian menjadi batal oleh karena pelanggaran.
Demikian pula halnya Perjanjian Lama, yaitu perjanjian antara Allah dengan orang-orang Israel, telah menjadi batal karena Israel telah melakukan pelanggaran atas perjanjian itu. Mereka dituntun keluar dari Mesir dan di padang gurun, mereka menerima perjanjian dari Allah, agar hidup benar sesuai kehendak dan perintah Allah.  Tetapi aturan perjanjian itu berkali-kali dilanggar oleh kaum Israel. Dengan demikian, Perjanjian tersebut menjadi batal.
Namun, Allah tidak membiarkan manusia hidup dalam permusuhan dengan-Nya.  Ia menyampaikan kehendak-Nya melalu nabi Yeremia, bahwa Ia akan membuat suatu perjanjian yang baru (Yer. 31:31).  Apakah Perjanjian Baru itu? ialah Perjanjian Kasih Karunia yang dimeteraikan dengan darah Yesus Kristus.  Kita semua yang hidup sekarang ini ada di bawah hukum Perjanjian Baru yang dibuat Allah, yakni hukum kasih karunia, oleh pengorbanan Yesus Kristus di atas salib.  Mari kita bersyukur atas inisiatif dan anugerah Allah.  Pelanggaran dan dosa kita dihapuskan-Nya dan kita diberikan anugerah hidup baru dan keselamatan di dalam Dia.

Leave a Reply