Kebajikan Dan Kemurahan Tuhan

 
psalm23
Nats Firman Tuhan:
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHANsepanjang masa. (Mazmur 23:6)
Ayat 6 merupakan bagian akhir dari Mazmur pasal 23 yang terkenal keindahannya.  Pemazmur Daud mengalami secara pribadi bagaimana baiknya TUHAN sebagai Gembala terhadap dirinya.  Daud pun dulunya adalah seorang gembala di masa mudanya dan ia seringkali harus berhadapan dengan binatang buas untuk menjaga dan membela kawanan dombanya.  Daud merasakan betapa dirinya seperti seekor domba yang dijaga oleh seorang gembala yang baik yakni TUHAN sendiri. Ayat ini tidak hanya berlaku bagi Daud namun berlaku bagi kita semua segenap “kawanan domba” dari Gembala Agung.
Dalam Yohanes 10:11, Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai gembala yang baik. “Akulah gembala yang baik”, kata Tuhan Yesus, dan pernyataan ini menjadikan semakin jelas bahwa Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah yang digambarkan sebagai gembala dalam Perjanjian Lama, baik di Mazmur maupun kitab nabi Yesaya.
Ayat 6 mengungkapkan suatu kekhususan tindakan Tuhan sebagai gembala yang baik dan maksud dari tindakan itu.
Apakah tindakan Tuhan terhadap kawanan dombanya? Ialah memberikan kebajikan dan kemurahan belaka sepanjang umur hidup mereka.
Dari ayat 6 kita dapat mengerti bahwa:
1. Tindakan Allah semata-mata merupakan kebajikan dan kemurahan bagi umatNya.
Segenap perjalanan hidup manusia nampaknya mengalami keadaan “naik” dan “turun”, ada saat “baik” ada pula saat dimana nampaknya “tidak baik”.  Konsep dan definisi kita terhadap “kebajikan dan kemurahan Tuhan” umumnya hanya berkaitan dengan perkara-perkara yang baik, keadaan diberkati, keadaan sejahtera, aman dan sentosa. Memang benar tapi tidak sepenuhnya demikian, sebab dalam dunia yang penuh dosa ini, manusia harus mengalami suatu proses dalam hidupnya.  Proses itu merupakan pemurnian keadaan hati, perubahan pemikiran dan karakter, serta merupakan ujian kesetiaan dan ketaatan.
Itu sebabnya ada masa-masa dalam kehidupan ini yang membuat kita tidak mengerti, membuat kita bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi, mengapa Tuhan mengijinkan ini dalam hidup saya, meskipun kita berada dalam koridor ketaatan dan penundukan diri terhadap firman-Nya.
Yusuf adalah salah satu contoh pribadi yang mengalami “keadaan pergumulan dan masalah”. Di usianya yang ke-17, ia dibuang ke sumur lalu dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri.  Yusuf hidup jauh dari ayah dan ibu yang sangat dikasihinya dan yang sangat mengasihinya juga. Yusuf mengalami fitnahan di Mesir dan mengalami keadaan dipenjara meskipun tidak bersalah.  Namun dalam semua proses kehidupannya itu, Yusuf tetap setia kepada Tuhan. Dan pada akhirnya, ia diangkat sebagai penguasa Mesir oleh sebab hikmat yang dimilikinya dari Allah. Proses pergumulan Yusuf selama 13 tahun, nampak sebagai sesuatu yang tidak baik namun ternyata itu merupakan “proses hidup” dan di dalam proses itu sungguh ada kebajikan dan kemurahan Tuhan.  Jadi, dalam proses hidup yang nampak tidak sesuai harapan, ternyata proses itu merupakan kebajikan dan kemurahan belaka.
Adakah kita mengeluh karena keadaan sulit dan mempertanyakan maksud Tuhan?
Roma 8:28 berkata bahwa Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Belajarlah dari ketekunan Ayub, yang dengan tekun menerima dan menjalani proses ujian penderitaan dalam hidupnya dan sebagai akhir dari masa proses itu, akhirnya Ayub merasakan bahwa sungguh Tuhan itu baik sepanjang waktu. “God is good all the time!”
2. Tujuan kebajikan dan kemurahan belaka dari Tuhan adalah agar kita diam dalam rumahNya sepanjang masa
Ada maksud dari tindakan Allah dalam kehidupan kita.  Kita mengerti sekarang bahwa semua tindakan Tuhan adalah kebajikan dan kemurahan belaka, dan tujuan dari itu semua adalah agar kita diam dalam rumah Tuhan selama-lamanya.
Maksud dari diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa bukan berarti kita terus menerus ada di tempat ibadah secara fisik, bukan juga soal kwantitas waktu pelayanan, dan bukan soal ritual agama lahiriah, tetapi yang dimaksud adalah persekutuan  kita secara pribadi dengan Allah, kehidupan yang senantiasa beribadah kepada Tuhan (lihat Roma 12:1 tentang arti ibadah sejati), dan berkumpulnya kita bersama Tuhan Yesus dalam kerajaan-Nya yaitu Sorga Mulia.
Inilah maksud mulia dari Allah bagi kita yaitu agar kita dekat dengan Dia senantiasa. Hanya bersama Dia kita mengalami kesukaan sejati.
Lihatlah, Allah menjadikan segala sesuatu sungguh teramat baik.
Haleluya. God bless you !
(BT)

Leave a Reply