Pelajaran Dari Hachi

billyhachikoSeluruh isi Alkitab berbicara tentang kasih dan kesetiaan Tuhan kepada manusia ciptaan-Nya.  Meskipun berulang kali manusia jatuh ke dalam dosa, melakukan pelanggaran, bahkan menjauhi Tuhan, namun kasih dan kesetiaan Tuhan tidak pernah surut dan lenyap, tetapi justru malah dikatakan bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berkesudahan. Mazmur 89:2 berkata: “Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.”  Dan oleh kasih setia-Nya juga, maka Allah sendiri datang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya dari penghukuman dan kebinasaan kekal.
Suatu kali, oleh kemurahan Tuhan, saya berangkat ke Jepang bersama rombongan untuk melakukan studi banding disana. Kami berkunjung ke beberapa tempat seperti Tokyo, Nagoya, Gifu dan lain-lain, juga memperoleh kesempatan bertemu dan berbincang dengan pihak kementerian perindustrian dan perdagangan Jepang.  Selain melihat dan mempelajari proses dying dan finishing tekstil di beberapa pabrik, kami juga berkesempatan untuk jalan-jalan walaupun tidak terlalu banyak waktu untuk hal itu.
Salah satu teman, yaitu abang PA (Pendalaman Alkitab) saya dulu di kampus, bekerja di salah satu kota di Jepang  dan mengajak untuk bertemu.  Pertemuan pertama terjadi di dekat East 21, dan saya diajak makan makanan yang asing bagi lidah saya, maklum lidah indonesia senang dengan makanan yang matang dan banyak bumbu.  Sedangkan di Jepang banyak makanan yang setengah matang bahkan mentah, selain itu memang cara pengolahannya berbeda sebab perbedaan budaya dan tradisi dalam kuliner.
Pertemuan kedua, disepakati di sebuah tempat di distrik Shibuya.  Tempat yang termasuk padat dan ramai dikunjungi orang dan dipenuhi juga oleh banyak kalangan muda Tokyo yang sekedar nongkrong dan menunjukkan jati diri serta komunitas mereka.  Kami bertemu di “makudona” atau McDonald, karena begitulah orang Jepang menyebut nama restoran ini.  Setelah bertemu, kami pergi ke stasiun kereta dan hendak menuju ke Yokohama.  Namun, saat sedang berjalan kaki, abang PA saya berhenti dan mengajak untuk berfoto di sebuah patung berbentuk anjing.  Rupanya, inilah patung anjing yang terkenal bernama Hachi, yang bahkan difilmkan oleh Hollywood.
Hachi adalah seekor anjing yang setia menantikan kedatangan tuannya di stasiun kereta Shibuya, pada saat pulang kerja sore hari. Setiap pagi, Hachi akan mengantarkan tuannya ke stasiun dan menjemputnya pada sore hari.  Demikianlah kebiasaannya bertahun-tahun. Namun suatu hari, tuannya meninggal saat berada di tempat kerjanya dan sudah pasti tidak akan muncul lagi pada sore harinya.  Hachi yang tidak tahu bahwa tuannya sudah mati, terus saja menunggu setiap sore dan bahkan pada akhirnya ia tinggal di dekat stasiun untuk menunggu kedatangan tuannya.  Sampai akhirnya, Hachi, anjing yang setia itu mati di stasiun karena cuaca dingin dan kekurangan makan.
Cerita Hachi sangat menginspirasi kita dalam hal kesetiaan kepada Tuhan.  Beberapa ayat Alkitab menyuruh kita belajar dari beberapa binatang tentang sifat mereka, seperti semut yang rajin, kuda, keledai, dan beberapa binatang lain. Bahkan Alkitab juga menyebutkan tentang anjing yang makan remah-remah dari meja tuannya (perkataan dari seorang wanita yang percaya kepada Yesus dalam Matius 15:27) yang mana ini juga mengandung arti tentang kesetiaan, penundukkan diri dan kerendahan hati dari si anjing terhadap tuannya.
Kesetiaan merupakan hal yang langka.  Amsal menyebut bahwa banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia siapakah menemukannya? (Amsal 20:6).  Jadi orang yang baik hati ternyata belum tentu setia.  Kesetiaan merupakan suatu sifat yang harus kita miliki terutama kepada Tuhan dalam hal mentaati kehendak firman-Nya serta iman percaya kepada-Nya.
reflecting-Gods-faithfulness-artiSecara praktis dalam kehidupan kita, kesetiaan itu harus diwujudnyatakan dalam kehidupan pernikahan, setia kepada pasangan dan bukan hanya setia tapi juga selalu mengasihi.  Setia dalam keadaan apapun sebagaimana janji pernikahan.  Kesetiaan juga dapat diwujudkan dalam membimbing anak-anak di rumah, menghadapi orangtua, menghadapi rutinitas rumah tangga setiap hari, setia dalam mengasihi dan melayani sesama, karena apa yang kita lakukan terhadap sesama juga merupakan perlakuan dan pelayanan kepada Allah.
Di bagian akhir dari Alkitab, disebutkan bahwa Tuhan mencari orang-orang yang setia.  Lawan dari setia adalah seleweng atau khianat, suatu tindakan yang menolak menuruti perintah atau tindakan tidak mengakui akan status hubungan antara dua pihak dan bahkan berbalik menjadi musuh, itulah makna seleweng atau khianat.
Dalam Wahyu, Tuhan Yesus berfirman : “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Jikalau Tuhan begitu setia kepada kita, masakan kita tidak mau setia kepada Tuhan?  Marilah kita setia selalu kepada Tuhan Yesus. Jangan hanya anjing yang bisa setia pada tuannya, kita sebagai manusia, ciptaan yang lebih mulia dari anjing, harusnya malu apabila kita tidak setia sungguh-sungguh kepada Tuan Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Setia, setia, dan setialah! Amin.
Faithfulness_bulletin-week-1_Gods-faithfulness-to-us
 

Leave a Reply